Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Revolusi Biru Dalam Upaya Insan Berbagi Sumber Daya Hayati

Revolusi Biru Dalam Upaya Manusia Mengembangkan Sumber Daya Hayati


Peningkatan produksi pangan dengan revolusi hijau sudah sanggup mengimbangi pertambahan penduduk di negara berkembang, menyerupai di Indonesia. Namun, tanah pertanian tidak akan semakin luas, justru mungkin makin sempit alasannya yaitu terdesak oleh kebutuhan insan yang lain, menyerupai untuk permukiman atau perumahan, jalan, dan industri.

Sebagian besar wilayah Indonesia yaitu lautan yang mengandung sumber daya alam yang belum banyak dikelola. Untuk mengimbangi jumlah penduduk yang makin meningkat, perlu dikelola sumber daya bahari yang disebut dengan revolusi biru (blue revolution). Jadi, revolusi biru yaitu pengembangan teknologi memanfaatkan sumber daya bahari untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, terutama dalam pemenuhan kebutuhan pangan. Sumber daya bahari terdiri atas sumber daya hayati dan sumber daya nonhayati.



Sumber Daya Hayati laut

Sumber daya hayati bahari terdiri atas flora dan hewan. Tumbuhan bahari terdiri dan banyak sekali ganggang atau yang disebut orang dengan rumput laut. Manfaat ganggang bagi manusia, antara lain ganggang merah (Rhodophyta) sebagai materi agar-agar serta ganggang cokelat (Phaeophyta) yang menghasilkan asarn alginat untuk kosmetik, pasta gigi, tekstil, dan plastik. melaluiataubersamaini melihat manfaat ganggang yang sangat besar maka insan berusaha membudidayakannya.

Hewan bahari juga ialah sumber daya hayati yang potensial alasannya yaitu mengandung protein sehingga perlu dikelola dengan baik. Di antara binatang bahari yang bermanfaa yaitu ikan, udang, kepiting, kerang, dan uhur-ubur. Daerah utarna penghasil udang dan ikan yaitu tempat pantai di Sumatra Utara, Selat Bali, dan Laut Banda yang diperkirakan mempunyai kekayaan ikan tuna dan cakalang terbesar di Asia Pasifik. Kerang mutiara menghasilkan mutiara sebagai suplemen yang mahal harganya dan dikonsumsi dagingnya ebagai sumber protein, bahkan cangkangnya sanggup dimanfaatkan untuk banyak sekali hiasan. Penangkapan ikan dalam sistem rumpon dengan membuat semacam tempat pinjaman ikan sehingga akan berkembang biak di sekitar tempat itu.

Pengelolaan bahari mencakup daerah garis pantai dairdaerah bahari lepas. Pengelolaan daerah garis pantai mencakup pinjaman dan pengaturan terhadap telur penyu supaya tidak punah serta pinjaman hutan bakau yang bertujuan supaya tidak terjadi pengikisan dan menjaga ekosistem pantai. Pengelolaan daerah bahari lepas mencakup penjagaan bahari dan pencemaran yang ditimbulkan oleh pengeboran minyak lepas pantai dan membuangan Iimbah dan kapal. Penting juga adanya pengawasan terhadap pengambilan satwa laut, menyerupai anjing laut, hiu, dan paus supaya tidak punah serta menjaga keseimbangan ekosistem laut.

Sumber Daya Nonhayati Laut

Sumber daya nonhayati bahari terdiri atas air laut, nodul di dasar laut, energi gerah, energy angin, serta arus dan gelombang laut. Air bahari juga ialah sumber NaCI untuk kepentingan insan sehari-hari yang disebut dengan garam dapur.

Nodul di dasar bahari yaitu endapan iogam, menyerupai Mn, Zn, Fe, Cu, dan Ni yang ialah materi baku untuk industri. Enexgi gerah dan matahari yang dimanfaatkan sebagai pembangkit tenaga listrik disebut dengan Ocean Thermal Energy Concervation (OTEC).

Angin pantai yang cukup kencang sanggup untuk kincir angin sebagai pembangkit tenaga listrik. Sampai sekarang, sumber daya arus dan gelombang bahari masih kurang dimanfaatkan oleh negara-negara di dunia in kecuali Jepang yang sudah memanfaatkannya sebagai sumber energi listrik.
Sumber Pustaka: Yudhistira

Post a Comment for "Revolusi Biru Dalam Upaya Insan Berbagi Sumber Daya Hayati"