Berkarya Seni Musik Dalam Tradisi Nusantara
Berkarya Seni Musik
Tidak banyak kelompok seni musik tradisi yang sanggup menjadi legendaris. Untuk mengenal seni musik tradisi dibutuhkan wacana yang menyeluruh ihwal apresiasi atau asal-usul seni tradisi kawasan setempat semoga karya tersebut tidak lepas dan konteks sosial, budaya, dan sejarah. Ciri-ciri, bentuk, dan metode pembuatan serta penampilan karya seni tradisi perlu dipahami. Identifikasi nilai-nilai sosial mi penting sebagai suatu dasar penciptaan.
Di Jawa tengah misalnya, kita sanggup menyebut karawitan yang dipimpin Ki Narto Sabdo dengan hasil-hasil ciptaannya yang sarat dengan muatan filosofis, etis, dan estetik. Sampai dikala ini, lagu-lagu dolanan (permainan) yang digarap secara fokus masih sering diperdengarkan dan tidak pernah terjadi perperihalan dengan zaman.
Notasi Musik
Dalam ilham penciptaan sebuah karya seni musik seringkali terjadi suatu perdebatan terkena hal yang lebih lampau harus dibuat, notasi music atau penulisan syair lagu. Apabila menentukan notasi musik, tentu notasi musik yang akan muncul didesain semenjak awal sehingga menjadi sebuah gubahan yang menarikdanunik. Sebagai contoh, kelompok campursari yang menyesuaikan warna pentatonis dengan diatonis.
Secara teori, pertemuan antara tangga nada pentatonis dan diatonis tidak akan pernah sanggup bertemu atau terbatas pada lagu tertentu, tetapi dengan pembiasaan tersebut hal itu sanggup terjadi. ini dianggap sebagai suatu kreativitas atau pemaksaan tangga nada. Bagi indera pendengaran orang yang sudah bersahabat dengan tangga nada pentatonis, tentu ia akan merasa bahwa gamelan itu tidak terasa pas lagi. Akan tetapi, bagi indera pendengaran orang yang sudah terbiasa dengan tangga nada diatonis tentu komposisi musik tersebut terasa lebih enak.
Penulisan Syair Lagu
Dalam memahami sejarah dan sopan santun istiadat sosial budaya, kita perlu bersikap hati-hati. Hal mi dimaksudkan semoga makna yang terkandung dalam sebuah musik sanggup tertangkap dengan benar sehingga lagu yang ditulis sanggup sesuai dengan makna yang akan diungkapkan. Banyak kelemahan pada penulisan huruf-huruf dalam syair lagu sehingga sudah kehilangan arti yang sebenarnya. Pembahasan hasil karya dalam suatu kelompok dan mengadakan komunikasi lebih lampau dengan para budayawan setempat akan memRerkecil tingkat kesalahan. Dalam penulisan syair lagu daerah, kita memakai bahasa kawasan setempat dan harus mempertimbangkan isi lagu yang akan diciptakan semoga sanggup dibentuk dalam bentuk syair atau pantun.
Penyajian Karya
Apabila notasi simpulan dibuat, lalu syair juga sudah diubahsuaikan dengan notasi, maka sampailah kita pada bentuk penyajian. Aspek yang perlu diperhatikan ketika berposisi sebagai pelantun bunyi (vokalis), tentu harus mempertimbangkan perilaku badan, metode pernapasan, metode vokal, interpretasi, dan mbawaan. Sikap tubuh yang tegak ekspresif akan memperlancar pernapasan.
Teknik vokal perlu dikuasai dengan tes-tes yang intensif dan hal tersebut adalah modal dasar dalam nenampilan. Interpretasi menenai isi atau kandunuan svair lau akan membuat kemantapan pada penyajlan. Keberhasilan sebuah penyajian tidak terlepas dan seluruh proses penciptaan, mulai dan ilham dasar penciptaan, proses pengembangan karya setelah mengapresiasi sejarah, sosial, budaya, dan kemasyarakatan.
Sumber Pustaka: Yudhistira
Post a Comment for "Berkarya Seni Musik Dalam Tradisi Nusantara"