Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Ketaqwaan Terhadap Yang Kuasa Yang Mahasa Esa

Manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan tiruana benda yang ada di sekeliling kita, baik yang hidup maupun yang mati, ialah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Kita harus percaya kepada Tuhan yang membuat semesta alam.

Artinya, kita wajib mengakui dan meyakini bahwa Tuhan Yang Maha Esa itu memang benar ada Iman dan taqwa ialah keyakinan dan keinsafan yang diikuti dengan kesetiaan, kepatuhan, dan ketaatan dalam menjalankan perintah Tuhan Yang Maha Esa serta menjauhi segala laranganaNya.

Semua agama memiliki pengertian wacana ketaqwaan. Secara umum, taqwa berarti taat terhadap perintah Tuhan dan menjauhi segala larangan-Nya. Makara kita harus ingat, waspada, dan hati-hati dalam memelihara diri sendiri dasari noda dan dosa.

Menjaga keselamatan dengan melaksanakan yang baik dan benar, dan tidak melaksanakan perbuatan yang salah dan jahat. Sikap taqwa selalu di landasi dengan mengharapkan keridaan Tuhan. Sikap taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa ialah dasar sikap dan amal perbuatan bagi kehidupan kita sehari-hari yang selalu mengarah kepada keluhuran nama Tuhan Yang Maha Esa dan kebaikan bagi kehidupan masyarakat.

Di dalam negara kita, negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, agama mendapat tempat yang dijunjung tinggi. Menurut Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, kemerdekaan negara Republik Indonesia diperoleh atas berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa, Sila Pertama Pancasila ialah Ketuhanan Yang Maha Esa.

Selanjutnya, MPR dalam rnenetapkan keputusan-keputusannyTa selalu diawali dengan menyebut "melaluiataubersamaini Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa". Demikian pula, sistem peradilan di Indonesia yang diatur dengan Undang-undang No. 16 Tahun 1970, wacana Ketentuan-Ketentuan Pokok Kehakiman, memutuskan bahwa peradilan dilakukan dengan menyebut, "Demi keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa." 

Hakim-hakim di Indonesia berdasarkan Pasal 14 Ayat (I) undang-undang itu di nyatakan sebagai : "Orang yang bijaksana dan bertanggung balasan penuh kepada Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, masyarakat, bangsa, dan negara."

Demikian pula, para pejabat negara, presiden, wakil presiden, para menteri, gubernur kepala daerah, bupati dan pejabat negara lainnya sebelum mereka memangku jabatannya masing-masing, lebih lampau mengangkat sumpah jabatannya dengan mengucapkan lafadz "Demi Allah".

Demikian pula, dalam pengucapan sumpah jabatan pegawai negeri sipil selalu mengucapkan hal yang sama. Bangsa Indonesia ialah bangsa yang ber-Tuhan. Kita diberiman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Oleh sebab itu setiap masyarakat negara Indonesia harus diberiman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.

Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa juga terdapat dalam Undang-Undang Dasar 1945 serta ketetapan-ketetapan MPR, antaralain, sebagai diberikut:

1. Pengakuan atas Tuhan Yang Maha Esa ditetapkan dalam Pembukaan dan Batang Tubuh Undang-Undang Dasar 1945, antara lain berbunyi
  • "Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dengan didorong harapan luhur." Alinea ini mengatakan kepercayaan dan ketaqwaan ter-hadap Tuhan Yang Maha Esa. Berkat rida Tuhan, bangsa Indonesia berhasil dalarn usaha mencapai kemere dekaan.
  • Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Tuhan Yang Maha Esa.
  • Pasal 29 Ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha .Esa dijadikan dasar negara kita sehingga tidak dibenarkan penyebaran anutan atau paham ateis yang mengingkari adanya Tuhan. Demikian pula, tidak dibenarkan propaganda anti agama, sikap, serta perbuatan yang menghalang-halangi pelak-sanaan ibadat, pembinaan, atau pengembangan agama.

2. Dalam Ketetapan MPR No. II/MPR11978 wacana Ekaprasetia Pancakarsa ditetapkan sebagai diberikut:
  • Pancasila, menyerupai tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, rnerupakan kesatuan yang lingkaran dan utuh dari kelima sila.
  • Sila-sila dari Pancasila tidak sanggup dipahami dan didiberi arti secara sendiri-sendiri, terpisah dari keseluruhan sila lainnya.
  • Memahami atau memdiberi arti setiap sila secara terpisah dari sila yang lainnya akan menhadirkan pengertian yang keliru wacana Pancasila.
  • melaluiataubersamaini sila Ketuhanan Yang Maha Esa, bangsa Indonesia imenyatakan kepercayaan kepada Tuhan Yang Mtha Esa.
  • Oleh sebab itu, insan Indonesia percaya dan taqwa kepada Tuhan sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing berdasarkan dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

3. Dalam Ketetapan No. II/MPR/1993 wacana GBHN ditetapkan bahwa salah satu asas dan modal dasar pembangunan nasional ialah :
  • asas pembangunan nasional,
Yaitu keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Bahvva segala usaha dan acara pembangunan nasional dijiwai, di gerakkan, dan dikendalikan oleh keimanan dan ketagwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sebagai landasan spritual, moral, dan etik dalam rangka pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila.

  • modal rokaniah dan mental,
Yaitu keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esi ialah tenaga pelopor yang tidak ternilai harganya bagi pengisian aspirasi bangsa. Di dalam Republik Indonesia terdapat lima macam agama, yaitu agama Islam, agama Katholik, agama Katolik Protestan, agama Hindu, dan agama Budha. Pemeluk agama-agama tersebut hidup rukun dan hening dalam negara kesatuan Republik Indonesia.

Sebagai bangsa yang percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kita meyakini bahwa tanah air dan seluruh kekayaan alam ialah anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Kita pun wajib memelihara kelangsungan hidup dan kelestarian alam lingkungan secara seimbang.

Kita harus pintar bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan menyadari bahwa apa yang kita peroleh semata-mata karunia dari Tuhan. Yang Maha Esa. Sebagai insan dan bangsa Indonesia, kita seharusnya tidak ingkar atau resah terhadap Tuhan yang Maha Esa. Kita harus yakin bahwa keselamatan dan kesejahteraan hidup bersama akan terwujud apabila kita mensyukuri nikmat dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa. 

Pengembangan Nilai dan Sikap

1. Dalam kehidupan di lingkungan sekolah, kita bergaul dengan sesama kawan, guru-guru, dan alam sekitar, misalnya, memelihara tanaman, dan gedung sekolah. Sebagai insan yang diberiman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kita harus menjaga hubungan dengan unsur-unsur tersebut.

Diskusikan bersama kawanmu secara berkelompok! Tiap kelompok terdiri atas 4-7 siswa. Buatlah laporan dan kesimpulan dari hasil diskusi tersebut kepada gurumu! 

2. Berilah referensi sikap yang menjadi ciri orang yang diberiman dan bertagwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dalam:
  • hubungan dengan sesama manusia!
  • hubungan dengan guru-guru!
  • hubungan dengan al.am seicitar

tumbuhan dan tiruana benda yang ada di sekeliling kita Ketaqwaan Terhadap Tuhan Yang Mahasa Esa

Pengamalan
 
1. Diskusikanlah bersama kawan-kawanmu wacana masalah di bawah ini!
Di antara pelaku pencurian dan perkelahian ialah para pelajar.
  • Mengapa hal tersebut terjadi?
  • Teknik apakah yang sanggup ditempuh semoga pelajar tidak melaksanakan perbuatan tersebut?

2. Pengamatan Melalui media massa yang ada atau peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitarmu, perhatikan sikap insan yang tidak dilandasi kepercayaan dan taqwa! Buatlah catatan dan contoh-contohnya!

3. Lakukan kegiatan-kegiatan yang didasari kepercayaan dan taqwa di lingkungan kesekolahmu.
 
4. Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa itu wajib bagi kita.
  • Selain mengucapkan terima kasih kepada seseorang yang sudah memmenolong kita, apakah yang harus kita lakukan lagi?
  • Lakukan acara sebagai pernyataan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agamamu masing-masing!





Sumber: Tim Penyusun Naskah PPKN

Post a Comment for "Ketaqwaan Terhadap Yang Kuasa Yang Mahasa Esa"