Peran Dan Pembagian Terstruktur Mengenai Tumbuhan Lumut
Berdasarkan bentuk morfologi dan sifat hidup lainnya, lumut dikelompokkan atas lumut hati, lumut tanduk, dan lumut sejati (lumut daun). Masing-masing kelompok tersebut menempati tingkatan takson yang sama. Tetapi, penempatannya dalam sistem taksonomi mengalami perkembangan.
Sebagian andal taksonomi botani menempatkan masing-masing kelompok fumut pada tingkatan takson kelas, yaitu kelas Hepaticopsida (lumut hati), kelas Anthoceropsida (lumut tanduk), dan kelas Bryopsida (lumut sejati).
Klasifikasi Lumut
Sebagian andal taksonomi lainnya menempatkan lumut pada tingkat divisi, yaitu divisi Hepatophyta, divisi Anthocerophyta, dan divisi Bryophyta. Terlepas dari perbedaannya dalam sistem taksonomi, diberikut ini kita akan mengulas wacana kelompok lumut tersebut satu per satu.
Lumut Hati
Lumut hati ialah flora kecil yang berbentuk lembaran. Lumut hati tidak mempunyai akar, batang, dan daun yang bekerjsama sehingga mereka disebut juga flora talus. Struktur talus pada lumut hati dikenal dengan istilah lobus.
Salah satu jenis lumut hati yang paling populer ialah Marchantia. Setiap lobus lumut tersebut mempunyai ukuran panjang sekitar satu sentimeter atau lebih. Permukaan atas lobus licin, sedangkan pada permukaan bawahnya terdapat sejumlah rizoid yang sanggup tertanam ke dalam tanah. Marchantia sanggup bereproduksi secara aseksual dan seksual.
Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembentukan gemma atau kuncup. Gemma dihasilkan dari potongan dorsal talus. Pada setiap gemma terdapat sekumpulan titik tumbuh. Gemma remaja sanggup terpencar atau terlepas dari talusnya lantaran tetesan air atau sentuhan serangga kecil. Jika gemma jatuh di tempat yang cocok, akan tumbuh menjadi talus (individu) baru.
Teknik reproduksi aseksual lainnya ialah dengan melaksanakan fragmentasi. Reproduksi seksual dilakukan dengan melibatkan ak2t kelabuin jantan (anteridium) dan alat kelabuin betina (arkegonium). Anteridium yang sudah matang akan mengeluarkan spermato-zoid berflagel.
Selanjutnya, melalui perantaraan air spermatozoid berenang menuju sel telur yang dihasilkan oleh arkegonium sampai terjadi pembuahan. Hasil pembuahan akan membentuk zigot. Zigot berkembang dan tumbuh menjadi talus atau lumut baru. misal lumut hati ialah Marchantia polymorpha dan Marchantia geminata.
LumutTanduk
Lumut tanduk sanggup ditemukan di sepanjang pinggir sungai, danau, atau selokan. Struktur tubuhnya hampir serupa dengan lumut hati. Itulah sebabnya, ada sebagian andal mengelom-pokkannya ke dalam lumut hati. Seperti halnya lumut hati, lumut tanduk juga mengalami pergiliran keturunan. Salah satu spesies lumut tanduk ialah Anthoceros sporophytes.
Lumut Sejati
Lumut sejati banyak ditemukan di kawasan yang basah dan teduh. Mereka mempunyai daya kompetisi yang lebih baik dibanding kelompok lumut yang lain sehingga kawasan penyebarannya lebih luas Lumut sejati sanggup saja ditemukan di kawasan kutub, tropis, atau gurun.
Lumut sejati ialah flora kecil yang mempunyai batang tiruan yang tegak dengan lembaran daun yang tersusun spiral. Sepintas flora tersebut tampak menyerupai rumput. Selain itu, lumut sejati ada juga yang tampak menyerupai hamparan karpet atau beledu. Di hutan, flora ini sering kali membentuk lantai dasar hutan atau melekat pada batang kayu.
Lumut sejati sanggup menyesuaikan diri pada lingkungan yang "guah". Misalnya, lumut tembaga (copper mosses) ditemukan spesialuntuk di kawasan yang mengandung tembaga sehingga flora tersebut sanggup dijadikan sebagai indikator untuk deposit tembaga.
Jenis lainnya, lumut bercahaya (luminous mosses) yang mempunyai cahaya hijau keemasan ditemukan spesialuntuk di dalam gua, bawah akar pohon, dan beberapa tempat yang teduh. Lumut sejati mempunyai kutikula dan stomata sehingga sanggup mencegah hilangnya air dari dalam selnya. Jika hadir ekspresi dominan kering secara terus-menerus dan berlangsung lama, lumut sejati akan mengalami dormansi.
Tumbuhan tersebut tampak layu, berwarna cokelat, dan seakan-akan mati. Tetapi, segera sehabis turun hujan, lumut sejati menjadi hijau dan acara metabolismenya kembali aktif. Reproduksi lumut sejati sanggup terjadi secara aseksual dan seksual. Kebanyakan reproduksi aseksual (vegetatif) dilakukan dengan cara fragmentasi.
Bagian dari flora tersebut sanggup tumbuh menghasilkan tunas atau kuncup. Kuncup akan bermetamorfosis lumut baru. Selain itu, lumut sejati juga mengalami pergiliran keturunan dari fase gametofit ke fase sporofit yang berlangsung secara bergantian. Pada fase gametofit (fase generatif), lumut menghasilkan gametangium, yaitu berupa anteridium dan arkegonium.
Anteridium akan menghasilkan spermatOzoid, sedangkan arkegonium menghasilkan sel telur. Pada fase tersebut spermatozoid berenang menuju sel telur sampai terjadi peleburan sel kelabuin. Hasil peleburan kedua sel kelabuin akan membentuk zigot. Selanjutnya, zigot akan tumbuh menjadi sporogonium (fase sporofit) yang tetap melekat pada lumut (fase gametofit). Pada sporogonium lumut sejati terdapat bagian-bagian sebagai diberikut:
- Vaginula, yaitu selubung pada awal tangkai sporogonium yang berasal dari dinding arkegonium.
- Seta, yaitu tangkai sporogonium.
- Apofisis, yaitu bentuk pelebaran dari ujung seta atau suatu peralihan dari seta ke sporogonium.
- Sporangium, yaitu kotak spora yang menjadi tempat pembentukan spora. Pada potongan tengahnya terdapat kolumela yang bersifat steril.
- Kaliptra, yaitu semacam kapsul atau tudung sporangium yang berasal dari dinding arkegonium.
Sporangium berbentuk menyerupai periuk. Pada potongan ujung terdapat sederet gigi peristom yang tersusun secara melingkar. Sporangium juga memilild operkulum, yaitu tutup kotak spora_ Operkulum biasanya akan terlepas jikalau spora sudah matang.
Pengeluaran spora diatur oleh gigi peristom. Keduddkan gigi peristom sanggup berubah-ubah sesuai dengan kelembapan udara di sekitarnya. Pada udara yang lembap, gigi peristom akan menutup sehingga spora tidak bisa keluar. Sebaliknya, pada keadaan udara kering, gigi peristom membuka sehingga spora sanggup keluar.
Jika spora jatuh di tempat yang sesuai, akan tumbuh menjadi protonema. Selanjutnya, protonema tumbuh menjadi flora lumut sejati sebagai fase (generasi) gametofit. Berdasarkan dari daur hidup lumut, kalian sanggup mengetahui bahwa fase gametofit lebih mayoritas daripada fase sporofit.
Berikut ini beberapa pola spesies dari lumut sejati, yaitu Sphagnum fimbriatum, Sphagnum squarrosum, Polytrichum commune, Funaria hygrometrica, Pogonatum circhatum, Mniodendron divaricatum, dan Aerobryopsis longisima.
Peran Lumut
Kemampuan pembiasaan lumut lebih baik dibanding flora berpembuluh. Lumut sanggup tumbuh pada dinding kerikil atau celah-celah karang. Tumbuhan tersebut sanggup mengubah struktur kerikil atau karang menjadi lapisan tanah sebagai tempat tumbuh bagi makhluk hidup lain. Itulah sebabnya, lumut dikatakan juga sebagai vegetasi perintis.
Di hutan, lumut sangat berperan dalam menyerap dan menahan air hujan. Artinya, flora tersebut sanggup mencegah terjadinya banjir pada ekspresi dominan hujan dan bisa menyediakan air pada ekspresi dominan kemarau. Beberapa jenis lumut mempunyai nilai komersial. Misalnya, Sphagnum mempunyai kemampuan menyerap air yang sangat besar sehingga sering dipakai di kebun untuk memperbaiki kemampuan tanah dalam menahan air.
Pada beberapa kawasan yang tanahnya bersifat asam atau lembap, sisa-sisa Sphagnum akan menumpuk tanpa mengalami pelapukan. Tumpukan lumut tersebut disebut peat yang sanggup dipakai sebagai materi bakar. Sphagnum yang sudah dimembersihkankan sanggup juga diolah menjadi materi pengganti kapas. Selain itu, jenis Marchantia polymorpha diduga sanggup dijadikan sebagai obat hepatitis (radang hati).
Daftar Pustaka: Yudhistira
Post a Comment for "Peran Dan Pembagian Terstruktur Mengenai Tumbuhan Lumut"