Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Postur Kekuatan Pertahanan Dan Keamanan

Postur kekuatan Hankam mencakup beberapa aspek struktur kekuatan, tingkat kemampuan, dan gelar kekuatan. Terdapat ernpat pendekatan yang dipakai untuk membangun postur kekuatan Hankam, yaitu pendekatan ancaman, misi, kewilayahan, dan politik.

Dalam konteks ini perlu ada pertolongan kiprah dan fungsi yang terang antara problem pertahanan dan problem keamanan. Pertahanan diseriuskan untuk menghadapi ancaman dari luar negeri dan menjadi tanggung balasan TNI.

Keamanan diseriuskan untuk menghadapi ancaman dari dalam negeri dan menjadi tanggung balasan POLRI. Tentara Nasional Indonesia sanggup dilibatkan untuk ikut menangani problem keamanan apabila diminta atau POLRI sudah tidak bisa lagi alasannya ialah eskalasi ancaman yang meningkat ke keadaaan darurat.

A. Pembangunan Kekuatan Hankam

Konsepsi Hankam perlu mengacu pada konsep Wawasan Nusantara di mana Hankam mengarah pada upaya pertahanan seluruh wilayah kedaulatan negara kesatuan RI yang mencakup wilayah laut, udara, dan darat, termasuk pulau-pulau besar dan kecil.

Di samping itu, kekuatan Hankam perlu mengantisipasi prediksi ancaman dari luar sejalan dengan pesatnya perkembangan Iptek militer yang sudah menghasilkan daya gempur yang tinggi dan jarak jangkaunya jauh.

Hakikat Ancaman. Rumusan ini akan mempengaruhi budi dan seni administrasi pembangunan kekuatan Hankam. Kekeliruan dalam merumuskan hakikat ancaman akan mengakibatkan postur kekuatan Hankam menjadi kurang efektif dalam menghadapi banyak sekali gejolak dalam negeri, bahkan tidak bisa untuk melaksanakan perang konvensionai. Perumusan hakikat ancaman juga perlu mempertimbangkan konstelasi geografi Indonesia dan kemajuan Iptek.

Kedaulatan Republik Indonesia yang dua pertiga daerahnya terdiri dari bahari menempatkan bahari dan udara di atasnya sebagai mandala perang yang pertama kali akan terancam alasannya ialah keduanya ialah initial point untuk memasuki kedaulatan RI di darat. Ancaman dari luar senantiasa akan memakai media bahari dan udara di atasnya alasannya ialah Indonesia ialah negara kepulauan.

melaluiataubersamaini demikian pembangunan postur kekuatan Hankam masa depan perlu diarahkan ke pembangunan kekuatan secara proporsional dan seimbang antara unsur-unsur utama kekuatan pertahanan, yaitu Tentara Nasional Indonesia AD, Tentara Nasional Indonesia AL dan Tentara Nasional Indonesia AU serta unsur utama keamanan, yaitu POLRI.

Pesatnya kemajuan tek membawa implikasi meningkatnya kemampuan tempur, teruk daya hancur dan jarak jangkau. melaluiataubersamaini demikian ancaman masa depan yang perlu diwaspadai ialah serangan eksklusif lewat udara dan bahari oleh kekuatan gila yang memilild kepentingan terhadap Indonesia.

B. Gejolak Dalam Negeri

Di dalam kurun globalisasi ketika ini dan di masa menhadir, tidak terutup kemungkinan munculnya campur tangan gila dengan alasan menegakkan HAM, demokrasi, penegakan hukum, dan lingkungan hidup di balik kepentingan nasional mereka. Situasi menyerupai ini kemungkinan besar sanggup terjadi apabila unsur-unsur utama kekuatan Hankam dan komponen bangsa yang lain tidak bisa mengatasi permasalahan dalam negeri.

Untuk itu ancaman yang paling realistik ialah adanya linkup antara kekuatan dalam negeri dan kekuatan luar negeri. Geopolitik ke arah Geoekonomi. Kondisi ini mengimplikasikan semakin canggihnya upaya diplomasi guna mencapai tujuan politik dan ekonomi.

Pergeseran ini seperti tidak akan mengakibatkan ancaman yang fokus dari luar negeri. Namun jika dikaji secara mendalam, pergeseran tersebut justru sanggup mengakibatkan ancaman yang sangat membahayakan integritas bangsa dan negara kesatuan RI.

Sebelum melaksanakan tindakan agresi, pihak gila yang berkepentingan terhadap Indonesia akan memakai wahana diplomasi dan membangun opini untuk mencari pertolongan internasional. Kemajuan Iptek isu sangat memungkinkan untuk itu, terlebih ketika dunia internasional sedang mengalami unbalance of power.

C. Perkembangan Lingkungan Strategis

Perkembangan ini mengisyaratkan bahwa pergeseran geopolitik ke arah geoekonomi membawa perubahan besar dalam penerapan budi dan seni administrasi negara-negara di dunia dalam mewujudkan kepentingan nasionalnya masing masing.

Penerapan cara-cara gres sudah meningkatkan eskalasi konflik regional dan konflik dalam negeri yang mendorong keterlibatan Negara superpower. Dalam menyikapi dinamika perkembangan menyerupai ini, kita perlu rnembangun postur kekuatan Hankam yang mempunyai profesionalisme yang tinggi untuk melaksanakan:
  • pertama, acara jasus strategis dalam tiruana aspek kehidupan nasional;
  • kedua, upaya pertahanan darat bahari dan udara;
  • ketiga, pemeliharaan dan penegakan keamanan dalam negeri secara berlanjut dalam tiruana aspek kehidupan nasional;
  • keempat, training potensi dan kekuatan wilayah dalam tiruana aspek kehidupan nasional untuk meningkatkan Tannas;
  • serta kelima, pemeliharaan stabilitas nasional dan Tannas secara menyeluruh dan berlanjut.

 Postur kekuatan Hankam mencakup beberapa aspek struktur kekuatan Postur Kekuatan Pertahanan Dan Keamanan

D. Mewujudkan Postur Kekuatan Hankam.

Perwujudan postur kekuatan Hankam yang mempunyai daya bendung dan daya tangkal yang tinggi dalam menghadapi kemungkinan ancaman dari luar membutuhkan anggaran yang sangat hesar. Di sisi lain, kita dihadapkan kepada banyak sekali keterbatasan.

melaluiataubersamaini mengacu pada negara-negara lain yang membangun kekuatan Hankam melalui pendekatan misi, yaitu spesialuntuk untuk melindungi diri sendiri dan tidak untuk kepentingan invasi, barangkali konsep standing armed forces secara proporsional dan seimbang perlu dikembangkan.

Pengembangan konsep dengan susunan kekuatan Hankamneg ini meliputi: pertama, perlawanan bersenjata yang terdiri atas bala konkret yang ialah kekuatan Tentara Nasional Indonesia yang selalu siap dan yang dibina sebagai kekuatan cadangan serta bala potensial, yaitu Polisi Republik Indonesia dan Ratih yang fungsinya ialah sebagai Wanra; kedua, perlawanan tidak bersenjata yang terdiri atas Ratih yang berfungsi sebagai Tibum, Linra, Kamra dan Linmas; ketiga, komponen pendukung perlawanan bersenjata dan tidak bersenjata sesuai bidang profesi masing-masing dengan memanfaatkan tiruana sumber daya nasional, masukana, dan pramasukana serta proteksi masyarakat terhadap tragedi perang dan tragedi lainnya.




Sumber: PT. Gramedia Pustaka Utama

Post a Comment for "Postur Kekuatan Pertahanan Dan Keamanan"