Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sejarah Sebagai Peristiwa, Kisah, Ilmu Dan Seni Beserta Contohnya

Sejarah Sebagai Peristiwa, Kisah, Ilmu Dan Seni Beserta misalnya



Berikut ini ialah fungsi sejarah yang sanggup kita definisikan sebagai suatu peristiwa, kisah, ilmu dan seni

Sejarah sebagai Peristiwa


Sejarah selalu berkaitan dengan kenyataan, yaitu berupa insiden yang benar-benar terjadi pada masa lampau. Sejarah sebagai insiden masa lampau selalu menarikdanunik minat para sejarawan untuk mempelajari, mereview, dan menulisnya. Sejarah sebagai insiden sanggup dijadikan fatwa untuk memilih langkah-langkah ke depan. Selain itu, sejarah sebagai insiden juga bersifat unik dan awet. Keunikan dan keawetannya itu mengakibatkan semenjak lampau sampai sekarang, orang selalu tertarik untuk mempelajari, mereview, dan menulisnya.


  • Sejarah sebagai insiden bersifat unik
Sebagai teladan untuk pertama kalinya pada tahun 1955 bangsa Indonesia mengadakan pemilihan umum (pemilu). Pemilu diberikutnya dilaksanakan pada tahun 1971, 1982, 1987, 1992, 1997, 1999, dan 2004. Antara pemilu yang satu dengan yang lain tidak sama dalam situasi, penerima pemilu, maupun kondisi ketika pemilu berlangsung.
  • Sejarah Sebagai insiden bersifat pribadi
Sejarah sebagai insiden bersifat awet, artinya insiden atau sejarah, tidak akan berubah-ubah dan untuk dikenang sepanjang masa. Sebagai teladan insiden Prokiamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Peristiwa itu bersifat awet. Sampai kapan pun, insiden Proklamasi Kemerdekaan Indonesia itu tidak akan mengalaini perubahan. Peristiwa itu akan tetap dikenang, dan generasi ke generasi.

Sejarah sebagal Kisah


Sejarah sebagai dongeng ialah hasir karya para sejarawan (hitorium-historicus) yang mengungkapkan kembali insiden masa lampau menjadi dongeng sejarah.

Bagaimana para sejarawan itu sanggup mengetahui dan menggambarkan peristiwa-peristiwa yang benar-benar terjadi di masa lampau? Peristiwa-peristiwa masa lampau meninggalkan jejak-jejak berupa artefak, fosil, prasasti, dokumen, dan bangunan. Berdasarkan jejak-jejak itulah sejarawan sanggup menuliskan atau menyusun kisahnya. Proses itu sanggup kita bandingkan dengan kehidupan kita sehari-hari.

Sebagai contoh, beberapa orang polisi sedang mengadakan penyelidikan di sebuah rumah yang gres dirampok semalam. Perampoknya tentu saja sudah melarikan diri Namun, di daerah insiden itu polisi sanggup menemukan jejak kaki atau sidik jari si perampok. Dan jejak kaki dan sidik jari itu polisi berusaha mengungkapkan dan menangkap pelakunya. Begitu pula proses penyusunan sejarah sebagai kisah. Para mahir sanggup menyimpulkannya berdasarkan jejak-jejak yang ditinggalkan oleh sejarah sebagai peristiwa. melaluiataubersamaini kata lain, jejak-jejak sejarah sebagai insiden menjadi sumber untuk menyusun dongeng sejarah.

Sejarah sebagai Ilmu


Sejarah sebagai ilmu, termasuk ilmu-ilmu empiris. Empiris berasal dan bahasa Yunani empeiria; artinya pengetahuan yang bersifat sistematis, dan metodis. Pengetahuan yang bersifat sistematis dan metodis spesialuntuk sanggup diperoleh melalui pengalaman. Setiap ilmu, niscaya diperoleh pertama-tama melalui pengamatan (observasi) atau dengan melalui percobaan (eksperimen). Penga laman yang diperoleh melalui pengamatan kemudian diproses. Dan hasil proses itu diperoleh pengetahuan yang tersusun sebagai suatu konsep. Konsep terkena pengetahuan tertentu itulah yang disebut ilmu. Begitu pula dengan sejarah sebagai ilmu yang sangat tergantung pada pengalaman manusia. Pengalaman itu terekam dalam banyak sekali dokumen. Dokumen-dokumen itulah yang diteliti untuk menemukanfakta. Fakta-fakta itu kemudian diinterpretasi dan diteliti secara bersungguh-sungguh dengan memakai metode pengkajian iliniah (metode sejarah), sehingga kemudian menghasilkan dongeng sejarah.

Sejarah sebagai ilmu mempunyai persamaan dan perbedaan fundamental dengan ilmu-ilmu lain contohnya ilmu alam menyerupai fisika. Sejarab dengan ilmu alam sama-sama berdasar pengalaman dan pengamatan. Namun, antara sejarah dengan ilmu alam mempunyai beberapa perbedaan. Dalam ilmu alam sanggup dilakukan percobaan berulang kali, sedangkan sejarah tidak sanggup mengulangi percobaan. Perbedaan lainnya ialah fakta sejarah sebagai fakta manusia, sedangkan dalam ilmu-ilmu alam faktanya ialah fakta alam. melaluiataubersamaini deinikian, perbedaan antara sejarah dengan ilmu-ilmu alam tidak terletak pada
cara kerjanya tetapi pada objeknya. Ilmu-ilmu alam yang mengamati benda-benda, tidak sama dengan sejarah yang mengamati manusia. Benda-benda yang diamati ilmu-ilmu alam berupa benda mati, sedangkan insan yang diamati sejarah ialah hidup. Benda-benda mati tidak berpikir, sedangkan insan itu berpikir dan mempunyai kesadaran. Itulah sebabnya ilmu-ilmu alam menghasilkan hukum-hukum alam yang niscaya dan berlaku umum, sedangkan sejarah tidak. Rumus 2 x 2 sama dengan 4, atau 2 +2 sama dengan 4, tidak berlaku dalam ilmu sejarah. Meskipun materi yang ditulisnya sama dengan rnenggunakan sumber-sumber yang sama pula, dua orang sejarawan akan menuliskan dua dongeng sejarah yang tidak sama.

Perbedaan itu terjadi lantaran penafsiran dan kesimpulan yang tidak sama. Bukan data dan sumber yang diguna-kannya itu yang tidak sama. Sejarah sebagai ilmu, mempunyai beberapa kriteria di antaranya sejarah mempunyai objek, sejarah mempunyai teori, dan sejarah mempunyai metode.
  • Sejarah mempunyai objek
Telah disingung di atas, bahwa insan menjadi objek pengamatan ilmu sejarah. Hal itu berarti sejarah sama dengan ilmu lainnya, contohnya antropologi yang juga mengamati manusia. Perbedaan objek pengamatan sejarah bukan spesialuntuk insan tetapi juga waktu. Objek waktu tidak dimiliki ilmu-ilmu lain secara khusus. Oleh lantaran itu, “pertanyaan kapan” suatu insiden terjadi, selalu menjadi bahasan utama dalam ilmu sejarah.
  • Sejarah mempunyai teori
Sepertj halnya dengan ilmu-jlmu lainnya, sejarah sebagai ilmu juga rnempunyaj teori. Teorj dalam iln-iu sejarah biasa disebut filsa fat sejarah kritis. Teori pada urnumnya meliputi satu kumpulan tentang kaidah pokok suatu ilmu. Dalam filsafat disebut epistemologj dan bahasa Yunanj episterne artinya pengetahua dan logos artinya ilmu.
  • Sejarah mempunyai metode
Dalam arti luas, rnetode ialah suatu cara untuk bertjndak berdasarkan aturan tertentu melaluiataubersamaini menggufla metode, kita sanggup melaksanakan suatu acara yang lebih terarah dan tertentu untuk mencapaj hasil yang lebih terbaik Kumpulan pengetahuai yang mempunyai metode, akan sanggup tersusun lebih teratur sehingga lebih praktis dipelajari Tanpa mengguna metode, suatu pengetahu tidak sanggup digo1ongka ke dalam ilmu. Demikian pula untuk penelitian suatu peristiwa, sejarah mempunyaj metode tersendiri, yaitu melalui pengamatan Jika ternyata suatu pernyataan tidak didukung oleh bukti-bukti sejarah, maka pernyatan itu harus ditolak Oleh lantaran itu, pernyataan yang dibentuk oleh sejarawan harus sangat berhatihati dan dihentikan terlalu berani. Sebagai contoh, selama ini banyak buku-buku sejarah, atau pernyataaflpernyata yang sebut bangsa Indonesia dijajah oleh Belanda selama 350 tahun. Pernyataan itu tidak sempurna lantaran kenyataannya memang tidak demikian.

Sejarah sebagai Seni


Pada taraf penelitian surnbersumber sejarah dilakukan secara ilmiah dan bersungguh.Sungg sehingga sejarah bersifat ilmiah. Namun, dalam taraf penulisan dan penyimpulaflnya sejarah bersifat seni lantaran menyangkut keindahan bahasa dan intuisi penulisnya. Oleh lantaran itu, tidaklah salah apabjia dikatakan bahwa sejarah sebagai ilmu dan juga sebagai seni. melaluiataubersamaini deinikian, seorang sejarawan mempunyai dua keahijan dalam dirinya, yaitu sebagam un-luau dan senjman Selajn itu, ada juga mahir yang menyorot sejarah sebagaj seni dengan menempatkaflnya pada cita rasa dan estetika seni dan sastra. Apabila kita melihat atau menikmati benda-benda bersejarah atau bangunan-bangunan bersejarah, kita akan terkagum-kagum akan keindahan atau keunikannya.
Sumber Pustaka: Yudhistira

Post a Comment for "Sejarah Sebagai Peristiwa, Kisah, Ilmu Dan Seni Beserta Contohnya"