Perkembangan Teknologi Awal Masyarakat Di Indonesia
Perkembangan Teknologi Awal Masyarakat Di Indonesia
Pada masa bercocok tanam masyarakat prasejarah hidup menetap. Mereka berupaya dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sistem tunjangan kerja semakin kompleks. Ada yang mengerjakan pertanian, memelihara ternak, menangkap ikan, dan berburu. Pekerjaan-pekerjaan itu tentu saja membutuhkan peralatan. Oleh sebab itu, ada pula di antara mereka yang mengerjakan atau membuat peralatan yang diharapkan oleh masyarakat sesuai dengan bidangnya masing-masing. Jadi, pada ketika itulah mulai adanya kelompok-kelompok orang yang mempunyai keterampilan untuk membuat aneka macam 2 peralatan. Mereka itu disebut kelompok undagi (teknologi).
Zaman kehidupan masyarakat prasejarah dengan berkembangnya acara kelompok undagi disebut zaman atau masa perundagian. Pada masa perundagian, pembuatan benda-benda dan perunggu meningkat. Benda-benda perunggu itu dibentuk dengan dua metode, ialah metode a cire perdue dan metode bivolve.
Teknik a Cire Perdue
Teknik a cire perdue ialah dengan cara membuat model benda dan him lengkap dengan bagianb
agiannya. Model dari lilin itu dibungkus dengan tanah hat basah, kemudian dijemur hingga kering. Seteiah kering, tanah hat itu dibakar sehingga him akan mencair keluar dan lubang yang sudah dibuat. melaluiataubersamaini demikian, terbentukiah benda tanah liat yang berongga. Ke dalam tanah hat berongga tersebut dituangkan cairan perunggu. Sesudah cairan perunggu itu dingin, cetakan tanah hat dipecahkan untuk mengambil benda tersebut. melaluiataubersamaini deinikian, cetakan tanah hat itu spesialuntuk digunakan sekahi saja untuk sebuah benda. Itu berarti lebih lanyak waktu yang tersita serta lebih banyak materi lilin dan tanah hat yang dibutuhkan. Penggunaan metode a cire perdue spesialuntuk untuk membuat benda-benda kecih, menyerupai arca-arca kecil, aksesori dan sebagainya.
Teknik bivolve
Teknik bivolve, ialah memakai cetakan-cetakan watu yang sanggup digunakan berulang kali. Cetakan watu terdiri dan dua penggalan atau lebih yang sudah dipahat sesuai dengan benda yang diinginkan, kemudian diikat menjadi satu. Dalam rongga cetakan watu itulah dituangkan cairan perunggu. Sesudah masbodoh ikatan watu dilepas untuk mengambil bendanya. Teknik ini digunakan untuk membuat alat-alat yang berukuran besar, menyerupai nekara, patung, kapak, dan bejana. Benda-benda atau peralatan perunggu masa perundagian antara lain, nekara perunggu, kapak perunggu, ember perunggu, dan perhiasan.
Post a Comment for "Perkembangan Teknologi Awal Masyarakat Di Indonesia"