Pengertian Nasionalisme Dan Kronologi Pergerakan Nasional
Ada banyak sekali macam batasan tentang nasionalisme, salah satunya dikemukakan oleh Hans Kohn. Menurut Hans Kohn, nasionalisme ialah suatu paham yang menyatakan bahwa kesetiaan individu diserahkan kepada negara kebangsaan. Sebelum paham kebangsaan lahir, kesetiaan individu diserahkan kepada raja.
Sementara itu, pada era pertengahan kesetiaan individu diserahkan kepada gereja. Nasionalisme juga sanggup diartikan perasaan kebangsaan atau semangat kebangsaan, yaitu perasaan cinta kepada bangsa dan negaranya melebihi apa pun juga. Pada negara-negara yang dijajah, nasionalisme sanggup menimbulkan timbulnya pergerakan nasional , yaitu gerakan untuk mengusir penjajah.
Pengertian Pergerakan Nasional
Di Indonesia, pergerakan nasional ialah istilah yang dipakai untuk menyebut usaha bangsa Indonesia melawan penjajajah dalam kurun waktu 1908 - 1945. Di luar kurun waktu tersebut dipakai istilah perlawanan atau perjuangan, contohnya usaha melawan kekuasan gila di banyak sekali kawasan yang terjadi pada masa VOC dan masa pemerintahan kolonial Belanda. Ada lagi usaha mempertahankan kemerdekaan yang berlangsung semenjak Proklamasi Kemerdekaan hingga terbentuknya Republik Indonesia Serikat tanggal 27 Desember 1949.
Seperti halnya di banyak sekali negara lainnya, pergerakan nasional di Indonesia juga bertujuan untuk mengusir penjajah (Belanda) dan mewujudkan Indonesia merdeka. Lahirnya pergerakan nasional dimulai dengan berdirinya Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908.
Tanggal tersebut hingga sekarang selalu diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Pada awalnya Boedi Oetomo ialah organisasi yang bersifat sosial. Namun dalam perkembangannya bergeser menjadi organisasi politik. Perkembangan selanjutnya ialah pada tahun 1932, Boedi Oetomo menyatakan bahwa tujuannya ialah Indonesia merdeka.
Kronologi Pergerakan Nasional
Perlawanan terhadap penjajah Belanda yang terjadi di banyak sekali kawasan sebelum tahun 1908 menyerupai halnya Perang Diponegoro dan Perang Padri tidak sanggup disebut pergerakan nasional. Untuk sanggup disebut pergerakan nasional harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai diberikut:
- Perjuangan dilakukan dengan membentuk organisasi modern.
- Perjuangan tidak bersifat kedaerahan.
- Perjuangan tidak semata-mata tergantung pada seorang tokoh yang kharismatis.
Menurut Suhartono, organisasi modern ialah organisasi yang memiliki pimpinan, ideologi yang jelas, dan anggota. Lahirnya pergerakan nasional di Indonesia disebabkan oleh banyak sekali faktor, baik faktor intern (dari dalam) maupun faktor ekstern (dari luar).
Faktor dari Dalam Antara Lain:
- Sejarah masa lampau yang gemilang, yaitu masa kejayaan Sriwijaya dan Majapahit serta ditandai dengan bangunan monumental,
- Penderitaan rakyat sebagai tanggapan penjajahan;
- Reaksi terhadap semangat kedaerahan yang tidak menguntungkan lantaran membuat terpecah-pecah dan lemah; serta
- Munculnya kaum akil Indonesia setelah mengikuti pendidikan.
Faktor dari Luar Antara Lain:
- Masuknya ide-ide Barat menyerupai nasionalisme, liberalisme, dan sosialisme melalui pendidikan Barat modern;
- Kemenangan Jepang atas Rusia tahun 1905 yang menimbulkan lahirnya nasionalisme Asia; dan
- Pergerakan dan usaha bangsa lain melawan penjajah menyerupai yang terjadi di India, Mesir, dan Turki.
Peranan kaum akil sangat penting lantaran merekalah yang bahwasanya menjadi aktivis dari gerakan tersebut. Politik etis yang dimaksudkan sebagai balas kebijaksanaan kepada bangsa Indonesia ternyata melahirkan konsep `Trilogi van Deventer'. Konsep tersebut tertuang dalam tulisannya yang berjudul Een Ereschuld yang meliputi perihal: irigasi, emigrasi, dan edukasi.
Dalam pelaksanaannya, Trilogi van Deventer lebih banyak dipakai untuk kepentingan pemerintah kolonial Belanda. Irigasi dipakai untuk mengairi perkebunan-perkebunan milik Pemerintah Belanda yang ditanami dengan tanam-tanaman yang laris diekspor ke Eropa.
Emigrasi dilakukan dengan jalan memindahkan penduduk dari Jawa ke Sumatra untuk dipekerjakan pada perkebunan-perkebunan Belanda. Sedangkan edukasi lebih ditekankan untuk menghasilkan tenaga kerja biar lebih terampil bekerja pada Pemerintah Belanda. Meskipun demikian, edukasi juga melahirkan golongan akil yang nantinya akan menjadi aktivis dalam pergerakan nasional.
Daftar Pustaka: Yudhistira
Post a Comment for "Pengertian Nasionalisme Dan Kronologi Pergerakan Nasional"