Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Definisi Kerukunan Intern Dan Antarumat Beragama

Kerukunan Intern Dan Kerukunan Antarumat Beragama


Dalam kehidupan umat beragama biasanya ditemukan adanya pedoman atau aliran keagamaan yang tidak sama. Perbedaan itu bukanlah pada problem pokok melainkan pada problem cabang-cabangnya saja. Namun, jikalau dibesar-besarkan hal mi akan sanggup menjadikan perpecahan di dalam masyarakat. Oleh alasannya itu, yang dibutuhkan ialah adanya obrolan intern umat beragama demi terpeliharanya ketertiban, kedamajan, dan kekhusyukan dalam pelaksanaan pedoman agama. Pembinaan terhadap umat beragama perlu dilakukan agar;
  1. kegiatan keagamaan tidak mengarah kepada pembentukan agama baru,
  2. pelaksanaan aktivitas keagamaan benar-benar diubahsuaikan dengan nilai-nilai ketuhanan Yang Maha Esa berdasarkan dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, dan
  3. mengembangkan kerukunan dan persatuan kesatuan dalam masyarakat.



Kerukunan Antarumat Beragama

Secara eksklusif masyarakat akan menentukan agama yang sesuai dengan keyakinannya. Mereka berusaha melakukan pedoman agamanya masing-masing dalam suasana yang tenteram dan tenang. Suasana hening dan tenteram ialah tuntunan hati nurani manusia. Makna toleransi bagi kehidupan antarumat beragama, yakni sebagai diberikut.
  1. Kejujuran dan kebemasukan jiwa para pemeluk agama terhadap pemeluk agama lain.
  2. Penghargaan dan penghormatan kepada orang lin dengan bunyi hati nurani.
  3. Penghargaan dan legalisasi bahwa orang lain memiliki hak asasi untuk memeluk agama berdasarkan kata hatinya yang jujur tanpa paksaan dan keleluasaan untuk menjalankan ibadah sesuai dengan pedoman agamanya.
Pelaksanaan toleransi antarumat beraama sanggup dilihat dalam kolaborasi membangun jembatan, memperbaiki tempat-tempat umum, atau memmenolong masyarakat yang terkena petaka banjir, atau tanah longsor. Mereka biasanya dengan segera dan cepat akan memmenolong tanpa membedakan agama dan kepercayaan masing-masing. Jadi, bentuk kolaborasi mi harus diwujudkan dalam kegiatan-kegiatan yang bersifat social kemasyarakatan dan tidak menyinggung kepercayaan agama masing-masing.
Sumber Pustraka: Yudhistira

Post a Comment for "Definisi Kerukunan Intern Dan Antarumat Beragama"