Faktor Penyebab Inflasi
Sejak dulu tanda-tanda inflasi dihubungkan dengan jumlah uang yang beredar. Tetapi untuk mengetahui sebab-sebab timbulnya inflasi dan memilih kebijakan untuk mengatasinya sangat susah. Kalau kecenderungan harga untuk naik pada batas tertentu masih sanggup dianalisis sebab-sebab inflasi dari segi ekonomi.
Misalnya, inflasi timbul lantaran pemerintah mencetak uang terlampau banyak untuk mengatasi defisit APBN atau pemdiberian kredit yang terlalu banyak melalui bank (pemerintah) sehingga jumlah kredit sanggup mensugesti kestabilan harga. Untuk mengatasi inflasi perlu diken-dalikan faktor-faktor mayoritas penyebab inflasi yang tidak sama pada tiap negara. Untuk Indonesia, faktor-faktor mayoritas tersebut adalah:
- Jumlah Uang Beredar.
Faktor moneter ibarat terlalu banyaknya uang beredar di masyarakat.
- Administered Prices.
Administered prices ialah harga barang dan jasa tertentu yang tingkat harganya ditentukan secara sepihak oleh pemerintah atau BUMN, ibarat listrik, air, telepon, dan SPP.
- Supply Shock.
Fenomena supply shock, contohnya kekeenteng, wabah ternak, gagal pguan (dari sisi domestik), dan naiknya suku bungd internasional serta harga minyak dunia (dari sisi internasional).
Teori Inflasi
Secara garis besar, teori inflasi dibagi dalam tiga kelompok. Masing-masing kelompok menunjukan inflasi melalui sudut pandang yang tidak sama-beda.
■ Teori Kuantitas.
Teori kuantitas menyatakan bahwa inflasi sangat dipengaruhi oleh uang beredar. Berangkat dari teori Irving Fisher, dengan menganggap kecepatan sirkulasi transaksi dan output tetap, maka jumlah uang beredar berafiliasi pribadi dengan kenaikan harga.
Sehingga, semakin besar pertumbuhan jumlah uang beredar akan mengakibatkan inflasi yang semakin besar pula dengan tingkat yang sama. Sebagai contoh, dikala bank sentral mengambil kebijakan moneter dengan menambah jumlah uang beredar sebesar tiga kali lipat, berdasarkan teori ini, inflasi akan bertambah pula sebesar tiga kali lipat.
■ Teori Keynes.
Menurut teori ini, Inflasi terjadi lantaran suatu masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuannya (secara ekonomis). Proses inflasi ini terjadi sebagai proses perebutan kepingan rezeki di antara kelompok-kelompok sosial yang menginginkan kepingan yang lebih besar daripada yang bisa disediakan oleh masyarakat tersebut Misalnya, pemerintah pemerintah menjalankan defisit anggaran yang didanai melalui pencetakan uang baru.
Ataupun pengusaha swasta yang ingin melaksanakan investasi gres setelah memperoleh dana pembiayaan dari kredit bank. Sebagai akibatnya, terjadi lonjakan seruan dan muncul inflasi lantaran posisi penawaran tetap. Teori Keynes menyebut konsep ini sebagai inflational.
Proses inflasi akan terus berlangsung selama seruan efektif dari tiruana golongan masyarakat melebihi jumlah output yang diha-silkan masyarakat. Inflasi akan berhenti jika seruan efektif total tidak melebihi jumlah output yang tersedia. Bila jumlah seruan efektif dari tiruana golongan masyarakat tetap melebihi jumlah barang yang tersedia, maka harga akan naik dan inflasi akan terus ada.
■ Teori Strukturalis
Teori ini mempersembahkan tekanan pada kekakuan dan struktur perekonomian ibarat yang terjadi di negara-negara berkembang. Kekakuan yang terjadi di negara-negara berkembang berasal dari ketidakelastisan dari penawaran barang dan jasa.
melaluiataubersamaini tingkat teknologi yang rendah, penawaran tidak sanggup mengimbangi cepatnya pertumbuhan permintaan, contohnya jawaban dari pertumbuhan penduduk yang cepat, di negara-negara berkembang. Ketidak-seimbangan ini pada akhirnya akan menaikkan harga-harga dan menjadikan inflasi.
Daftar Pustaka: PT. Phibeta Aneka Gama
Post a Comment for "Faktor Penyebab Inflasi"