Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Semangat Menentang Dominasi Asing, Pengorbanan, Tahan Derita Dan Kepahlawanan

Semangat Menentang Dominasi  Asing, Pengorbanan, Tahan Derita Dan Kepahlawanan



Nilai-nilai yang terkandung dalam semangat Angkatan 1945 sebagai perwujudan keikhlasannya sanggup kita simak diberikut ini.

Semangat menentang dominasi  absurd dalam segala bentuknya, terutama. penjajahan dan suatu bangsa terhadap bangsa lain


Menentang dominasi  absurd dalam bentuk penjajahan dan suatu bangsa ialah salah satu prinsip yang termuat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Selain didominasi  dalam bentuk tersebut, masih tendapat bentuk-bentuk lain seperti: dominiasi ekonomi, ideologi, keterampilan managerial, kebudayaan, dan sebagainya. Terhadap dominasi  absurd di bidang politik (penjajahan). Angkatan ‘45 sudahberhasil menyingkirkannya dengan usaha bersenjata. Oleh alasannya ialah itu, terhadap dominasi  dalam bentuk lainnya dibutuhkan upaya akal yang tepat dan luhur.



Kekuatan modal absurd misalnya, hams dipergunakandengan bijaksana disertai keterampilan tinggi generasi menhadir. Hakikat dan semangat menentang dominasi  absurd sanggup pula diterapkan terhadap penjajahan ideologi menyerupai paham komunisme, atheisme, dan sekularisme. Deinikianjuga terhadap imperialisme kebudayaan menyerupai pergaulan bebas dan penerapan narkotika, sudah barang tentu cara menentang jenis-jenis imperialisme tersebut harus dilakukan dengan sepenuh hati.

Semangat pengorbanan menyerupai pengorbanan harta benda dan jiwa raga



Tidak perlu diragukan lagi bahwa selama usaha fisik, tiruana lapisan masyarakat meiniliki semangat pengorbanan yang tinggi. Petani menyumbangkan hasil sawah Iadangnya untuk kepentingan perjuangan. Karyawan, buruh, dan pegawai negeri bersedia untuk tidak bekerja pada musuh. Harta benda direlakan deini kemerdekaan. Pejuang-pejuang bersenjata di mana pun berada tidak khawatir akan belum sempurnanya makanan dan perbekalan.

Jika sudah menjadi suratan takdir, tubuh sanggup menjadi cacat bahkan jikalau memang sudah waktunya, jiwa raga pun dikorbankan. Pendek kata deini usaha kemerdekaan, setiap wargguagara bersedia mempersembahkan apa saja yang ada padanya untuk nusa dan bangsa, serta menanggung tiruana konsekuensi dan dukungannya terhadap impian kemerdekaan.

Semangat tahan derita dan tahan uji


Sebagai jawaban dan kelanjutan dan semangat pengorbanan, sanggup dipahaini bahwa pengorbanan memerlukan ketahanan fisik dan mental. Berapa banyak masyarakat masyarakat yang harus rneninggalkan rumah dan keluarganya alasannya ialah rumah sudah hancur atau dibuinihanguskan. Mereka hams terpisah dan keluarga yang dicintai alasannya ialah berjuang atau alasannya ialah mengungsi untuk menjauhi tempat-tempat yang dikuasai olehmusuh. Dàlam jangka waktu cukup usang karyawan, buruh, atau pegawai negeri tidak mendapatkan penghasilan atau upah. Selama tempat RI diblokade, barangb arang kebutuhan pokok susah didapat. Di lain pihak, di daerah-daerah pendudukan, musuh dan pengkhianat bangsa bergelimang dengan barang-barang mewah. Kaum Republik dan pendukung kemerdekaan di tempat pendudukan tetap tidak goyah imannya dan tidak tergoda. melaluiataubersamaini segata belum sempurnanya secara materiil dan penderitaan batin mereka tetap tahan uji. Secara singkat, baik di tempat kekuasaan Republik maupun di tempat pendudukan musuh, rakyat dan para pejuang menunjukkan bahwa bangsa Indonesia mernpunyai ketahanan nasional yang tinggi.

Semangat Kepahlawanan


Sebenarnya tidak ada seorang pun yang ingin jadi pahlawan, tetapi pahiawan ialah produk dan suatu revolusi dan perjuangan. Pahlawan tidak diciptakan, tetapi lahir dengan sendirinya, atau jawaban dan ratifikasi masyarakat atas prestasidan jasa-jasanya yang luar biasa. Namun, setiap orang antara tahun 1945-1950 bersedia membenkan jasa-jasa dan tenaganya secara luar biasa tanpa ingin disebut atau disanjung-sanjung sebagai pahlawan. Bangsa itu sendirilah yang menghargai dan mengangkat pahlawan-pahlawannya. Dalam béntrokan fisik dan pertempuran di Surabaya, Ambarawa, Bandung, dantempat-tempat di seluruh Indonesia, banyak pejuang yang bersedia berjibaku mengorbankan jiwa dan raganya. Bahkan, ada usaha yang rela melaksanakan puputan, yaitu berjuang hingga titik darah penghabisan. Tindakan ini menyerupai yang dilakukan oleh Kolohel Ngurah Rai beserta seluruh anak buahnya di Pulau Bali. Singkatnya, semangat kepahlawanan angkatan ‘45 tidak akan padam, selama Indonesia merdëka.

Post a Comment for "Semangat Menentang Dominasi Asing, Pengorbanan, Tahan Derita Dan Kepahlawanan"