Peranan Umat Islam Di Masa Pembangunan
Peranan Umat Islam Di Masa Pembangunan
Undang-undang Dasar 1945 Bab XII Pasal 30 menegaskan, “Tiap-tiap masyarakat Negara berhak dan wajib ikut serta dalam perjuangan pembelaan negara. Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang.” Bangsa Indonesia ialah bangsa yang religius, yaitu percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sudah tentu memiliki arti yang sangat positif. Oleh lantaran itu, dalam membangun bangsa, kita sama sekali tidak ingin mengabaikan segi-segi keagamaan masyarakat. Cita-cita pembangunan bangsa ialah mewujudkan masyarakat Pancasila, yakni masyarakat yang sosialistis religius. melaluiataubersamaini kata lain, masyarakat Pancasila yang diidam-idarnkan ialah masyarakat yang bersifat kekeluargaan dan bernapaskan keagamaan.
Pembangunan kehidupan keagamaan ialah bab dan pembangunan nasional. Pemenintah sejauh kemanipuan yang dipunyainya sudah melakukan pembanguhan di bidang agama. Sejumlah menolongan keuangan sudah didiberikan melalui banyak sekali akses untuk membangun atau memperbaiki bermacam-macam masukana fisik keagamaan, menyerupai mesjid, pondok pesantren, dan madrasah.
Salah satu perjuangan yang dilakukan adalàh menghilangkan sisa-sia pemikiran yang memperperihalkan agama dan Pancasila serta mempenlawankan kepentingan umat Islam dan kepentingan nasional. Pemikiran yang memperperihalkan antara agama dan Pancasila serta memperlawankan antara kepentingan umat Islam dan kepentinganmnasional terang tidak menguntungkan bangsa kita dan umat Islam sendini. Bahkan, hal itu sangat berbahaya bagi kesatuan dan masa depan bangsa. Masyarakat Indonesia yang kita bangun bersama hams tetap ialah masyarakat Indonesia yang bercorak kepribadian Indonesia sendiri.
Pembangunan memerlukan kekuatan pedoman dan petunjuk yang dihentikan kendor. Kekuatan yang terbesar terletak pada niat masyarakat untuk mengubah nasibnya, dengan kesadaran bahwa nasib itu spesialuntuk sanggup diperbaiki melalui perjuangan yang nyata. Dalam memperkuat fiat mengubah nasib itulah, kesadaran keagamaan akan sangat besar pengaruhnya. Akan tetapi, bukan spesialuntuk hingga di sini letak kekuatan agama dalam pembangunan alasannya ialah pembanjunan selalu menjadikan perubahan pada nilai-nilai budbahasa dan kesusilaan serta tata relasi antara manusia. Apabila hal mi diabaikan sanggup memerosotkan martabat manusia.
Pada masa pembangunan kini ini, masyarakat memerlukan pemimpin di segala tingkatan dan lapisan. Pemimpin yang dibutuhkan ialah pemimpin yang sanggup menyatukan masyarakat, mempersembahkan perasaan tenteram, dan menggerakkan masyarakat untuk membangun. Untuk itu, para pemimpin perlu menghayati aspirasi-aspirasi yang hidup dalam masyarakat supaya mereka sanggup berbicara eksklusif dengan rakyat yang dipimpinnya. Pemimpin agama hanis bisa mendidik rakyat semoga mau merenungkan kembali konsepsi-konsepsi keagamaan yang selama mi mereka yakini dan perilaku hidup yang mereka lakukan. Yang penting ialah dibangkitkannya kesadaran dan rasa percaya din sendiri bahwa masyarakat yang maju dan berkeadjian sosial sanggup dicapai dengan usaha-usaha yang teratur melalui serangkaian pembangunan dan dengan mengarahkan segala kemampuan yang dimiliki.
Fungsi agama dalam pelatihan bangsa ialah menjadikan bangsa Indonesia lebih takwa kepada Tuftan Yang Maha Esa serta memiliki kemampuan mental spiritual dan fisik untuk memanfaatkan kekayaan alam, lantaran karunia Tuhan Yang Maha Esa diperuntukkan bagi kesejahteraan bersama.
Agama Islam sudah menghilangkan prasangka kesukuan dan mengajarkan prinsip persatuan bangsa dan persamaan umat manusia. Oleh lantaran itu, kita merasa prihatin kalau melihat adanya gejala-gejala yang mengatakan fanatisme golongan dan kurang melthat kepentingan yang lebih besar, yaitu keutuhan dan kesatuan bangsa. Tidak spesialuntuk itu, umat Islam pun sudah mengatakan peranannya dalam pembangunan. Dalam pembangunan mental masyarakat, sudah banyak didirikan daerah pendidikan keagamaan, menyerupai madrasah dan pesantren, atau diterbitkannya koran dan majalah yang membuatkan info berciri keislaman.
Untuk menyalurkan aspirasi masyarakat, semenjak masa perang kemerdekaan hingga masa pembangunan sekarang, sudah didirikan organisasi Islam, menyerupai Nahdatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah yang mempersembahkan pelayanan dalam bidang pendidikan, budaya, sosial, dan kesehatan. Kaum mudanya tidak ketinggalan untuk menyalurkan aspirasinya melalui Ikatan Pemuda Muhammadiyah Indonesia (IPMI) dan Gerakan Pemuda Anshar (di bawah naungan NU). Selain itu, golongan mahasiswa juga tidak ketinggalan. Dan golongan mahasiswa independent (merdeka/tidak di bawah organisasi tertentu) berpartisipasi dengan mendirikan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Kalangan mahasiswa NU mendirikan Pergerakan Mahasjswa Islam Indonesia (PMII), sedangkan mahasiswa Muhammadiyah mendirikan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (1MM). Bagi cendekiawan muslim sudah disediakan organisasi Ikatan Cendekiawan Muslim selndonesia (ICMI). Semua organisasi tersebut didirikan bukan spesialuntuk untuk kepentingan umat Islam saja, melainkan juga untuk umat beragama lainnya. Dalam bidang perbankan pun sudah ada Bank Islam yang kini dikenal dengan Bank Muamalat Indonesia. Prinsip-prinsip yang diterapkan mengacu pada aliran Islam.
Peranan umat Islam tersebut tentu tidak terlepas dan adanya kerukunan umat Islam dengan umat beragama lain. Hanya dengan kekompakan, kita bisa membangun bangsa dan negara. Sudah sangatjelas bahwa membina kekompakan tidak berarti harus menghilangkan perbedaan yang wajar, yang lahir dan keadaan yang majemuk, bahkan perbedaan itu seharusnya ialah kekuatan pendorong untuk kemajuan.
Sumber Pustaka: Yudhistira
Post a Comment for "Peranan Umat Islam Di Masa Pembangunan"