Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Perkembangan Pada Abad Islam Di Indonesia (Pelajaran Ips Smp/ Mts Kelas Vii)

Perkembangan Pada Masa Islam Di Indonesia (Pelajaran IPS SMP/ MTs Kelas VII) ✓ Pada tangal 17 Ramadhan atau 6 Agustus 610 M, Muhammad memperoleh wahyu yang pertama kalinya di Goa Hira melalui Malaikat Jibril. Nabi Muhammad dilahirkan di Mekkah pada tanggal 20 April 571 M. Ayahnya berjulukan Abdullah bin Abdul Muthalib dan ibunya berjulukan Aminah binti Wahab. Tepat di umur 40 tahun, Muhammad menerima wahyu yang pertama kalinya dikala melaukan semedi di Goa Hira. Semenjak dikala itu, Muhammad diangkat menjadi nabi, sekaligus sebagai menjadi rasul.
Dalam penyebaran agama islam banyak dilakukan Suku Quraisy menentang terhadap fatwa Islam. Adapun faktor yang mendorong orang-orang Quraisy menentang Islam yaitu:
  • Jika tunduk terhadap Nabi Muhammad, berarti sudah menyerahkan kekuasaan dan kepemimpinan Mekkah kepada nabi Muhammad;
  • Kaum Quraisy tidak suka terhadap fatwa islam lantaran terdapat fatwa persamaan hak dan derajat yang dibawa oleh agama Islam;
  • Adanya keingin untuk mempertahankan adat istiadat, kepercayaan, dan juga upacara-upacara keagamaan yang sudah dilakukan oleh leluhurnya, yaitu menyembah terhadap berhala.
Pada dikala lahir, Muhammad sudah menjadi anak yatim lantaran ayahnya sudah wafat dikala dia ada di dalam kandungan. Pada berumur 6 tahun, Muhammad sudah menjadi anak yatim dan piatu. Masuknya agama islam ke Indonesia yaitu tidak lepas dari acara perniagaan/ perdagangan. Selain adanya transaksi-transaksi perdagangan juga terdapat kepentingan yang lainnya, termasuk penyebaran budaya dan agama. melaluiataubersamaini berdirinya kerajaan yang bercorakkan Islam sudah terjadi perubahan pada tata kehidupan masyarakat, kebudayaan, dan juga pemerintahan.

Perkembangan Pada Masa Islam Di Indonesia (Pelajaran IPS SMP/ MTs Kelas VII)

Daftar Isi

Awal Penyebaran Islam

Munculnya agama Islam di Saudi Arabia yaitu terjadi pada zaman jahiliyah yaitu jaman yang masih suasana kepetangan, ketidakteraturan, kekacauan, dan juga suasana. Pada jaman tersebut aneka macam ditemukan kekerasan dan kekejaman lantaran tidak ada kepastian aturan yang dipakai sebagai pedoman. Kemudian agama Islam muncul yang dibawa/ disebarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Penyebaran agama Islam oleh Nabi Muhammad SAW dilakukan umur dia 40 tahun hingga dia wafat umur 63 tahun. Pengaruh fatwa Islam  pada waktu dia wafat daerahnya meliputi hampir di seluruh suku bangsa di wilayah Arab. Kemudian sepeninggal Nabi Muhammad SAW, kedudukan Nabi Muhammad SAW sebagai kepala pemerintahan digantikan oleh seorang yang bergelar khalifah (pengganti). Kita mengenal yang namanya Khulafa’ur Rasyidin yaitu empat khalifah yang pertama sebagai pengganti dari Nabi Muhammad SAW, dengan pertimbangan sanggup dipandang sebagai seorang pemimpin yang memperoleh petunjuk dan patut untuk dicontoh. Mereka tiruana, Khulafa’ur Rasyidin ialah sobat akrab dekat dari Nabi Muhammad SAW. Penerus dari kepemimpinan Khulafa’ur Rasyidin bukan lantaran didasarkan oleh keturunan, ini yang ialah ciri-ciri kekhalifahan. Khulafa’ur Rasyidin meliputi Khalifah Abubakar, Khalifah Umar, Khalifah Usman, dan juga Khalifah Ali. Di bawah Khulafa’ur Rasyidin inilah, masyarakat muslim kemudian menyebarluaskan agama islam ke seluruh penjuru dunia.

Proses Masuk dan Berkembangnya Pengaruh Islam di Indonesia


Perdagangan dan pelayaran internasional yaitu ialah hal yang sangat berperan dalam masuknya Isalam di Indonesia. Waktu itu, jalur pelayaran dan perdagangan internasional Timur Tengah-India-Malaka-Cina yaitu satu-satunya jalur perdagangan wilayah Asia yang sangat ramai. Karena jalur perdagangan tersebut melewati Indonesia itulah agama islam masuk ke Indonesia.

Masuknya agama Islam ke Indonesia di dikala penduduknya sudah memeluk agama Hindu atau Buddha, atau masyarakatnya masih memeluk kepercayaan asli, atau bahkan dikala Hindu-Buddha, dan kepercayaan orisinil bercampur saling mempengaruhi.

melaluiataubersamaini adanya penyebaran Islam ke Asia dan benua lainnya dari wilayah arab, memunculkan pusat-pusat dari agama Islam di wilayah tersebut, yang mempunyai kiprah sebagai sentra pemerintahan dan sentra peradaban, juga mempunyai kiprah dalam hal penyebaran agama Islam ke wilayah yang ada di sekitarnya. Di kehidupan masyarakat indonesia pada masa islam sudah melaksanakan kekerabatan ekonomi, kekerabatan sosial, dan juga kekerabatan politik dengan pusat-pusat Islam di Asia Selatan maupun pusat-pusat Islam di tempat lainnya.

Hubungan dalam bidang ekonomi sudah dilakukan sudah semenjak lama. Terutama pada era ketujuh, jalur perdagangan sangat ramai, terutama untuk Selat Malaka. Untuk bandar-bandar Indonesia berada di sekitar Selat Malaka, yang pastilah sangat ramai dikunjungi oleh para pedagang mancguagara. Hasil rempah-rempah dan hasil hutan yang berasal dari Indonesia juga ikut diperdagangkan, dan bahkan ialah komoditi yang sangat laris dan diminati.

Hubungan di dalam bidang sosial yaitu ditandai dengan interaksi sosial antara para pedagang muslim yang banyak bertempat tinggal di Indonesia dengan masyarakat setempat. melaluiataubersamaini adanya interaksi sosial tersebut, maka mempersembahkan efek masuknya nilai dan fatwa Islam, dengan demikian semakin banyak penduduk yang memeluk agama Islam.

Hubungan di dalam bidang politik terjadi setelah berdirinya kerajaan Islam di Indonesia yaitu disekitar era ke-13 Masehi, yang ditandai berdirinya Kerajaan Samudra Pasai yang berlokasi di Aceh.

Sejak sebelum era ke-15 sudah terjadi kekerabatan antara Indonesia dengan pusat-pusat perkembangan Islam yang ada di Kairo, Bagdad dan Kordoba walaupun kekerabatan tersebut tidak secara langsung, namun melewati jalur-jalur perdagangan yang masih berkembang.

Peranan Pedagang dan Ulama dalam Perkembangan Islam di Indonesia

Para pedagang dan para ulama terutama wali songo sangat berperan masuknya efek Islam ke Indonesia.

Peranan Pedagang

Para pedagang Indonesia tidak spesialuntuk berafiliasi dengan pedagang Cina saja, namun juga terhadap para dari pedagang India, Arab, Mesir, Persia, dan juga pedagang Turki. Selain melaksanakan kegiatan dagang, mereka juga mengembangkan dan mengajarkan wacana agama Islam di Indonesia. Menurut keterangan Snouck Hurgronje, orang-orang Islam yang hadir pertama dan mengembangkan agama Islam di Indonesia yaitu melewati orang-orang Islam dari Gujarat (India), bukan pribadi dari Negeri Arab. Sifat yang terbuka dari para penguasa kerajaan dikala itu yaitu ialah peluang yang sangat baik untuk berkembangnya Agama Islam di Indonesia. Selain itu lantaran kuatnya efek fatwa Islam, raja-raja kecil yang ada di pesisir yang sudah masuk Islam, berusaha untuk melepaskan diri dari kerajaan yang masih menganut agama Hindu atau Buddha. Bahkan mereka tidak sedikit yang malah menjadi penyebar dari agama Islam di wilayah Indonesia. Gambaran umum terkena penyebaran agama Islam di Indonesia melaui para pedagang yaitu sebagai diberikut :
  • Pertama, para pedagang hadir ke pusat-pusat perdagangan.
  • Lalu, mereka mulai ada yang bertempat tinggal, baik yang bersifat sementara atau ada yang sudah menetap.
  • Seiring waktu tempat tinggal mereka mulai berubah menjadi perkampungan muslim dari negeri absurd dinamakan pekojan.
  • Status sosial yang tinggi, maka megampangkan bagi mereka untuk mengawini pribumi, baik rakyat kalangan biasa maupun anak kaum bangsawan.
  • Sebelum melaksanakan pernikahan, calon isterinya di-Islam-kan terlebih lampau dengan mengucapkan 2 kalimat syahadat.
  • Kemudian secara perlahan-lahan berubah menjadi perkampungan, masyarakat, dan kerajaan Islam.
Fungsi kota pelabuhan yaitu sebagai diberikut:
  • Untuk tempat untuk berlabuh dari kapal-kapal dagang, baik yang memuat dan/atau membongkar barang-barang dagangannya.
  • Untuk tempat melaksanakan traksaksi perdagangan (jual beli barang-barang).
  • Untuk tempat persinggahan dan/atau istirahat bagi para pedagang.
  • Untuk tempat tinggal bagi para pengusaha kapal dan juga para pedagang.

Peranan Ulama

Salah satu cara yang dipakai supaya pemahaman terkena agama Islam sanggup diterima dengan simpel oleh masyarakat dengan melalui gambaran-gambaran, dan tidak secara pribadi di inti pembahasan yang mungkin susah untuk diterima, contohnya dengan gending-gending Jawa, wayang kulit, gending-gending dolanan dan melalui hikayat. Pondok pesantren yaitu ialah lembaga yang berperan penting dalam penyebaran agama Islam, lantaran para santri yang sudah keluar dari pesantren, kemudian akan menjadi tokoh agama/ kyai dan akan mendirikan pondok pesantren yang gres lagi. Sehingga lambat laun Agama Islam sanggup berkembang dengan luas.

Proses awal pertama sejarah perkembangan agama islam di indonesia dan penyebaran agama Islam ke penjuru wilayah, bahwasanya tidak lepas dari usaha dari para ulama yang terkenal, dalam hal ini yaitu Wali Songo (forum musyawarah dari para wali yang mempunyai jumlah sembilan). Penyebaran/ dakwah fatwa Islam yang dilakukan khususnya di Pulau Jawa oleh Wali Songo, dilakukan dengan pendekatan yang damai, halus, dan juga akan diubahsuaikan dengan kondisi dari masyarakat setempat. Nama Wali Songo dan Gambar wali songo yaitu sebagai diberikut:

1). Maulana Malik Ibrahim/ Sunan Gresik
Perkembangan Pada Masa Islam Di Indonesia  Perkembangan Pada Masa Islam Di Indonesia (Pelajaran IPS SMP/ MTs Kelas VII)
Beliau yaitu ialah keturunan Arab yang berasal dari Turki. Penyebaran agama Islam dilakukan secara halus, tidak menentang terhadap adat istiadat yang ada yaitu adat dari penduduk orisinil yang pada dikala itu masih memeluk agama Hindu ataupun agama Buddha. Beliau hadir ke Jawa Timur pada tahun 1379, da wafat pada tahun 1419, dan dimakamkan di Gresik. Selain ilmu agama yang dikuasainya, dia juga ialah mahir pada bidang tata negara.

2). Sunan Ampel
Perkembangan Pada Masa Islam Di Indonesia  Perkembangan Pada Masa Islam Di Indonesia (Pelajaran IPS SMP/ MTs Kelas VII)
Nama kecil dari Sunan Ampel yaitu Raden Ahmad Ali Rahmatullah (dikenal sebagai Raden Rahmat) dan berasal dari Jeumpa.tahun 1421 M, dia hadir ke pulau Jawa, menggantikan Maulana Malik Ibrahim yang sudah wafat. Sunan Ampel turut serta membangun Masjid Agung Demak di tahun 1479 dan ialah salah satu perencana berdirinya Kerajaan Islam Demak. Sunan ampel mendirikan pesantren di Ampel Denta, Surabaya. Kemudian dia wafat dan dimakamkan di Ampel Surabaya. 

3). Sunan Drajad
Perkembangan Pada Masa Islam Di Indonesia  Perkembangan Pada Masa Islam Di Indonesia (Pelajaran IPS SMP/ MTs Kelas VII)
Nama kecil dari Sunan Drajad yaitu Raden Qosim yang lahir di Surabaya yang ialah putra dari Sunan Ampel. Beliau ialah pencipta dari Gending Pangkur, dan seorang penyebar agama Islam yang mempunyai jiwa sosial dan dermawan. Beliau wafat dan dimakamkan di daerah Lamongan.

4). Sunan Bonang
Perkembangan Pada Masa Islam Di Indonesia  Perkembangan Pada Masa Islam Di Indonesia (Pelajaran IPS SMP/ MTs Kelas VII)
Adalah ialah putra dari Sunan Ampel yang lahir pada tahun 1465 di Surabaya. Adapun nama kecil dari sunan bonang yaitu Raden Makdum. Beliau ialah pencipta dari Gending Durma. Sunan Bonang wafat pada tahun 1525 dan dimakamkan di Tuban.

5). Sunan Giri
Perkembangan Pada Masa Islam Di Indonesia  Perkembangan Pada Masa Islam Di Indonesia (Pelajaran IPS SMP/ MTs Kelas VII)
Syekh Maulana Ainul Yakin, yang mempunyai nama kecil Raden Paku yaitu ialah putra Syekh Maulana Ishak yang mendirikan pesantren di Giri, sehingga lebih terkenal dengan sebutan Sunan Giri. Penyebaran agama islam yang dilkukan oleh sunan giri tidak spesialuntuk di Jawa, namun juga di pulau-pulau di sekitar Jawa Timur, bahkan hingga hingga di Maluku. Sunan Giri ialah pencipta dari Gending Asmaradana dan juga Gending Pucung.

6). Sunan Kalijaga
Perkembangan Pada Masa Islam Di Indonesia  Perkembangan Pada Masa Islam Di Indonesia (Pelajaran IPS SMP/ MTs Kelas VII)

Nama kecil dari sunan kalijaga yaitu Raden Mas Syahid yang lahir di Tuban, Jawa Timur, dan ialah putra Tumenggung Sahur Wilatikta, Adipati Tuban. Sunan kalijaga yaitu seorang wali, mubalig, pejuang, pujangga, dan juga seorang filsuf yang mempunyai jiwa besar. Syiar agama Islam yang dilakukan dia yaitu dengan melalui kisah wayang. Kemudian dia wafat dan dimakamkan di Kadilangu, akrab Demak.

7). Sunan Kudus
Perkembangan Pada Masa Islam Di Indonesia  Perkembangan Pada Masa Islam Di Indonesia (Pelajaran IPS SMP/ MTs Kelas VII)
Nama kecil dari Sunan Kudus yaitu Sayyid Ja’far Shodiq yang berasal dari Palestina. Pada tahun 1436 M dia hadir ke Jawa. Adapun penyebaran Islam yang dilakukan yaitu di pesisir Jawa Tengah. Beliau ialah seorang pujangga, pintar mengarang, pencipta dari Gending Mas Kumambang dan juga Gending Mijil. Beliau juga pernah menjadi Senapati pada Kerajaan Demak.

8). Sunan Muria
Perkembangan Pada Masa Islam Di Indonesia  Perkembangan Pada Masa Islam Di Indonesia (Pelajaran IPS SMP/ MTs Kelas VII)
Nama kecil dari Sunan Muria yaitu Raden Umar Said dan ialah putra dari Sunan Kalijaga. Beliau juga ikut mendirikan Masjid Demak dan juga ikut memmenolong berdirinya Kerajaan Islam Demak. Sunan muria ialah pencipta Gending Sinom dan juga pencipta Gending Kinanti untuk kepentingan dakwah. Sunan Muria wafat dan dimakamkan di puncak Gunung Muria.

9). Sunan Gunung Jati
Perkembangan Pada Masa Islam Di Indonesia  Perkembangan Pada Masa Islam Di Indonesia (Pelajaran IPS SMP/ MTs Kelas VII)
Syarif Hidayatullah atau dikenal sebagai Sunan Gunung Jati berasal dari Palestina. Pada tahun 1436 M dia hadir ke Pulau Jawa. Nama lain dari dia antara lain Fatahilah, Muhammad Nurudin, Faletehan, Makhdum Jati, Syah Nurullah dan Makhdum Rakhmatullah. Beliau diangkat sebagai Panglima Perang pada Kerajaan Demak dan ditugaskan di wilayah Jawa Barat. Kemudian dia mendirikan Kesultanan Banten dan juga Kesultanan Cirebon. Sunan Gunung Jati wafat dan dimakamkan di Gunung Jati Cirebon.

Perkembangan Masyarakat, Kebudayaan dan Pemerintahan Masa Islam di Indonesia

Penyebaran agama islam yang ada di Indonesia, baik itu kepada golongan aristokrat atau pada masyarakat umum, sanggup dilakukan dengan cara yang hening dan sanggup diterima dengan cepat, hal ini lantaran faktor-faktor diberikut:
1. Syarat-syarat untuk masuk agama Islam sangat gampang.
2. Upacara-upacara di dalam agama Islam sangat sederhana.
3. Ajaran Islam sesuai dengan fitrah dari manusia.
4. Di dalam Islam tidak mengenal adanya kasta, tiruana orang mempunyai kedudukan yang sama.
5. Islam ialah agama untuk seluruh umat manusia, lantaran tidak ada satu pun ayat yang menyatakan bahwa agama Islam yaitu agama untuk bangsa Arab saja.
6. Penyebaran agama Islam diubahsuaikan dengan kondisi sosial budaya masyarakat.
7. Islam ialah agama pembawa rahmat tiruana alam semesta.
8. Konsep Ketuhanan dalam Islam yang benar-benar sublim dan sempurna.
9. Agama Islam mengatur di seluruh kehidupan insan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akherat.
10. melaluiataubersamaini jatuhnya kerajaan Sriwijaya dan Majapahit memperlancar terhadap penyebaran Islam.

Penyebaran agama Islam di Indonesia untuk setiap daerah lamanya tidak sama-beda. Masing-masing daerah yang memperoleh efek dari agama Islam, mempunyai situasi dan kondisi politik dan pemerintahan serta perkembangan situasi dari masyarakat dan sosial budaya yang tidak sama-beda.

Kondisi Politik dan Pemerintahan

1). Di Sumatera

Kehadiran dari orang-orang Islam ke wilayah Asia Tenggara dan Asia Timur, pada mulanya belum terasa pengaruhnya, lantaran masih dalam taraf penjajakan di bidang pelayaran dan juga pada bidang perdagangan. Tetapi di era ke-9 M, di dikala para petani Cina Selatan melaksanakan pemberontakan terhadap kekuasaan pemerintahan Hi Tsung (878-778 M), yang mana orang-orang muslim terlibat di dalamnya, dan minta proteksi ke Kedah, dan ternyata Kedah melindungi orang-orang muslim tersebut. Padahal dikala itu Kedah ialah dalam wilayah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya. Di awal era ke-16, daerah-daerah yang berada di pesisir Sumatera Utara dan Timur Selat Malaka, yaitu dari wilayah Aceh hingga Palembang, sudah banyak terdapat masyarakat dan kerajaan-kerajaan yang bernafaskan Islam.

2). Di Pulau Jawa

Masuknya efek dari Islam untuk pertama kalinya ke Pulau Jawa, belum sanggup diketahui dengan pasti. Tetapi Batu Nisan Kubur Fatimah binti Maimun yang ada di Leran Gresik yang mempunyai angka tahun 475 H (1082 M), mungkin ialah bukti konkret dari kehadiran Islam di wilayah Jawa Timur. Tetapi tidak berarti sudah terjadi proses masuknya efek Islam yang luas di Pulau Jawa.
Proses Islamisasi yang ada di Jawa Timur sudah terjadi semenjak kejayaan Majapahit. Hal ini sanggup dijelaskan dari adanya inovasi puluhan nisan kubur yang berada di Troloyo, Trowulan, dan juga Gresik, serta diberita Ma-huan di tahun 1416 yang menerangkan bahwa orang-orang muslim yang bertempat tinggal di wilayah Gresik. Hal tersebut menandakan bahwa di sentra Kerajaan Majapahit taupun di pesisir, terutama di kota-kota pelabuhan, sudah terjadi adanya proses Islamisasi dan terbentuknya masyarakat muslim.
Pada dikala Majapahit dipimpin oleh Hayam Wuruk dan Gajah Mada, kondisi politik cenderung tenang dan tiruana raja bawahan patuh dan taat serta mengakui terhadap kedaulatan dari kerajaan Majapahit. Tetapi dikala kedua tokoh itu wafat, situasi politik mulai berubah total. Hal ini lantaran majapahit semakin menjadi lemah, dan raja-raja bawahan mulai melepaskan diri dari kekuasaan majapahit. Hal ini yaitu ialah peluang untuk penyebaran agama Islam.
Walaupun Kerajaan Hindu yang besar di Kediri sudah mengalami keruntuhan di tahun 1526, tetapi kerajaan-kerajaan kecil di Pasuruan dan Panarukan yang berpusat di daerah Blambangan belum Islam. Pasuruan gres tunduk kepada Islam di tahun 1546, pada dikala diserang oleh Demak yang dipimpinan oleh Trenggana. Pajajaran gres jatuh ke tangan islam di tahun 1579 lantaran serangan dari Kerajaan Banten.

3). Di Sulawesi

Raja Islam di Sulawesi antara lain:
  • Raja Gowa dan Tallo. Masuk Islam pada tanggal 22 September 1605.
  • Raja Wajo. Masuk Islam pada tanggal 10 Mei 1610.
  • Raja Bone. Masuk Islam pada tanggal 23 Nopember 1611.
4). Di Maluku

Masuknya Islam ke Indonesia di wilayah Maluku, tidak sanggup terlepaskan dari jalur perdagangan yang membentang antara sentra kemudian lintas pelayaran internasional di Malaka, Jawa, dan Maluku. Faktor inilah yang mengakibatkan di Banda, Makyan, Hitu, Haruku dan Bacan, sudah terdapat masyarakat muslim. Akibat adanya persaingan di dalam perdagangan, kemudian balasannya Maluku jatuh di bawah kekuasaan politik dan ekonomi Belanda.

5). Di Kalimantan

Di wilayah Kalimantan Selatan, efek dari Islam mulai masuk di dikala adanya kudeta antarkeluarga kerajaan, kemudian meminta menolongan kepada kerajaan Demak untuk menyelesaikannya. Untuk proses Islamisasi di Banjarmasin terjadi di tahun 1550, sedangkan untuk wilayah Kalimantan Timur kurang lebih sekitar tahun 1575.

Situasi dan Kondisi Sosial Budaya

Pada dikala kehadiran agama Islam, bangsa Indonesia sudah mempunyai bermacam-macam suku bangsa, organisasi pemerintahan, struktur ekonomi dan juga sosial budaya. Suku bangsa yang terdapat di pedalaman, belum banyak mengalami percampuran jenis bangsa dan budaya dari luar. Untuk struktur ekonomi dan sosial budaya lebih cenderung besifat statis jikalau dibandingkan dengan masyarakat yang berdiam di wilayah pesisir.

Pada awal mulanya penyebaran agama Islam di Indonesia masih teradapat banyak kerajaan Hindu-Buddha, yaitu kerajaan Sriwijaya dan Melayu di Sumatera, kerajaan Majapahit dan kerajaan Pajajaran di Jawa, Nagara-Daha dan Kutai terletak di Kalimantan. Selain kerajaan-kerajaan tersebut, di Sulawesi jga terdapat kerajaan-kerajaan yang tidak tersentuh efek fatwa Hindu-Buddha, contohnya Gowa, Wajo, Bone, dan puluhan kerajaan yang masih menyembah berhala.

Di wilayah Maluku terdapat kelompok masyarakat yang belum beragama Islam, namun juga tidak tersentuh dari Hindu-Buddha. Di pedalaman Banda masyarakatnya masih menganut berhala. Di Pedalaman Kalimantan budaya masyarkatnya masih menunjukkan pra Hindu dan pra Islam. Terdapat dibeberapa derah yang walaupun budaya absurd dan agama sudah masuk di Indonesia, tetapi sejatinya hal tersebut cuma lapisan tipis di luarnya saja, sedangkan yang terdapat di dalamnya yaitu ialah seluruh bentuk orisinil dan kuno yang masih tetap ada dan masih terus berjalan.

Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia

Dilihat dari sejarah masuknya agama islam di Indonesia diketahui bahwa dengan masuknya islam  muncul beberapa kerajaan Islam di nusantara. Dari beberapa kerajaan yang ada, kita sanggup menggambarkan perkembangan  masyarakat, pemerintahan, kehidupan sosial dan budaya pada masa kerajaan islam tersebut.

Kerajaan Samudra Pasai

Letak dari kerajaan Samudra Pasai yaitu di akrab Muara Sungai Peusangan di pesisir timur maritim Aceh, yaitu ialah kerajaan Islam yang pertama di Indonesia, rajanya yaitu Sultan Malik Al Saleh. Kerajaan Samudra Pasai mengalami perkembangan yang sangat cepat, hal ini dikarenakan letak dari kerajaan Samudera Pasai yang sangat strategis sehingga terjalin kekerabatan dagang yang baik dengan India, Gujarat, Arab, Benggala, dan juga bangsa Cina. Di tahun 1350, kerajaan Samudra Pasai diserang oleh kerajaan Majapahit yang iri lantaran kedekatan kerajaan Samudra Pasai dengan Kesultanan Delhi. Kemudian penyerangan tersebut mengakibatkan  kemunduran bagi Kerajaan Samudra Pasai yang semakin lama menjadi semakin lemah dan kemudian balasannya sanggup dikuasai oleh Kerajaan Aceh.

Kerajaan Aceh

Letak dari Kerajaan Aceh yaitu di ujung utara Pulau Sumatera. Pada awalnya Aceh yaitu ialah wilayah taklukan dari Kerajaan Pedir. Kemudian jatuhnya Malaka dan Pasai ke bangsa Portugis, mengakibatkan para pedagang yang ada di Selat Malaka kemudian mengalihkan kegiatannya ke Pelabuhan Aceh. Sehingga dengan demikian Aceh kemudian balasannya mengalami perkembangan yang sangat pesat, dan setelah kuat kemudian melepaskan diri kekuasaan Kerajaan Pediri sebagai wilayah yang merdeka. Sultan pertama Kerajaan Aceh yaitu Sultan Ali Mughayat Syah. Kerajaan Aceh mengalami masa keemasan pada dikala dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda. Kemudian kerajaan Aceh berusaha untuk menguasai kembali daerah-daerah yang dulunya ialah daerahnya bmun sudah direbut oleh Portugis. Bahkan kerajaan Aceh sanggup menaklukkan Deli, Johor, Kedah, Perak, Bontan, Pahang, Nias. Daerah yang ada di sepanjang pantai barat Pulau Sumatera sanggup ditaklukannya, contohnya Indrapura, Salida, Silebar, Tiku, dan Pariaman. Sesudah Sultan Iskandar Muda wafat, maka kerajaan Aceh mengalami kemunduran yang kemudian balasannya mengakibatkan keruntuhan Aceh. Tetapi Aceh masih mempunyai peranan penting di dalam penyebaran agama Islam.

Kerajaan Demak

Raden Patah yang ialah keturunan dari Raja Brawijaya V ialah seorang Adipati Demak yang memeluk agama Islam, dan sudah melepaskan diri dari kekuasaan kerajaan Majapahit. Lalu dengan menolongan dari para wali, Raden Patah membangun Kerajaan Demak, dan dinobatkan sebagai Sultan Demak pertama. Raden Patah menjadikan Kerajaan Demak menjadi kerajaan maritim, dan berhasil membuat Jepara dan Semarang menjadi pelabuhan transit yaitu pelabuhan yang menghubungkan antara Indonesia potongan timur sebagai penghasil rempah-rempah, dengan Malaka yang ialah daerah pemamasukan Indonesia potongan barat. Keruntuhan dari Kerajaan Demak dimulai dengan wafatnya Sultan Trenggana, dikarenakan adanya perebutan tahta kekuasaan kerajaan. Aria Penangsang, berhasil membunuh Prawata yang ialah putra dari Sultan Trenggana. Kemudian Aria Penangsang sendiri dibunuh oleh Hadiwijaya, yang merupakaan Adipati Pajang dan sekaligus menantu Sultan Trenggana. Lalu sentra dari pemerintahan Demak dipindahkan ke Pajang pada tahun 1568. Mak dari dikala itulah Kerajaan Demak runtuh yang kemudian berdirilah Kerajaan Pajang.

Kerajaan Pajang

Sesudah Hadiwijaya menduduki tahta Kerajaan Pajang, maka dia menghadiahkan Ki Ageng Pemanahan daerah Kotagede Yogyakarta dan mengangkatnya menjadi adipati. Karena Ki Ageng Pemanahan wafat, maka jabatan Adipati digantikan oleh puteranya yang berjulukan Sutawijaya. Sementara itu Adipati Demak diserahkan kepada Pangeran Aria Pangiri. Sultan Hadiwijaya wafat di tahun 1582, kemudian kedudukan digantikan putranya yang berjulukan Pangeran Benowo. Pada dikala Pangeran Benowo memerintah, Aria Pangiri berusaha merebut kekuasaan di Pajang, tetapi sanggup digagalkan atas menolongan dari Sutawijaya. Pangeran Benowo menyerahkan tahta kerajaan kepada Sutawijaya lantaran tidak sanggup lagi menggantikan kedudukan ayahnya sebagai Sultan Pajang. Kemudian Sutawijaya memindahkan Kerajaan Pajang ke Mataram di tahun tahun 1586. Maka berakhirlah riwayat dari Pajang, dan berdirilah Kerajaan Mataram yang mempunyai corak Islam di Yogyakarta

Kerajaan Mataram Islam

Sutawijaya memilki gelar Pguambahan Senapati Ing Alaga Sayidin Panatagama. Kerajaan Mataram yang didirikan oleh Sutawijaya yaitu Kerajaan Mataram kedua yang mempunyai corak Islam, sementara untuk kerajaan Mataram yang pertama yaitu bercorak Hindu. Tetapi letak Mataram yang di pimpin oleh Sutawijaya berada di bekas wilayah Kerajaan Mataram Hindu. Pajang yang dulunya ialah sentra dari kerajaan, masuk menjadi wilayah kekuasaan Mataram Islam dengan adipatnya Pangeran Benowo. Sesudah Pguambahan Senapati, kemudian secara berturut-turut yang menggantikan kedudukannya yaitu Mas Jolang atau Pangeran Seda Krapyak (1601-1613), Mas Rangsang atau Sultan Agung Hanyakrakusuma Senapati ingAlaga Ngabdurrahman Kalifatullah (1613-1645). Sultan Agung yang wafat di tahun 1645 dimakamkan di daerah Imogiri. Semua raja keturunan dari Sultan Agung, baik dari Yogyakarta atau dari Surakarta dimakamkan di Imogiri. Kemudian setelah Sultan Agung wafat, Mataram Islam mulai mengalami kemunduran.

Dalam bidang sistem susunan pemerintahan, Mataram di bagi dalam :
  1. Kutguagara, yaitu ialah daerah sentra keraton. Pelaksanaan dari pemerintahan dipegang oleh Patih Lebet (Patih Dalam) yang dimenolong oleh yang namanya Wedana Lebet (Wedana dalam).
  2. Negara Agung, yaitu ialah daerah yang berada di sekitar Kutguagara. Pelaksanaan pemerintahan di pegang oleh Patih Jawi (Patih Luar) yang dimenolong oleh Wedana Jawi (Wedana Luar).
  3. Mancguagara, yaitu ialah daerah di luar negara Agung. Pelaksnaan pemerintah dipimpin oleh para Bupati.
  4. Pesisir, ialah daerah yang dipimpin oleh para Bupati atau Syah Bandar.

Kerajaan Cirebon

Pendiri dari Kerajaan Cirebon yaitu berjulukan Faletehan atau Fatahilah. Beliau yaitu ialah seorang penyebar agama Islam, politikus, mahir perang, sekaligus negarawan yang sebelumnya mengabdi di Kerajaan Demak. Masa pemerintahan dari Fatahilah tidak berlangsung lama, hal ini disebabkan oleh lantaran dia lebih menekuni di bidang agama. Kemudian tahta diserahkan kepada cucunya yang berjulukan Pguambahan Ratu. Fatahilah wafat di tahun 1570 yang dimakamkan di Desa Gunung Jati, Cirebon. Oleh lantaran itu, Faletehan lebih terkenal sebagai Sunan Gunung Jati.

Kerajaan Banten

Letak dari Kerajaan Banten yaitu di ujung barat Pulau Jawa yaitu di potongan selatan wilayah Banten sekarang. Pada awalnya Banten ialah daerah kekuasaan dari Kerajaan Pajajaran, tetapi pada balasannya berhasil direbut oleh Fatahilah atas perintah dari Sultan Trenggana dari Demak. Banten sudah melepaskan diri dari Demak dan sudah menjadi negara yang merdeka. Raja yang pertamanya yaitu Sultan Hasanuddin (1551-1570), dia ialah putra tertua dari Fatahilah. Raja-raja Banten setelah Sultan Hasanuddin yaitu Sultan Yusuf (1570-1580), diteruskan Maulana Muhammad (1580-1596), dan Abdulmufakir (1596-1640). Banten mencapai puncak kejayaan pada waktu dipimpin oleh Sultan Ageng Tirtayasa.

Kerajaan Makassar

Pada awal era ke-16, di wilayah Sulawesi Selatan terdapat banyak kerajaan yaitu jumlahnya sekitar 50 yang masih menganut berhala. Beberapa kerajaan tersebut yang terkenal contohnya Kerajaan Gowa, Wajo, Soppeng, Tallo, Bone dan Kerajaan Luwu. Para pedagang muslim dari Minangkabau, Johor, dan Melayu ialah perintis penyebaran agama Islam. melaluiataubersamaini adanya keterbukaan dari Raja Gowa dan Tallo membuat proses penyebaran Islam di Makassar menjadi lebih cepat. Di tahun 1605 Raja Gowa dan Raja Tallo sudah masuk Islam, yang kemudian diikuti oleh kerajaan-kerajaan lain, yaitu Wajo pada 1610, dan Bone pada tahun 1611. Kerajaan Gowa dan juga Kerajaan Tallo lazim disebut sebagai Kerajaan Makassar. Untuk Raja Makassar yang pertama yaitu Sultan Alaudin (1591-1639), yang mempunyai efek hingga Manado, Gorontalo, Sumbawa, Bima, dan Tomini, kemudian Muhammad Said (1639-1653), dan dilanjutkan Sultan Hasanuddin (1654-1660).

Kerajaan Ternate

Letak dari Kerajaan Ternate yaitu di Maluku Utara yang berdiri pada era ke-13 dan Sampalu yaitu Ibukotanya. Perkembangan dari agama Islam yang ada di Ternate sangatlah pesat setelah raja Ternate Zainal Abidin berguru Islam di daerah Gresik. Bahkan ternate menhadirkan para ulama di Gresik untuk menjadi guru npenghasilan. Selain itu untuk berguru terkena agama islam. Kerajaan ternate yaitu kerajaan yang menghasilkan rempah-rempah Ternate menjadi kerajaan Islam yang penting di wilayah Maluku. Masa kejayaan dari Kerajaan Ternate yaitu pada masa pemerintahan Sultan Baabullah, yang wilayah kekuasaannya hingga mencapai Filipina.

Kerajaan Tidore

Letak dari Kerajaan Tidore yaitu di sebelah selatan dari Kerajaan Ternate, yaitu terletak di Pulau Tidore. Pada awalnya kerajaan ternate dan tidore bersatu, tetapi setelah masuknya bangsa asing, yaitu Portugis dan Spanyol, kedua kerajaan menjadi tidak bersatu lagi. Ternate berteman akrab dengan bangsa Portugis, sedangkan untuk Tidore berteman akrab dengan bangsa Spanyol. Untuk selanjutnya, Kerajaan Ternate dan Kerajaan Tidore kembali bersatu dan berhasil mengusir bangsa Portugis dari Maluku. Masa kejayaan dari Kerajaan Tidore yaitu pada masa pemerintahan Sultan Nuku yang daerahnya hampir meliputi Pulau Seram, Pulau Halmahera, Kepulauan Kai, dan juga Papua.

Peninggalan-Peninggalan Bercorak Islam di Indonesia

Peninggalan sejarah yang bercorakkan agama Islam di Indonesia hampir tidak ada perbedaan dan justru yang ada yaitu persamaan-persamaan. Sejarah masuknya islam di nusantara, terjadi setelah masyarakat Indonesia memeluk agama Hindu dan agama Buddha. melaluiataubersamaini penyebaran Islam tidak memusuhi agama yang sudah ada, namun masuk Islamnya dengan kesadaran, maka terjadi integrasi antara kebudayaan Hindu-Buddha dengan kebudayaan Islam. Sehingga hal tersebut mengakibatkan peninggalan Islam di Indonesia banyak dipengaruhi oleh adanya kebudayaan Hindu dan Buddha, baik yang berbentuk bangunannya, seni arsitekturnya, maupun hiasan-hiasan dari bangunan tersebut. misal wujud peninggalan sejarah yang bercorak Islam antara lain :

Masjid

Semua bangunan masjid peninggalan Islam di Indonesia banyak terpengaruh dari kebudayaan Hindu dan Buddha. Masjid peninggalan sejarah yang mempunyai corak Islam contohnya : Masjid Demak, Masjid dan Menara Kudus, Masjid Baiturrahman (Aceh), Masjid Sendang Duwur (Tuban), Masjid Kasepuhan (Cirebon), Masjid Sunan Ampel (Surabaya).

Berikut yaitu ciri yang menarikdanunik untuk dicermati dari bangunan masjid antara lain:
  1. Masjid mempunyai sketsa bujur sangakar.
  2. Pada potongan Barat terdapat suatu bangunan yang menjorok sebagai ’mihrab’.
  3. Pada potongan depan dari masjid, terdapat adanya serambi.
  4. Masjid-masjid yang besar, di samping mempunyai serambi depan juga mempunyai serambi samping (pada potongan kanan dan potongan kiri masjid).
  5. Sebagian besar dari masjid mempunyai atap tumpang, semakin ke atas semakin kecil dan potongan yang paling atas biasanya mempunyai bentuk limas.
  6. Pada dalam masjid terdapat barisan yang mengelilingi empat tiang induk.
  7. Pada potongan depan kiri atau kanan terdapat adanya menara yang berfungsi sebagai tempat untuk menyerukan adzan.
  8. Masjid biasanya terletak di tengah-tengah kota atau terletak di akrab dengan istana.
  9. Di depan masjid biasanya terdapat adanya alun-alun.

Keraton

Keraton ialah tempat tinggal dari sultan dan keluarganya. Selain itu dipakai untuk pertemuan kenegaraan antara sultan dengan para pejabat kesultanan dalam rangka mengulas masalah-masalah terkena kenegaraan. Bangunan keraton yang ada di Indonesia cenderung mempunyai corak Hindu-Buddha, lantaran efek dari Hindu-Buddha yang terlebih lampau masuk sebelum islam masuk. misal keraton peninggalan Islam : Keraton Kesultanan Aceh, Keraton Kasepuhan dan Kanoman di Cirebon, Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta, dan Istana Raja Gowa yang terletak di Sulawesi Selatan.

Batu Nisan

Nisan yaitu terbuat dari kerikil yang didirikan di atas makam. Adapun fungsi dari nisan yaitu sebagai tanda makam seseorang yang sudah meninggal dunia yang memuat keterangan-keterangan/ identitas dari orang yang meninggal tersebut. Bentuk dari nisan peninggalan Islam sangat beragam, tetapi yang terkenal yaitu Nisan dari Makam Sultan Malik Al Saleh yang tertulis angka tahun 1297 dari Kerajaan Samudra Pasai, Nisan Makam Maulana Malik Ibrahim tahun 1419 yang terletak di Aceh Utara (Samudra Pasai), dan Nisan Kubur Fatimah binti Maimun di Leran Gresik yang berangka tahun 1082.

Kaligrafi

Kaligrafi yaitu ialah seni goresan pena Arab yang mempunyai fungsi untuk hiasan. Adapun peninggalan Islam berupa kaligrafi banyak ditemukan di dinding masjid, menara, dan pada nisan kubur yang bercorak Islam.

Seni Sastra

Perkembangan dari agama Islam di Indonesia besar lengan berkuasa terhadap hasil karya sastra yang bernafaskan Islam oleh para mahir tasawuf dan ulama Islam. Adapaun karya sastra yang dihasilkan di masa Islam yaitu Sejarah Melayu, Babad Tanah Jawi, Babad Cirebon dan juga Gurindam dua belas. Secara garis besar, peninggalan seni sastra sanggup dikelompok menjadi 4 jenis, yaitu hikayat, syair, babad, dan juga suluk.
  • Hikayat yaitu ialah karya sastra yang meliputi terkena ceritera kehidupan manusia. Pada hakekatnya, hikayat mempunyai nilai untuk membangkitkan semangat hidup manusia, walaupun terdapat beberapa hikayat yang menceriterakan terkena kesedihan. misal hikayat yaitu Hikayat Hang Tuah, Hikayat Amir Hamzah.
  • Babad yaitu ialah karya sastra yang ceriteranya berlatar belakang sejarah. Babad spesialuntuklah ceritera semata lantaran kurang didukung oleh adanya bukti-bukti. misal babad yaitu Babad Tanah Jawi, Babad Caruban, Babad Kadhiri, Babad Giyanti.
  • Syair yaitu ialah puisi lama. Dalam syair tiap-tiap bait terdiri atas 4 baris dan diakhiri dengan suara yang sama. Sebagai pola syair yaitu Syair Abdul Muluk, Gurimdam Dua Belas.
  • Suluk yaitu ialah kitab-kitab peninggalan isam yang tertua di nusantara yang menceriterakan terkena tasawuf. misal suluk yaitu Suluk Sukarsa, Malang Sumirang, Suluk Wujil.

Seni Pertunjukan

Untuk seni pertunjukan peninggalan Islam contohnya Grebek Besar dan Grebek Maulud (perayaan Sekaten, yang dilaksanakan di daerah Surakarta, Yogyakarta, Demak, Banten, Cirebon, dan Aceh). Debus yaitu ialah seni pertunjukan yang bercorak Islam yang  banyak dilakukan di daerah Banten, Minangkabau, dan juga Aceh. Debus yaitu ialah tarian yang mengerikan dengan memasukkan suatu benda tajam ke dalam badan penari, namun tidak menimbulkan luka.
Baca juga : Perkembangan Masyarakat di Masa Hindu-Budha Di Indonesia dan Gejala-Gejala di Atmosfer dan Hidrosfer (Pelajaran IPS SMP/ MTs Kelas VII)
*) Semua Materi IPS Sekolah Menengah Pertama sanggup dilihat di : Rangkuman Materi Pelajaran IPS SMP/ MTs Kelas VII

Demikian artikel IPS di Aanwijzing.Com yang berjudul Perkembangan Pada Masa Islam Di Indonesia (Pelajaran IPS SMP/ MTs Kelas VII), terimakasih.

Post a Comment for "Perkembangan Pada Abad Islam Di Indonesia (Pelajaran Ips Smp/ Mts Kelas Vii)"