Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cara Masyarakat Mewariskan Era Kemudian Dan Contohnya

Teknik Masyarakat Mewariskan Masa Lalu



Manusia dikaruniai Tuhan dengan nalar budi. melaluiataubersamaini akainva insan sanggup memikirkan dan mencoba memecahkan permasalahan-permasalahan yang dihadapinya. melaluiataubersamaini akalnya pula ia melaksanakan penyesuaian dengan alam sekitarnya, atau melaksanakan penyesuaian dengan lingkungan alarn dan masvarakat lain; serta melaksanakan produksi dan penemuan dalam rangka mempertahankan kesejahteraan hidupnya. 

Misalnya, ia membuat kapak atau pisau dariatu untuk menetak dan memotong benda-benda atau kuliner yang dibutuhkannya, atau membuat galah untuk mengambil buah-buahan dan pohon sehingga ia tidak perlu memanjat pohon tersebut. Demikian pula jikalau ia memerlukan ikan yang ada dalam danau atau sungai, ia tidak perlu lagi menvelam mengejar ikan-ikan tersebut, namun cukup dengan membuat kail, jaring, atau perangkap. Pendek kata, dalam rangka menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta mempertahankan kesejahteraan hidupnya, insan memakai intuisi dan akalnya untuk merancang dan membuat banyak sekali macam alat.



Pada mulanya, karya cipta insan terbatas pada benda-benda yang diharapkan untuk usaspesialuntuk mempertahankan hidupnva. Oleh alasannya itu, benda-benda yang dibuatnya yaitu aiat-alat yang erat kaitannya dengan upaya mencari makanan. Seba ai contoh, pada pada masa berburu dan mengumpulkan makanan. insan awal membuat benda-benda menyerupai kapak perimbas dan kapak penetak yang terbuat dan batu. Diduga kapak perimbas dipergunakan untuk memotong daging dan tulang binatang-binatang buruan yang berhasil ditangkap. Sedangkan untuk mengulitinya diduga memakai alat serpih. Mat serpih seringkali ditemukan bahu-membahu kapak perimbas.

Di Indonesia, kapak perimbas dan kapak penetak mi banyak ditemukan di tempat Pacitan, Jawa Timur. Oleh alasannya itu, kedua kapak tersebut seringkali disebut sebagai kapak Pacitan. Umumnya pembuatannya masih kasar. Diduga insan yang memakai jenis kapak mi yaitu Pithecanthropus Erectus (manusia simpanse yang berjalan tegak). Selain di Pacitan, kapak perimbas juga ditemukan di tempat Bengkulu (Sumatra), Awangbangkal (Kalimantan), Cabengge (Sulawesi Selatan), dan Lahat (Sumatera Utara).

Di samping alat-alat dan barn, insan pada zaman itu juga membuat alat dan tanduk dan tulang. Alat-alat mi antara lain banyak ditemukan di tempat Ngandong erat Ngawi,JawaTimur. Diduga alat-alat menyerupai mi dipergunakan oleh Homo Soloensis (Manusia Solo). Perbendaharaan insan zaman mi menawarkan kegunaan alat-alat untuk acara perburuan. Kemudian pada zaman bercocok tanam berkembang keahlian mengasah alat-alat barn serta mulai dikenalnya pembuatan gerabah.

Seiring dengan hasrat dan nafsunya untuk memenuhi kebutuhan hidupnva lebih lanjut, insan menghasilkan banyak sekali ciptaan baru, baik yang pribadi maupun tidak pribadi bekerjasama dengan perjuangan mempertahankan hidupnya. Hasrat akan menambah hasil usaspesialuntuk itu kemudian menimbulkan
perekonomian dalam lingkungan kerjasama yang teratur. Hasrat akan menandai dirinya disertai rasa keindahan menyebabkan kesenian. Hasrat akan mengatur kedudukannya dalam alam sekitarnya dalam menghadapi tenaga-tenaga alam yang banyak ragamnya dan yang gaib, menyebabkan kepercayaan dan
keagamaan. Sedangkan hasrat untuk mengetahui, menganalisa dan memecahkan masalah yang dihadapinya menyebabkan ilmu pengetahuan.

Segala ciptaan insan pada masa kemudian mi ialah hasil usaspesialuntuk untuk mengubah dan memdiberi bentuk serta susunan gres kepada pemdiberian Tuhan sesuai dengan kebutuhan jasmani dan rohaninya. Hasil menyerupai inilah yang kemudian dinamakan kebudayaan.

Pada hakekatnva kebudayaan itu memiliki dua aspek yang tidak sanggup dipisahkan hubungannva sam sama lain, yaitu:
  1. Aspek material yang mencakup segala benda buatan insan sebagai perwujudan dan akainva. Hasil-hasil mi sanggup diraba dan dilihat.
  2. Aspek non material. yang terdiri atas alam pikiran dan kumpulan perasaan yang tersusun secara teratur. misalnya, falsafah hidup, nilai-nilai dan norma. Aspek non material mi tidak sanggup diraba, spesialuntuk penjelmaannya saja sanggup dipahami dan keagamaan, kesenian dan kemasyarakatan.
Peninggalan-peninggalan kebudayaan material sanggup pribadi kita teliti dan selidiki alasannya berwujud dan sanggup diraba. Sebaliknya, peninggalan-peninggalan non material menyerupai alam pikiran, pàhdangan hidup, kepandaian bahasa dan sastra hanvalah sanggup ditangkap jikalau kita bekerjasama dengan para pemilik dan pendukungnya.

Dan uraian di atas, jelaslah bahwa insan dan kebudayaan ialah kesatuan yang erat sekali. Keduanya mustahil dipisahkan. Ada insan ada kebudayaan. Artinya, tidak akan ada kebudayan jikalau tidak ada pendukungnya, yaitu manusia. Akan tetapi insan tidak sanggup hidup selamanya. Untuk melangsungkan kebudayaannya, insan harus mewariskannya kepada keturunannya.
Sumber Pustaka: Gguaca Exact

Post a Comment for "Cara Masyarakat Mewariskan Era Kemudian Dan Contohnya"