Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Contoh Bentuk Sikap Menyimpang Dalam Masyarakat

Sosialisasi yaitu proses berguru diberinteraksi dalam masyarakat sesuai dengan peranan yang dijalankan. Proses sosialisasi yang sesuai dengan norma dan nilai dalam masyarakat disebut konformitas. Dalam proses sosialisasi, kemungkinan terjadi beberapa sikap menyimpang, contohnya penyalahgunaan narkotika, perkelahian pelajar, dan sikap seksual di luar nikah. 

A. Penyalahgunaan Narkotika

Sebelum menguraikan ancaman jawaban penyalahgunaan narkotika, kita awali dengan meninjau fungsi narkotika dari segi medis. Fungsi utama narkotika dalam medis yaitu sebagai analgesik, yaitu untuk mengurangi rasa sakit dan penenang. Penenang ini spesialuntuk dipakai di rumah sakit dengan rekomendasi dokter untuk orang yang menderita penyakit berat, contohnya penderita kanker atau orang-orang yang akan menjalani operasi. 

Di samping fungsi utama tersebut, narkotika juga menimbulkan imbas yang disebut halusinasi (khayalan), keinginan yang indah-indah, atau rasa nyaman. melaluiataubersamaini timbulnya imbas halusinasi inilah penyebab sekelompok masyarakat, terutama di kalangan remaja, ingin ,menggunakan narkotika meskipun / sedang tidak menderita sakit. Hal itulah yang mengakibatkan terjadinya penyalahgunaan obat (narkotika). 

Bahaya penerapan narkotika yang tidak sesuai dengan peraturan yaitu adanya adiksi atau ketergantungan obat (ketagihan). Adiksi yaitu keracunan obat yang bersifat kronik atau periodik sehingga penderita kehilangan kontrol terhadap dirinya. Akibatnya, timbullah kerugian bagi dirinya dan masyarakat. 

Orang-orang yang sudah terlibat dalam penyalahgunaan narkotika, pada awal penerapannya masih dalam ukuran (dosis) yang normal. Lama-kelabuaan hal itu menjadi kebiasaan (habituasi). Oleh lantaran sudah terbiasa, pemakai menambah takaran yang lebih tinggi (toleransi) untuk menimbulkan imbas yang sama. Karena kebiasaan, fase toleransi ini alchirnya menjadi fase dependensi (ketergantungan) dan merasa tidak sanggup hidup tanpa narkotika. 

Menurut hasil penelitian ilmiah Dr. Graham Baligua (psikiater) biasanya seorang remaja memakai narkotika lantaran beberapa sebab. Sebab-sebab itu, antara lain:

  • Untuk mengambarkan keberaniannya dalam melaksanakan tindakan-tindakan berbahaya ibarat ngebut, berkelahi, dan bergaul dengan wanita;
  • Untuk mengatakan tindakan menentang otoritas orang tua, guru, dan norma-norma sosial; 
  • Untuk mempergampang penyaluran dan perbuatan seks; 
  • Untuk mencari dan menemukan arti hidup; 
  • Untuk mengisi kekosongan, kesepian, dan kebosanan; 
  • Untlik menghilangkan putus asa dan kegelisahan hidup; 
  • Untuk mengikuti kawan-kawan sebagai rasa solidaritas; 
  • Untuk sekadar iseng dan dorongan ingin tahu.

Adapun gejala-gejala yang mengatakan ketergantungan seseorang terhadap obat narkotika yaitu sebagai diberikut:

  1. Tingkah laris yang tidak sanggup diterima oleh masyarakat sekelilingnya, bertindak semau sendiri, indisipliner, sering berdusta, membolos sekolah, terlambat berdiri pagi, ingin selalu ke luar rumah, dan menghabis-habiskan makanan di rumah tanpa mengingat anggota keluarga lain.
  2. Pada proses yang lebih tinggi, kebadungan meningkat hingga pada tindakan mengambil barang berharga milik orang lain (mencuri)
  3. Pada proses yang lebih tinggi penderita merasa dirinya paling tinggi, paling hebat, paling kuat, dan sanggup melaksanakan tiruana hal.
  4. Pada ketika imbas mulai menurun penderita sangat gelisah, merasa diancam, dikejar-kejar perasaan ingin menyakiti diri sendiri, membunuh orang lain, bahkan hingga bunuh diri. 

Reaksi demikian itulah yang dinamakan ketergantungan obat. Hal itu sanggup merugikan diri sendiri dan masyarakat. Beberapa jenis flora materi makanan dan obat bius, antara lain candu, alkohol, kokain, ganja, kafein, dan tembakau.

Mengapa para remaja harus diselamatkan dari ancaman narkotika? Orang bau tanah tidak selamanya berpengaruh dan tetap hidup. Orang bau tanah apabila sudah berumur 55 tahun ke atas, tenaganya tidak berpengaruh lagi untuk bekerja. Umur 55 tahun untuk pegawai negeri subh mulai pensiun dan hans diengan angkatan muda.

Tenaga pengganti haruslah orang yang lebih cakap, lebih pintar, dan lebih baik semoga masa depan bangsa makin baik dan maju. Oleh lantaran itu, remaja harus diselamatkan. Di tangan generasi mudalah terletak nasib bangsa dan negara. Oleh lantaran itu, para remaja haruslah mempersiapkani diri menjadi orang berjiwa besar, ulet, dan tangguh menghadapi kesusahan serta bisa mengatasinya. 

B. Perkelahian Pelajar

Perkelahian antarpelajar sanggup merusak dan memperlemah persatuan dan kesatuan para pelajar serta merusak nilai-nilai sosial. Peranan organisasi pelajar, ibarat OSIS, Palang Merah Remaja, dan pramuka sangat penting di dalam pembentukan sikap dan tingkah laris para pelajar. Melalui organisasi-organisasi pelajar, kita kembangkan kreativitas dan efektifitas kaum pelajar. Apabila terjadi masalah, selesaikan dengan musyawarah atau jalur hukum, tidakboleh memakai kekuatan fisik.

C. Perilaku Seksual di Luar Nikah

Perilaku seksual di luar nikah terjadi sebagai jawaban masuknya kebudayaan Barat. Perilaku seksual di luar nikah sangat berperihalan dengan nilai-nilai agama dan nilai-nilai sosial masyarakat Indonesia. Masuknya paham Children of God sangat berperihalan dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Pada dasarnya Children of God (COG) ialah free sex atau kebebasan korelasi seksual di luar nikah. Hubungan seksual di luar nikah berdasarkan aliran agama yaitu dosa besar. 

D. Homoseksual

Homoseksual yaitu kecenderungan seseorang untuk tertarik kepada sesama jenis kelabuin sebagai kawan seksual. Pria yang melaksanakan hal demikian disebut homoseksual. Sedangkan, bagi perempuan disebut lesbian. Tindakan homoseksual berperihalan dengan norma-norma sosial dan agama.

E. Membunuh

Membunuh dalam agama ataupun norma-norma sosial yaitu pelanggaran berat dan tidak berperikemanusiaan. Pelakunya akan menerima hukuman yang berat.

Di samping teladan di atas, masih banyak sikap menyimpang, contohnya penyalahgunaan wewenang, agresi coret-coret di tembok atau pagar, perkelahian, pelanggaran norma-norma kesusilaan, kebut-kebutan, dan minum-minuman keras.  Perilaku menyimpang yang dilakukan cowok pelajar ditandai dengan dua faktor.

 Sosialisasi yaitu proses berguru diberinteraksi dalam masyarakat sesuai dengan peranan yan misal Bentuk Perilaku Menyimpang dalam Masyarakat

  • Sikap melawan yang biasanya disertai dengan rasa takut bahwa masyarakat akan hancur lantaran perbuatan-perbuatan menyimpang.
  • Sikap apatis atau hirau tak hirau biasanya disertai rasa kecewa terhadap masyarakat.

Generasi muda biasanya menghadapi problem-problem sosial dan biologis. Seseorang yang sudah mencapai usia remaja, secara fisik sudah matang. Akan tetapi, untuk sanggup dikatakan sampaumur dalam arti sosial ia masih memerlukan banyak berguru nilai-nilai dan norma masyarakat, lebih-lebih lantaran keadaan masyarakat yang beragam. Keragaman masyarakat tersebut, contohnya sebagai diberikut:

  1. Pada masyarakat yang masih sederhana keadaan ini tidak menimbulkan persoalaa alasannya yaitu anak memperoleh pendidikan di lingkungan kekerabatannya. Perbedaan kedewasaan sosial dan biologis tidak terlalu mencolok. Posisi seseorang j dalam masyarakat ditentukan oleh usianya.
  2. Pada masyarakat kota atau masyarakat maju dan kompleks terdapat santunan kerja dalam bidang-bidang kehidupan. Pada masyarakat kompleks tersebut tidak terlalu menuntut kemampuan fisik, tetapi kemampuan yang bersifat ilmiah.
  3. Pada masyarakat yang sedang mengalami masa transisi, generasi muda seperti terjepit antara norma usang dan norma baru. Generasi bau tanah tidak menyadari bahwa kini ukurannya tidak lagi segi usia, tetapi kemampuan. Persoalannya yaitu bahwa generasi muda sama sekali tidak didiberi peluang untuk mengambarkan kemampuannya. 
Masa remaja dikatakan sebagai suatu masa yang berbahaya lantaran pada periode tersebut seseorang meninggalkan .tahap kehidupan bawah umur menuju ke tahap kedewasaan. Masa tersebut dikatakan sebagai masa krisis alasannya yaitu mereka belum memiliki pegangan. 

Kepribadiannya sedang mengalami pembentukan. Anak-anak pada usia remaja masih memerlukan bimbingan terutama dari orang tuanya. Tidak adanya kepedulian orang bau tanah terhadap anak menjadi salah satu penyebab timbulnya kebadungan. Generasi muda Indonesia terutama di kota-kota besar, ibarat Jakarta, -Surabaya, Bandung, Medan, atau Semarang sering mengalami kekosongan mental. 

Hal itu disebabkan kurangnya bimbingan dari orang tua. Para orang bau tanah terlalu sibuk dengan urusan-urusan di luar rumah. Di samping itu, di kota-kota besar kurang tempat-tempat rekreasi yang murah, banyaknya perumahan kumuh, dan susahnya mencari nafkah.

Ciri yang menonjol pada masyarakat perkotaan, antara lain sebagai diberikut.
  • Kehidupan keagamaan di perkotaan makin berkurang jikalau dibandingkan di desa.
  • Orang kota pada umumnya sanggup mengurus diri tanpa harus tergantung pada orang lain.
  • Kehidupan keluarga di kota sering susah untuk disatukan alasannya yaitu adanya perbedaan kepentingan, paham politik, dan agama. Pada umumnya masyarakat perkotaan tidak menganut jalan pikiran sosial. Interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan langsung atau ekonomi.
  • Dinamisnya kehidupan di kota-kota mengakibatkan waktu penting untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan seorang individu.
  • Di kota-kota setiap individu berani menghadapi orang lain dengan latar belakang, pendidikan, dan kepentingan yang tidak sama.
  • Pembagian kerja di antara masyarakat kota lebih tegas dan memiliki batas-batas yang nyata.
  • Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan lebih banyak diperoleh masyarakat kota daripada masyarakat desa lantaran sistem santunan kerja yang tegas.
  • Perubahan-perubahan sosial tampak secara positif di kota-kota lantaran lebih terbuka dalam mendapatkan pengaruh-pengaruh kebudayaan luar. 

Secara sosiologis, problem-problem tersebut sanggup diperinci sebagai diberikut.
  • Persoalan sense of value yang kurang ditanamkan orang tua, terutama masyarakat lapisan atas. Anak dalam masyarakat lapisan atas, biasanya inenjadi sorotan dan sumber imitasi bawah umur dari lapisan bawah.
  • Timbulnya organisasi cowok informal yang tingkah lakunya tidak disukai oleh masyarakat.
  • Timbulnya usaha-usaha generasi muda yang bertujuan melaksanakan perubahan-perubahan dalam masyarakat yang diadaptasi dengan jiwa generasi muda.

Problem sosial ialah masalah-masalah sosial yang sudah tidak sanggup diatasi. Namun, ada juga problem sosial yang masih sanggup diatasi. Problem-problem sosial pada masyarakat yang masih sanggup diperbaiki disebut manifest social problem. Sedangkan, problem-problem sosial dalam masyarakat yang susah diatasi disebut latent problem. 

Kita wajib berusaha memecahkanproblem-problem sosial tadi semoga proses sosialisasi berjalan baik dan lancar. Coba jelaskan bagaimana caranya! Perbuatan menyimpang terutama yang bersifat kriminalitas disebabkan oleh adanya banyak sekali ketimpangan sosial,yaitu adanya gejala-gejala kemasyarakatan. Misalnya, krisis ekonomi, keinginan-keinginan yang tidak tersalurkan, tekanan mental, dan dendam.

Tindakan kriminal biasanya banyak terjadi pada masyarakat kota yang lebih banyak mengalami banyak sekali tekanan. Tindakan kriminalitas tidak spesialuntuk tumbuh dari dalam diri masyarakat itu, tetapi juga ikarena imbas luar. Pengaruh luaryang memengaruhi timbulnya kriminalitas, antara lain imbas pergaulan kerja, pergaulan dalam lingkungan masyarakat tertentu yang memiliki unsur-unsur tindak kejahatan. Kriminalitas sanggup berkurang, tetapi sanggup pula berkembang. 

Berkembangnya kriminalitas bisa melalui alat-alat komunikasi, ibarat surat kabar, radio, film, dan televisi. Alat-alat komunikasi sanggup mempersembahkan imbas yang relatif besar terhadap seseorang atau masyarakat untuk mendapatkan atau menolak pola kelakuan kriminal tersebut.


Daftar Pustaka: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Post a Comment for "Contoh Bentuk Sikap Menyimpang Dalam Masyarakat"