Unsur-Unsur Estetis Karya Musik Nasional
Unsur-Unsur Estetis Karya Musik Nasional
Sebelum berbicara lebih jauh terkena unsur estetis dalam karya musik nasional, perlu dijelaskan pengertian seni pertunjukan nasional. Menurut Bakdi Soemanto munculnya istilah seni pertunjukan nasional sangat dekat kaitarinya dengan semangat zaman esprit de l’age yang marak pada awal kala XIX di Eropa yang dikenal’dengan romantisme. Salah satu ciri fatwa romantisme yakni kesadaran tinggi akan makna kehadiran diri, yakni individualisme.
Ada tersirat semacam pujian diri sebagai bangsa dengan banyak sekali konsep yang khas. Melalui pemahaman menyerupai itu, maka muncullah istilah seni pertunjukan nasional atau seni adiluhung yang konsep panggungnya prosenium, niyaga-nya (pengrawitnya) berada di depan pentas, tidak punya panggung, tetapi sekadar tariah yang dikelilingi penonton, alat-alat musik dan penabuhnya dapat dilihat oleh penonton, dan sistem pencahayaannya dengan lampu ininyak atau obor.
Kontak bangsa Indonesia dengan ke-budayaan Barat dan perkembangan masyarakat dan komunitas pedesaan (rural community) menjadi masyarakat kota (urban society) memungkinkan kesenian menjadi hiburan yang dapat dibeli dengan cara mengganti harga karcis. Melalui penyajiannya di gedung tertutup, wayang wong men jadi ekslusif.
Apabila dikaitkan dengan musik adiluhung (sophisticated), maka gamelan dapat dianggap sebagai musik nasional. Tolok ukur untuk meng-golongkan gamelan sebagai musik adiluhung yakni beberapa aspek, menyerupai musikologis, historis, estetis, ekonoinis, sosial, pendidikan, kesehatari, filosofis, magis, organologis, dan kepercayaan. Seperti sudah disampaikan sebelumnya bahwa gamelan yakni sebutari untuk alat musik yang memakai laras (nada) slendro dan pelog. Karawitari sendiri ialah terininologi atau asal kata gres yang muncul semenjak diseienggarakan kursus menabuh gamelan di Museum Radvo Pustaka Surakarta pada tahun 1920. Istilah karawitari sendiri di Kraton Surakarta mencakup beberapa aspek banyak sekali pengertian termasuk di dalamnya pedalangan (pakeliran) dan tari.
Sumber Pustaka: Yudhistira
Post a Comment for "Unsur-Unsur Estetis Karya Musik Nasional"