Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tanggung Jawab Terhadap Diri Sendiri

Tanggung Jawab Terhadap Diri Sendiri


Setiap insan mempunyai kewajiban terhadap diri sendiri. Kewajiban itu hendaknya dilampaukan, setelah itu gres kewajiban yang lain sebagaimana firman Allah swt. diberikut.

Artinya: “Hai orang-orang yang diberiman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka .... “ (Q.S. At Tahrim:6)

Ayat di atas menegaskan bahwa setiap orang wajib menyelamatkan dirinya sendiri. Kewajiban terhadap diri sendiri ini banyak, antara lain sebagai diberikut.

Kewajiban Menjauhkan Din dan Segala yang Membinasakan

Perbuatan atau benda yang sifatnya merugikan biasanya sangat senang walau spesialuntuk sesaat sebab hawa nafsu cenderung lebih cepat tertarik. Perbuatan-perbuatan atau benda yang menjadikan kemaslahatan atau laba biasanya hawa nafsu kurang tertarik, bahkan berat melaksanakannya. Di antara hal-hal yang membinasakan diri dan wajib kita jauhi di antaranya sebagai diberikut:



  1. menggunakan waktu untuk hal-hal yang kurang atau tidak perlu,
  2. pergaulan bebas dengan lain jenis,
  3. pemborosan, memakai sesuatu lewat dan ukuran,
  4. perasaan ujub, yaitu takjub atau heran terhadap dirinya sendiri,
  5. merasa dirinya paling hebat, istimewa, dan lain dan yang lain atau bersikap takabur,
  6. meminum minuman keras dan memakai obat terlarang,
  7. banyak berkhayal yang sanggup merusak diri sendiri,
  8. bermain judi, dan
  9. suka berkelahi.
Semua yang tidak boleh memang sangat bahagia. Namun, akibitnya akan merugikan sehingga sanggup merusak masa depan sebagaimana firman Allah swt. diberikut.

Yang artinya: “... dan tidakbolehlah engkau menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat oke sebab sesungguhnya Allah rnenyukai orang-orang yang berbuat baik. “ (Q.S. Al Baqarah: 195)

Sebuah teladan yang simpel dipahami, “Seorang anak tidak suka padajamu yang pahit, tetapi ternyata sangat bernzanfaat bagi kesehatan. Seorang anak sangat senang pada es dan permen gula, tetapi ternyata beraki bat batuk-batuk dan sakit gigi.”

Kewajiban Beribadah

Manusia di hadapan Allah sebagai hamba yang wajib taat kepada-Nya. Oleh sebab itu, Allah membuat insan danjin spesialuntuk untuk diberibadah kepada-Nya sebagaimana firman Allah swt. diberikut.


Artinya: “Dan Aku tidak membuat jin dan insan melainkan biar mereka menyembah-Ku. “ (Q.S. Az Zariyat:56)

Kewajiban apa sesungguhnya yang dibebankan Allah atas hamba-Nya? Allah spesialuntuk meminta kepada hamba-Nya untuk diberibadah. Perlu kita pahami bahwa ibadah ada dua.
  1. Ibadah khusus (vertikal), caranya sudah ditentukan, yaitu segala perbuatan yang mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi Iarangan-Nya, ibarat salat, puasa, dan tidak makan dan minum yang haram.
  2. Ibadah umum (horizontal), caranya tidak ditentukan tetapi tidak berperihalan dengan prinsip-prinsip Islam (kebenaran, kejujuran, dan keadilan) yaitu segala perjuangan untuk mendapatkan kebahagiaan dan keselarasan hidup, ibarat seorang yang bekerja untuk menafkahkan keluarganya.

Kewajiban Merawat Kesehatan

Kesehatan fisik mempunyai tugas awal atau dasar dalam segala aspek kehidupan. Kesehatan fisik yang menurun sanggup mengakibatkan seseorang yang tadinya bersemangat tinggi dan berpikiran cemerlang menjadi kacau pikirannya sebagaimana sabda Rasulullah saw. diberikut.

Yang artinya: “Orang mukmin yang kuatfisiknya ialah lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada orang mukmin yang lemahfisiknya. “ (H.R. Muslim)

Untuk merawat kesehatan fisik hendaknya diperhatikan hal-hal diberikut.
  1. Makan dengan teratur dan makan makanan yang bergizi serta cukup untuk kebutuhan.
  2. Mengatur waktu sebaik mungkin sehingga waktu acara tidak mengurangi waktu istirahat.
  3. Menjaga kemembersihkanan, baik fisik, pikiran, tempat, maupun lingkungan.

Kewajiban Menjaga Din dan Perbuatan Dosa

Seseorang hams menjaga din dan perbuatan dosa, seperti
  1. merencanakan kejahatan,
  2. membaca atau melihat hal-hal yang haram dilihat,
  3. berbicara kotor atau memfitnah,
  4. memukul, melukai, atau perbuatan yang merugikan orang lain, dan
  5. memakan hal-hal yang haram.
Di dunia, mungkin orang masih sanggup menyembunyikan perbuatan tercela. Akan tetapi, di alam abadi dengan kekuasaan Allah masing-masing anggota tubuh sanggup bicara sendiri menceritakan perbuatan maksiat yang pernah dilakukan.

Kewajiban Memilih Kawan dalam Pergaulan

Setiap hubungan sosial selalu terjadi interaksi dan saling mempengaruhi. Pengaruh negatif cenderung lebih cepat menular pada pihak lain. Begitu juga dalam hubungan perteman dekatan atau berkawan. Seorang penyair memperingatkan dengan ungkapan yang berbunyi sebagai diberikut.

Yang artinya: “Dan berhati-hatilah karnu bergaul dengan orang yang tercela, sebab sesungguhnya beliau itu menular sebagaiinana menularnya kudis pada orang yang sehat.”

Memang tidak sedikit orang yang semangatnya menjadi lemah sehingga gagal mencapai harapan sebab mendapatkan efek negatif dan kawan. Dalam pergaulan sehari-hari banyak mitra yang melemahkan semangat, bahkan membelokkan pada niat lain. Banyak orang yang tadinya baik tingkah lakunya bermetamorfosis buruk, ucapannya kotor, dan garang sebab salah menentukan kawan. Sebaliknya, banyak orang yang hampir gagal mencapai cita-cita, semangatnya berdiri kembali sebab efek baik dan kawan.

Tidak sedikit orang yang akhlaknya rusak, bertahap timbul kesadarannya untuk memperbaiki diri sebab menerima efek dan kawan. Oleh sebab itu, problem menentukan mitra harus benar-benar diperhatikan. Memilih mitra sebaiknya yang bukan pemalas, banyak bicara, suka membuat keonaran, atau memfitnah, melainkan orang yang tutur katanya sopan, merendahkan din (tawaduk), hati-hati dalam problem halal atau haram, sanggup menguasai hawa nafsunya, dan berakhlak baik.
Sumber Pustaka: Yudhistira

Post a Comment for "Tanggung Jawab Terhadap Diri Sendiri"