Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka

Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka


Fungsi Pancasila untuk mempersembahkan orientasi ke depan sudah menuntut bangsa Indonesia untuk menyadari situasi yang sedang dihadapinya. Kemajuan ilmu pengetahuan, kecanggihan teknologi, dan masukana komunikasi yang semakin modern membuat dunia semakin kecil dan menguatnya interdependensi dikalangan bangsa-bangsa di dunia. Hal mi berarti bahwa pembangunan nasional tidak spesialuntuk ditentukan oleh faktor-faktor dalam negeri, melainkan banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor luar yang terkait.

Bangsa Indonesia yang sedang sibuk membangun dan berupaya memecahkan duduk masalah kemiskinan dan kesentidakboleh sosial, mau tidak mau harus terlibat dalam jaenteng politik dunia yang semakin dipengaruhi oleh kekuatank ekuatan ekonomi raksasa, Globalisasi ekonomi terperinci mempersembahkan dampak yang cukup luas, baik dalam bentuk bahaya kebergantungan yang mempersusah perjuangan bangsa menuju kemandirian, maupun dalam bentuk pemupukan modal dikalangan kelompok elit yang tidak selalu sejalan dengan akal pemerataan kesejahteraan Hal itu menawarkan bahwa hangsa Indonesia dihadapkan pada tantangan, yaitu tantangan untuk mempunyai cara hidup serta tingkat kehidupan yang masuk akal secara manusiawi dan adil.

Tantangan spesialuntuk bisa diatasi apabila bangsa Indonesia tetap mempertahankan identitasnya dalam ikatan persatuan dan bisa menyebarkan dinamikanya supaya bisa bersaing dengan bangsa-bangsa lain. Dinamika tersebut bergantung pada kemampuan untuk mengadakan penyesuaian terhadap proses kehidupan yang gres dan menjalankan penemuan untuk membuat kualitas kerja dan kualitas produk yang makin baik. Daya saing masyarakat spesialuntuk akan meningkat apabila selalu dipupuk perilaku yang rasional dan kritis serta kreativitas di kalangan masyarakat.


Dalam menjawaban tantangan tersebut, Pancasila peril tampil sebagai ideologi terbuka
alasannya ketertutupan spesialuntuk membawa pada kemandegan. Keterbukaan bukan berarti mengubah nilai-nilai dasar Pancasila, melainkan mengeksplisitkan wawasannya secara lebih konkrit sehingga mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah baru. Ideologi tidak dipaksakan dan luar, tetapi justru terbentuk atas janji masyarakat sehingga yaitu milik masyarakat. Sebaiiknya, ideology tertutup memutlakkan pandangan secara totaliter sehingga masyarakat mustahil memilikinya. Dalam ideologi tertutup, masyarakat dan martabat insan akan dikorbankan, beda halnya dengan ideologi terbuka yang di daiamnya terdapat impian dan nilai-nilai yang bersifat fundamental dan tidak Iangsung bersifat operasional.

Terdapat beberapa dimensi yang menawarkan ciri khas dalam ideology Pancasila, yaitu sebagai diberikut.

Dimensi teologis

Artinya, dimensi yang menawarkan bahwa pembangunan mempunyai tujuan, yaitu mewujudkan impian prokIrnasi 1945. Hidup bukanlah ditentukan oleh nasib, tetapi bergantung pada rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan perjuangan manusia. Oleh alasannya itu, insan harus bisa mewujudkan cita-cita, semangat, niat, ataupun tekadnya ke dalam kenyataan dengan daya kreasinya.

Dimensi etis

Artinya, dimensi yang menawarkan bahwa dalam Pancasila insan dan martabat insan mempunyai kedudukan yang sentral. Seluruh proses pembangunan diarahkan untuk mengangkat derajat manusia. Artinya, pembangunan yang manusiawi harus mewujudkan keadilan masyarakat dalam aneka macam aspek kehidupannya disertai tanggung tanggapan atas perjuangan dan pilihan yang ditentukannya.

Dimensi integral -integratif

Artinya, dimensi yang menempatkan insan tidak secara individualis, tetapi dalam konteks strukturnya. Oleh alasannya itu, insan harus dilihat dalam keseluruhan sistem yang mencakup masyarakat, dunia, dan lingkungannya. Berdasarkan hal tersebut, Pancasila sebagai ideologi terbuka akan terwujud apabila hal-hal diberikut mi dilaksanakan secara optimal.
  1. Perlunya dinamisasi kehidupan masyarakat supaya tumbuh prosedur sosial yang bisa menanggapi permasalahan dengan daya-daya inovasi, kreasi, dan kompetisi.
  2. Perlunya demokratisasi masyarakat yang bisa membentuk setiap masyarakat negara menjadi cukup umur dan bisa bertindak menurut keputusan dan tanggung tanggapan pribadi.
  3. Perlu terjadinya fungsionalisasi atau refungsionalisasi lembaga-lembaga pemerintah dengan lembaga-lembaga masyarakat. Suatu sistemkehidupan mempunyai bagian-bagian yang menj alankan fungsinya masing-masing. Tidak berfungsinya satu bab akan mengganggu kelancaran seluruh sistem. Selain itu, beban yang hiperbola pada satu bab akan mengganggu arus gerak sistem secara keseluruhan. Oleh alasannya itu, dibutuhkan kooperasi dan koordinasi antara bagian-bagian sistem masyarakat.
  4. Perlu dilaksanakan institusionalisasi nilai-nilai yang membuat seluruh prosedur masyarakat berjalan dengan masuk akal dan sehat. Kekuatan dan dinarnika kehidupan masyarakat tercipta bukan spesialuntuk dalam penghayatan nilai-nilai yang luhur, melainkan harus disertai dengan pelembagaan nilain ilai luhur tersebut dalam aneka macam bidang kehidupan.
Sumber Pustaka: Grafindo Media Pratama

Post a Comment for "Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka"