Teori Utama Referensi Perubahan Sosial Budaya
Teori Utama Pola Perubahan Sosial Budaya
Teori Utama Pola Perubahan Sosial Budaya Menurut Lauer, terdapat dua teori utama poa perubahan sosial budaya, yaitu teori sikius dan teori perkembangan.
Teori Sikius
Teori sikius melihat perubahan sebagai sesuatu yang berulang-ulang. Apa yang terjadi kini pada dasarnya mempunyai kesamaan atau kemiripan dengan apa yang terjadi sebelumnya. Di dalam contoh perubahan ini tidak nampak batas-batas antara contoh hidup primitif, tradisional, dan modern.
Para penganut teori sikius juga melihat adanya sejumlah tahap yang harus dilalui oleh masyarakat. Namun, mereka berpandangan bahwa proses peralihan masyarakat bukanlah berakhir pada tahap “akhir” yang tepat melainkan berputar kembali ke tahap awal untuk peralihan selanjutnya. Oswald Spengler (i88o — 1936), spesialis filsafat Jerman, berpandangan bahwa setiap peradaban besar mengalami proses kelahiran, pertumbuhan, dan keruntuhan. Proses perputaran itu memakan waktu sekitar seribu tahun. Pitirim Sorokin, spesialis sosiologi Rusia yang melarikan din ke Amerika sehabis meletusnya revolusi, berpandangan bahwa tiruana peradaban besar berada dalam sikius tiga sistem kebudayaan yang berputar tanpa akhir. Ketiga sistem kebudayaan tersebut yaitu sebagai diberikut.
- Kebudayaan ideasional (ideational cultural)
Kebudayaan ini didasari oleh nilai-nilai dan keyakinan terhadap unsur adikodrati (supernatural).
- Kebudayaan idealistis (idealistic cultural)
Kebudayaan ini meliputi keyakinan terhadap unsur adikodrati dan rasionalitas menurut fakta saling bergabung dalam membuat masyarakat yang ideal.
- Kebudayaan sensasi (sensational cultural)
Dalam kebudayaan in sensasi ialah tolok ukur dan kenyataan dan tujuan hidup.
Sorokin menilai bahwa peradaban barat modern ialah peradaban yang ringkih dan tidak usang lagi akan runtuh dan selanjutnya akan bermetamorfosis kebudavaan ideasional yang baru. Arnold Toynbee (1889 - 1975), seorang sejarawan Inggris, juga menilai bahwa peradaban besar berada dalam sikius kelahiran, pertumbuhan, keruntuhan, dan kematian.
Teori Perkembangan
Penganut teori ini percaya bahwa perubahan sanggup diarahkan ke suatu titik tujuan tertentu, menyerupai perubahan dan masvarakat tradisional ke masyarakat modern yang kompleks. Masvarakat tradisional memakai peralatan yang terbuat dan materi seadanya melalui proses pembuatan secara manual. menyerupai alat-alat pertanian ataupun alat-alat rumah tangga. Teknologi ini kemudian berkembang menjadi teknologi canggih yang pada pada dasarnya bertujuan mempergampang pekerjaan manusia.
Teori ini dikenal dengan teori perkembangan atau linier. Teori perkembangan dibagi menjadi dua, yaitu teori evolusi dan teori revolusi. Penganut teori evolusi berpandangan bahwa masyarakat secara sedikit demi sedikit berkembang dan primitif, tradisional, dan bersahaja menuju masyarakat modern yang kompleks dan maju. Herbert Spencer, seorang sosiolog dan Inggris. beropini bahwa setiap masyarakat berkembang melalui tahapan yang pasti. Sementara itu, Einile Durkheim menyampaikan bahwa masvarakat berkembang dan solidaritas mekanik ke solidaritas organik. Solidaritas mekanik ialah cara hidup rnasvarakat tradisional yang cenderung mengedepankan keseragaman sosial yang diikat oleh ilham bersama. Sedangkan, solidaritas organik menupakan cara hidup masyarakat lebih maju yang lebih berakar pada perbedaan daripada persamaan.
Masyarakat ini menunut Durkheim terbagi secara bermacam-macam dalam proses diferensiasi kerja. Di lain pihak, Max Weber melalui teori evolusinya benpandangan bahwa masyarakat berubah secara linier dan masyarakat yang diliputi ajaran gaib dan takhayul menuju masyarakat yang rasional. Penganut teori revolusi, menyerupai Karl Marx, berpandangan bahwa masyarakat berubah secara linier namun bersifat revolusioner. Marx lebih lanjut menyampaikan bahwa masyarakat feodal akan berubah secara revolusioner menjadi masyarakat kapitalis. Jadi, pada dasarnya suatu masyarakat akan berkembang ke arah tertentu.
Sumber Pustaka: ESIS
Post a Comment for "Teori Utama Referensi Perubahan Sosial Budaya"