Pengertian Sifat-Sifat Allah Dan Artinya
Pengertian Sifat-Sifat Allah Dan Artinya
Untuk mencapai tauhid mutlak yang sudah ditentukan agama dan juga untuk menyucikan iman kepada Allah, hendaklah diyakini sepenuhnya segala sifat kesempumaan Allah yang layak dengan kebemasukan dan keagungan-Nya. Sebaliknya, tidak mungkin Allah memiliki sifat-sifat yang tidak layak dan mencemarkan derajat ketuhanan, serta mungkin bagi-Nya untuk melaksanakan atau tidak melaksanakan sesuatu. Secara ringkas, tiruana sifat itu dalam ilmu tauhid disebut sifat wajib, mustahil, danjaiz bagi Allah.
Sifat Allah tidak terhingga, tetapi secara tafsili atau terang yang wajib diyakini ada 20 sifat utama, apabila diringkas menjadi sifat 13. Demikian pula ada 20 atau 13 sifat lawannya, yaitu sifat tidak mungkin bagi zat yang Mahasuci itu.
Sifat-ifat Allah yang wajib diyakini tersebut sebagai diberikut.
1. Wujud artinya ada, tidak mungkin Allah bersifat ‘adam artinya tidak ada.
Wujud Allah sanggup dibuktikan dengan adanya alam semesta yang indah beserta segala kelengkapannya yang berjalan berdasarkan aturan. Alam tidak mungkin ada dengan sendirinya. Alam mengikuti suatu kekuatan yang mengatur sehingga tidak pemah menyimpang dan garis yang sudah ditentukan. Dialah Allah yang membuat dan menjadi penguasa alam semesta sebagaimana firman Allah swt. diberikut mi.
Artinya: “(Yang tnemiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan engkau, tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu, inaka sembahlah dia; dan Dia yaitu Pemelihara segala sesuatu. “ (Q.S. Al An’am: 102)
Keyakinan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa tidak saja diajarkan agama, tetapi ilmu pengetahuan pun mengakui keberadaan-Nya. Seorang filosof Xenophguas (580-470 SM) menyampaikan bahwa “Tuhan Yang Esa itu tidak dijadikan, tidak bergerak, berubah-ubah, dan Ia penguasa seluruh alam.”
2. Qidam artinya lampau (tidak ada permulaan), tidak mungkin Allah bersifat hudus artinya baru.
Allah terjadi dengan sendirinya, tidak bermulaan, dan tidak berkesudahan, sedangkan makhluk-Nya yaitu barn lantaran tiruana makhluk diciptakan dan memiliki lantaran kejadiannya. Tidak sanggup diterima oleh nalar bahwa sesuatu akan terjadi tanpa lantaran sebagaimana firman Allah swt. diberikut.
Artinya: “Dialah Yang awal dan Yang simpulan Yang zahir dan Yang batin dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu. “(Q.S. Al Hadid:3)
3. Baqa artinya abadi, tidak mungkin Allah bersifat fana artinya lenyap.
Setiap benda yang ada akan mengalami fana artinya lenyap. Hal itu ialah sifat makhluk yang tidak layak disejajarkan dengan keagungan Tuhan sebagaimana firman Allah swt. diberikut.
Artinya: “Semua yang ada di bumi ini akan binasa, Dan tetap kekal zat Tuhanmuyang memiliki kebemasukan dan kemuliaan. “(Q.S. Ar Rahman:26-27)
4. Mukh lafatu lilhawdisi artinya tidak sama dengan makhluk-Nya tidak mungkin Allah bersifat mum ãsalatu lilhaw disi artinya sama dengan makhluk-Nya.
Bagi Allah, sifat dan perbuatannya tidak ada yang menjamin lantaran Allah kh likul alam sehingga tidak akan ada yang membatasinya. Jika terjadi persamaan dengan makhluk spesialuntuklah dalam hal namanya, sedangkan hakikatnya tidak akan terjadi lantaran keterbatasan makhluk sebagaimana firman Allah swt. diberikut.
Artinya: “... Tidak ada suatu pun yang serupa dengan Dia dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.... “(Q.S. Asy Syura: 11)
5. Qiyairnuhu binafsihi artinya bangun sendiri, tidak mungkin Allah bersifat qiyamuhu bigairihi artinya butuh kepada yang lain.
Allah wajib disembah dan dimintai pertolongan. Dia tidak berhajad kepada yang lain. Ia sanggup menuntaskan segala sesuatu yang terdapat di alam semesta ini dengan kekuasaan-Nya sebagaimana firman Allah swt. diberikut.
Artinya: “Allah tidak ada Tuhan melainkan Dia, yang hidup kekal lagi senantiasa bangun sendiri. “ (Q.S. Ali Imran:2)
6. Wahdaniyah artinya esa atau satu, tidak mungkin Allah bersifat ta ‘adud artinya berbilang atau bersekutu.
Keesaan Allah mutlak dalam segala-galanya, baik dalarn zat, sifat, maupun perbuatan-Nya. Keesaan Allah tidak terdiri atas perpaduan beberapa unsur, sempuma, dan tidak ada cacat atau belum sempurnanya. Dia tidak mungkin dapa dijangkau oleh pancaindra insan dan tidak sanggup diukur dengan alat apa pun juga sebagaimana firman Allah swt. diberikut.
Artinya: “Katakanlah, Dialah Allah Yang Maha Esa, Allah yaitu tenipat ‘neminta. Dia tidak beranak dan tidak pu/a diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan,Dia. “ (Q.S. Al Ikhlas: 1-4)
7. Qudrat artinya kuasa, tidak mungkin Allah bersifat ‘ajzu artinya lemah.
Allah berbuat apa saja berdasarkan kehendak-Nya terhadap makhluk dan mempersembahkan ketentuan batas waktu dan kekuatannya. Tidak ada satu makhluk pun yang sanggup menghalangi-Nya. Kekuasaan-Nya mencakup alam mistik dan alam kasatmata serta bisa mengendalikan tiruana benda yang paling kecil hingga kepada benda yang paling besar. Tentu saja Dia tidak akan bersifat lemah menyerupai makhluk-Nya sebagaimana firman Allah swt. diberikut.
Artinya: “Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas sega/a sesuatu.” (Q.S. Al Baqarah:20)
8. Iradat artinya berkehendak, tidak mungkin Allah bersifat karahah artinya terpaksa.
Allah membuat alam mi dengan kemauan dan pilihan-Nya, bukan kebetulan atau terpaksa. Segala sesuatu tidak akan terjadi tanpa kehendak dan persetujuan dari-Nya. Dia berkehendak menghidupkan, mematikan, dan mengubah kehendak makhluk-Nya sehingga apa yang sudah direncanakan sanggup digagalkan dan yang tidak direncanakan sanggup terjadi. Bagi Allah tidak ada keterpaksaan lantaran hal itu menyampaikan sifat yang lemah dan tidak tepat sebagaimana firman Allah swt. diberikut.
Artinya: “Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu spesialuntuklah berkata kepadanya jadilah maka terjadilah ia. “(Q.S. Yasin:82)
9. Ilmu artinya mengetahui, tidak mungkin Allah bersifat jahlun artinya bodoh.
Pengetahuan Allah tidak ada batasnya mencakup segala sesuatu, baik yang lahir maupun yang tersembunyi, di balik bumi ataupun langit. Apabila ilmu Allah dibandingkan dengan pengetahuan manusia, maka ilmu insan bagaikan setetes air di tengah lautan. Dia tidak pernah lupa sedikit pun terhadap ciptaan-Nya, berapa pun banyaknya, pada dikala tertentu makhluk yang lahir dan yang mati. Begitu luasnya pengetahuan Allah sehingga tidak ada yang luput dan catatan-Nya sebagaimana firman Allah swt. diberikut.
Artinya: “Tuhanmu lebih inengetahui apa yang ada dalam hatimu....” (Q.S. Al Israk:25)
10. Hayat artinya hidup, tidak mungkin Allah bersifat maui’ artinya mati.
Hidup Allah yaitu hidup yang bekerjsama dan ialah sumber kehidupan bagi makhluk.-Nya. Dalam kehidupan-Nya, Allah tidak membutuhkan penjagaan, perawatan, dan menolongan dan yang lain. Sebagai sumber dan hakikat hidup tidak mungkin bagi-Nya ada rasa kantuk, pulas, ataupun maut. Bagi makhluk, mengantuk, pulas, istirahat, dan mali ialah bab dan hidupnya sebagaimana firman Allah swt. diberikut.
Artinya: “Dan bertawakallah kepada Allah Yang Hidup (abadi) Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan inemuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahul dosa hamba-hamba-Nya. “ (Q.S. Al Furqan:58)
11. Sama artinya mendengar, tidak mungkin Allah bersifat summun artinya tuli.
Allah mendengar segala sesuatu yang ada di alam semesta mi. Dan bunyi yang sangat lemah hingga bunyi petir, bunyi hati seorang yang sedang merenung hingga seorang yang berteriak. Namun, tidakbolehlah disamakan Allah dengan insan hingga dibayangkan Ia mendengar dengan telinga. Allah Mahasuci dan sifat lemah. Sekalipun insan sanggup mendengar bunyi yarg jauh dengan menggunabn peralatan yang canggih, hal itu spesialuntuk terbatas pada sesuatu yang tertentu. Firman Allah swt.
Artinya: “... Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. Al Baqarah: 127)
12. Basar artinya melihat, tidak mungkin Allah bersifat ‘umyun artinya buta.
Basar ialah sifat yang qadim pada zat Allah dengan tidak memakai alat indra, tetapi dengan cam yang layak bagi-Nya hingga terbuka bagi-Nya segala yang ada sebagaimana firman Allah swt. diberikut.
Artinya: “Sesungguhnya Allah men getahui apa yang mistik di langit dan di bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang engkau kerjakan.” (Q.S. Al Hujurat:18)
13. Kalam artinya berfirman, tidak mungkin Allah bersifat bukmun artinya bisu.
Allah berbicara dengan hamba-Nya, sedangkan caranya spesialuntuk Allah sendiri yang mengetahui-Nya. Pembicaraan Allah disebut kalamullah. Kalam Allah disampaikan kepada para rasul, baik secara pribadi maupun lewat perantaraan Malaikat Jibril. Wujud kalamullah itu sanggup berupa kitab suci menyerupai Al Alquran dan sanggup pula berupa lembaran-lembaran (suhuf) sebagaimana firman Allah swt. diberikut.
Artinya: “Dan Allah sudah berbicara kepada Musa dengan langsung.” (Q.S.AnNisa:164)
Demikianlah 13 sifat utama yang wajib dan tidak mungkin bagi Allah. Apabila dimenambahkan sifat maknawiyah sebanyak tujuh sifat menjadi 20 sifat, yaitu qadiran artinya Mahakuasa, anakdidikan artinya Maha Berkehendak ‘aliman artinya Maha Mengetahui, hayyan artinya Mahahidup, sami ‘an artinya Maha Mendengar, basiran artinya Maha Melihat, dan mutakalliman artinya Maha Berfirman.
Sumber Pustaka: Yudhistira
Post a Comment for "Pengertian Sifat-Sifat Allah Dan Artinya"