Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Rumusan Demokrasi Pancasila

Rumusan Demokrasi Pancasila


Demokrasi Pancasila sudah menjadi pemahaman sebagai sistem politik di Indonesia. Namun demikian, rumusan demokrasi Pancasila itu sendiri, sampai sekarang, masih sering diperdebatkan oleh banyak sekali kalangan. Oleh sebab itu, kita perlu menyimak banyak sekali rumusan terkena demokrasi Pancasila.

Seminar Angkatan Darat II (Agustus 1966)


  • Bidang politik dan konstitusional


  1. Demokrasi Pancasila, sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar 1945. berarti menegakkan kembali asas-asas negara hukum, yang mengakibatkan kepastian aturan dirasakan oleh segenap masyarakat negara. Hak-hak asasi manusia, baik dalam aspek kolektif maupun perseorangan, dijainin. Penyalahgunaan kekuasaan sanggup dihindarkan secara institusional.
  2. Sosialisme Indonesia. berarti masyarakat yang adil dan makmur.
  3. Elan revolusioner untuk menuntaskan revolusi yang cukup berpengaruh untuk mendorong Indonesia ke arah kemajuan sosial dan ekonomi sesuai dengan tuntutan-tuntutan kala ke-20.



  • Bidang Ekonomi

Demokrasi ekonomi sesuai dengan asas-asas yang menjiwai ketentuan-ketentuan terkena ekonomi dalam Undang-Undang Dasar 1945, pada hakikatnya berarti kehidupan yang layak bagi tiruana masyarakat negara, antara lain mencakup beberapa aspek:

  1. Pengawasan oleh rakyat terhadap penerapan kekayaan dan keuangan negara dan koperasi.
  2. Pengakuan atas hak inilik perorangan dan kepastian aturan dalam penerapannya.
  3. Peranan pemerintah yang bersifat pembina, penunjuk jalan, serta pelindung.


Musyawarah Nasional III Persahi: The Rule of Law (Desember 1966)


Asas negara aturan Pancasila mengandung prinsip-prinsip sebagai diberikut:

  1. Pengakuan dan tunjangan hak asasi insan yang mengandung persamaan dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, dan pendidikan.
  2. Peradilan yang bebas dan tidak meinihak, tidak terpengaruh oleh sesuatu kekuasaan/kekuatan apa pun.
  3. Jaminan kepastian aturan dalam tiruana persoalan, yang berarti bahwa ketcntuan hukumnya sanggup dipahaini, sanggup dilaksanakan, dan kondusif dalam melaksanakannya.


Simposiuin Hak-hak Asasi Manusia iuni 1967)


Apa pun predikat yang akan didiberikan kepada demokrasi kita, demokrasi itu haruslah demokrasi yang bertanggung jawaban. Artinya bahwa demokrasi tersebut dijiwai oleh rasa tanggung balasan terhadap Tuhan dan sesama kita.

Stabilitas politik, sebagaimana dimaksud saat timbulnya gagasan penyederhanaan partai politik secara formal, sudah tercapai dan terjamin setelah kembali kepada Undang-Undang Dasar 1945, yang tetapkan bahwa presiden memperoleh peluang untuk bekerja selama lima tahun setelah ia dipilih. Demokrasi Pancasila, dalam arti demokrasi yang bentuk-bentuk penerapannya sesuai dengan kenyataan-kenyataan dan keinginan yang terdapat dalam masyarakat kita, setelah sebagai akhir rezim Nasakom sangat menderita dan menjad? kabur, lebih memerlukan training daripada pembatasan sehingga menjadi suatu “political culture” yang penuh vitalitas. Berhubungan dengan keharusan kita di tahun-tahun yang akan hadir untuk memperkembangkan pertumbuhan ekonomi secara cepat, maka disamping pemerintah yang berpengaruh dan berwibawa, diharapkan juga secara mutlak pembebasan dinamika yang terdapat dalam masyarakat dan kekuatan-kekuatan yang mendukung Pancasila. Oleh sebab itu, kita memerlukan kebebasan politik yang sebesar mungkin.

Persoalan HAM insan dalam kehidupan kepartaian pada tahun-tahun yang akan hadir hams ditinjau dalam rangka keharusan kita untuk mencapai keseimbangan yang masuk akal di antara tiga hal, ialah adanya pemerintah yang memiliki cukup kekuasaan dan kewibawaan, adanya kebebasan yang sebesar-besarnya, aperlunya membina suatu “rapidly expanding economy” (pengembangan ekonomi secara cepat).

melaluiataubersamaini demikian, kita perlu melaksanakan perjuangan secara terus-menerus untuk merumuskan Pancasila biar lebih jelas dan lebih mantap sebagai landasan demokrasi di Indonesia.
Sumber Pustaka: Gguaca Exact

Post a Comment for "Rumusan Demokrasi Pancasila"