Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian Prilaku Menyimpang

Pengertian Prilaku Menyimpang


Manusia hidup dalam masyarakat dengan dibatasi oleh aturan (norma) untuk berbuat dan berperilaku yang sesuai dengan sesuatu yang dianggap baik oleh masyarakat.

Di tengah kehidupan, sering kali dijumpai perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan hukum (norma) yang berlaku dalam masyarakat. Bahkan orang yang berpendidikan tinggi pun ibarat para pejabat negara, pelajar, mahasiswa dan sebagainya, sering kali ada yang melaksanakan perbuatan yang tidak sesuai dengan aturan.

Perilaku yang tidak sesuai dengan norma atau tata nilai yang berlaku disebut dengan sikap menyimpang. Namun, tidak tiruana sikap menyimpang itu negatif, ada pula sikap menyimpang yang positif. Di tengah masyarakat, tiruana anggotanya memperoleh sosialisasi norma dan nilai yang berlaku supaya tingkah lakunya sanggup sesuai (konjbrrn) dengan norma dan tata nilai yang berlaku di tengah masyarakat yang bersangkutan.



Perilaku menyimpang disebut nonkonformitas, sikap yang tidak menyimpang disebut konformitas, yaitu bentuk interaksi seseorang yang berusaha bertindak sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat. Dalam kenyataan kehidupan sehari-hari, tidak tiruana orang bertindak sesuai dengan norma-norma dan nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat.

Norma dan nilai bersifat relatif, mengalami perubahan dan pergeseran. Suatu tindakan yang pada masa lampau dipandang sebagai penyimpangan, mungkin kini dianggap biasa. Begitu pula, ketentuan-ketentuan social di dalam suatu masyarakat tidak sama dengan ketentuan-ketentuan sosial di dalam masyarakat lain. Akibatnya, tindakan yang bagi suatu masyarakat ialah penyelewengan, bagi masyarakat lain ialah suatu tindakan yang biasa. Umpamanya: masyarakat patrilineal tidak membolehkan perkawinan yang masih bersaudara, tetapi dalam masyarakat lain sanggup dilaksanakan. Hal itu berarti bahwa norma dan nilai bersifat relatif. Perilaku menyimpang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan kehidupan sosial dalam masyarakat. Pada masya- rakat tradisional, proses adaptasi sangat kuat. Dalam masyarakat pedesaan, tradisi dipelihara dan dipertahankan. Warga desa cenderung tidak memiliki anutan lain, kecuali menyesuaikan din dengan norma-norma yang berlaku, yaitu menurut ukuran yang sudah dijalankan oleh nenek moyangnya.

Masyarakat perkotaan memiliki kecenderungan berupa adaptasi din dengan perubahan-perubahan yang ada. melaluiataubersamaini globalisasi, komunikasi, informasi, dan teknologi, memungkinkan masyarakat kota untuk melaksanakan penyimpangan yang lebih besar dibandingkan dengan masyarakat desa. Hal ini terjadi alasannya yakni setiap individu kurang saling mengenal dan kurang adanya interaksi, sehingga mereka tidak tahu urusan orang lain. Kontrol sosial dalam masyarakat pedesaan tidak sanggup diterapkan di masyarakat perkotaan.
Sumber Pustaka: Bumi Aksara

Post a Comment for "Pengertian Prilaku Menyimpang"