Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Investigasi Fenomena Budaya Dengan Memakai Metode Antropologi

Investigasi Fenomena Budaya melaluiataubersamaini Menggunakan Metode Antropologi


Tujuan para antropolog mengadakan penyelidikan suku bangsa pada umumnya ialah untuk meningkatkan kesejahteraan sukubangsa tersebut. Namun, tidak tidak mungkin apabila ada oknum antropolog gila yang berjiwa imperialistis mengadakan penyelidikan dengan tujuan untuk memenuhi tuntutanjiwanya, yaitu penjajahan. Antropologi semacam ini bisa digolongkan sebagai antropologi terapan.

Antropologi dalam melaksanakan penyelidikan fenomena kebudayaan memakai etnologi, yaitu citra atau lukisan terkena suku bangsa. Teknik mi disebut juga dengan metode etnografi. Ciri khas metode penelitian etnografi ialah memakai pen ga matan terlibat Xobservasi partisipasi) dan wawancara mendalam. Pengamatan terlibat menuntut peneliti untuk ikut membaur dengan objek penelitian sehingga mereka tidak merasa bahwa merka sedang diteliti. Antara peneliti dengan objek penelitiannya tidak terdapat perbedaan yang mencolok. Memang susah untuk menerapkan pengamatan terlibat secara murni, akan tetapi, setidak-tidaknya masyarakat yang sedang diteliti tidak merasa diinterogasilditeliti.

Ciri diberikutnya ialah penerapan wawancara, artinya wawancara dilakukan tidak formal dan tidak terstruktur. Peneliti spesialuntuk membutuhkan garis-garis besar pokok problem yang akan diteliti sebagai pedoman wawancara. Pada umumnya wawancara ibarat ini tidak ibarat layaknya orang yang sedang berwawancara. Melainkan ibarat orang yang sedang mengobrol.



Di sini dibutuhkan kejelian dan keterampilan si peneliti untuk mengarahkan pembicaraan pada hal-hal yang diinginkan. Pengamatan terlibat dan wawancara mendalam tersebut dilakukan untuk memperoleh data yang mendalam dan sebenarnya. Data ibarat ini susah diperoleh melalui wawancara biasa (wawancara berstruktur, survei), alasannya ialah ada hal-hal yang sengaja disembunyikan oleh responden (objek penelitian) pada ketika wawancara. Untuk mengungkap hal-hal yang tersembunyi itu dibutuhkan waktu yang cukup lama, yaitu hingga hilangnya kecurigaan dan objek yang diteliti. Kelemahan penelitianjenis ini terutama terletak pada penerapan waktu yang usang dan biaya yang relatif besar.

Langkah-Langkah Penelitian Etnografi

Pendekatan dalam penelitian etnografi, ibarat yang digambarkan di atas, dinamakan pendekatan kualitatif. Artinya, data yang dibutuhkan bersifat kualitatif, pendekatan mi mengutamakan kualitas data, bukan kuantitasnya (jumlahnya). Jenis penelitian kualitatif ibarat ini disebutfield work (kerjalpenelitian lapangan). Menurut Jerome Kerk dan Marc. L. Miller,field work dilakukan den nmelalui empat tahap (fase), yaitu pertama finding the field, k.edua iorking discovery and getting data, ketiga reading, interpretation, and getting straight, dan keempat leaving, explanation, getting out, and getting oven.

  • Fase Pertama
Fase pertama disebut dengan finding the field atau menentukan masyarakat sebagai samasukan (objek) penelitian. Pada fase ini harus dituntaskan terkena cara-cara untuk masuk ke lapangan dengan sedemikian rupa sehingga peneliti sanggup diterima dengan baik oleh masyarakat samasukan, untuk itu si peneliti harus mencari sebanyak mungkin informasi wacana masyarakat tersebut. Misalnya, terkena kebiasaan, tata krama, pantangan atau larangan, dan sebagainya. Langkah pertama ini sangat menentukan kesuksesan Iangkah-langkah diberikutnya.

  • Fase Kedua
Pada fase mi peneliti mulai bekerja untuk menemukan (discovery) dan mengumpulkan (getting) data. Sebelum memulai kerja lapangan (field work), sebaiknya peneliti menyusun perencanaan yang rapi dan matang terlebih lampau. Peneliti harus bisa mengatur bagaimana dan dan mana (siapa) data harus didapatkan. Jangan hingga salah samasukan, kesalahan akan mengakibatkan pemborosan waktu, tenaga, dan uang bahkan kemungkinan penelitian akan batal pun besar. Selamapengumpulan data berlangsung, peneliti harus senantiasa waspada dan menganalisis setiap data yang diperoleh. Peneliui juga hams bisa mengatur dan mengecek silang (cross check) data sedemikian rupa, sehingga data yang dikumpulkan memadai, sesuai dengan tujuan, serta diyakini kebenarannya (data yang valid). Ada satu hal lagi yang perlu diperhatikan oleh peneliti, yaitu peneliti hams mau dan bisa mengakhiri penelitian pada waktu yang sempurna tanpa ada data yang tercecer.

  • Fase Ketiga
(Reading, interpretation, and getting straight) Fase ini disebut dcngan fase membawa dan menafsirkan data secara tepat. Dan segi ilmiah, fase mi sangat penting alasannya ialah data yang diperoleh harus sanggup dipertanggungjawabankan secara ilmiah. Ada dua aspek yang harus diperhatikan semoga data tersebu  sanggup dipertanggungjawabankan, yaitu pertama, pen gecekan validitas data, yaitu menguji data yang didapatkan melalui penilaian pengambilan data. Hal yang diperhatikan ulang antara lain situasi pengambilan data, waktu, tempat, sumber (informasi), dan alat-alat yang dijadikan sebagai pengumpul data. Kedua, pen gecekan reliabilitas data, yaitu pengujian terhadap data yang terserius pada apakah data yang diperoleh sanggup mengemban amanah atau tidak. Apakah risikonya akan sama apabila kita mengambil data dengan cara yang sama pada ketika berlainan.

  • Fase Keempat
(Leaving, explanation, getting out, and getting oven) Fase ini ialah klarifikasi untuk pamit dan lapangan. Seperti pada ketika ke lapangan, ketika pamit pun peneliti harus melakukannya dengan baik. Semua pihak yang memmenolong mulai dan anggota masyarakat. sumber data (informasi), jajaran birokrasi, dan sebagainya harus dipamiti. Peneliti harus mengatur sedemikian rupa, sehingga masyarakat samasukan tidak merasa dikecewakan. Perlu juga diperhatikan, peneliti harus meninggalkan kesan yang baik, sehingga kalau ada keperluan lagi untuk masa menhadir tidak menerima hambatan.

Sesudah langkah-langkah di atas dilakukan oleh peneliti, langkah selanjutnya ialah mengolah (menganalisis) data yang diperoleh. Sesudah data diolah, dikiasifikasikan (dikelompokkan), dan dianalisis, langkah terakhir ialah menyusun laporan. Laporan yang dimaksud ialah laporan-laporan ilmiah wacana suatu bangsa atau laporan etnografi suku bangsa tertentu yang sanggup dipertanggungjawabankan ecara ilmiah.

Teknik Menyusun Etnografi

Pengetahuan wacana masyarakat tidak sanggup lagi berbentuk kisah verbal yang statis turun-temurun, akan tetapi perlu digambarkan secara tertulis dan dinamis, serta disusun secara sistematis. Penggambaran ibarat itu disebut etnografi. Sekali etnografi mi ditulis, maka infilrmasinya akan menjadi modal bapembangunan, dan mi secara terencana perlu diperbaiki sesuai dengan perkembangan zaman sehingga data dan informasi tertulis mi menjadi materi perencanaan pembangunan masyarakat yang sangat berharga. melaluiataubersamaini perkataan lain, seorang pejabat di pedesaan, misalnya, yang ingin dan bertugas membuatkan masyarakat dan dirinya secara profesional, maka ia memerlukan studi entografi.
Sumber Pustaka: Bumi Akasara

Post a Comment for "Investigasi Fenomena Budaya Dengan Memakai Metode Antropologi"