Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

6 Cara Pengendalian Sosial Dan Penjelasannya

6 Teknik Pengendalian Sosial Dan Penjelasannya



Untuk melaksanakan pengendalian sosial secara konkret sanggup dilaksanakan secara preventif maupun represif yang dalam pelaksanaannya sanggup dilakukan oleh pegawapemerintah formal maupun nonformal. Untuk mengintensifkan pelaksanaan pengendalian sosial biar sesuai dengan kondisi masyarakat yang dikenai pelaksanaan pengendalian sosial tersebut sanggup dilakukan dengan persuasif (tanpa kekerasan) ataupun dengan koersif (paksaan). Pengendalian sosial yang bersifat preventif berarti bersifat pencegahan terhadap terjadinya penyimpangan itu sendiri, mulai dan kegiatan-kegiatan keagamaan, pembelajaran terkena budi pekerti, nilai-nilai moral, termasuk nasihat-nasihat yang dilaksanakan secara terprogram maupun tidak terprogram. Adapun pengendalian sosial represif ialah pengendalian sosial untuk mempersembahkan hukuman bagi mereka-mereka yang melanggar yang pelaksanaannya dilakukan setelah seseorang melaksanakan tindak pelanggaran.


Suatu proses pengendalian sosial sanggup dilaksanakan dengan banyak sekali cara yang pada pokoknya berkisar pada cara-cara tanpa kekerasan (persuasif) ataupun dengan paksaan (represif). Teknik mana yang sebaiknya diterapkan sangat tergantung pada faktor terhadap siapa pengendalian sosial tadi hendak diberlakukan dan di dalam keadaan yang bagaimana. Di dalam suatu masyarakat yang secara relative berada dalam keadaan yang tenteram, maka cara-cara yang persuasive mungkin akan lebih efektif daripada penerapan paksaan.

Hal ini disebabkan oleh lantaran di dalam masyarakat yang tenteram sebagian besar kaidah dan nilai-nilai sudah melembaga atau bahkan mendarahdaging di dalam din para masyarakat masyarakat. Jika keadaannya deinikian berarti paksaan sama sekali tidak diperlukan. Betapa tenteram dan tenangnya suatu masyarakat, niscaya akan sanggup dijumpai masyarakat-masyarakat yang melaksanakan tindakan-tindakan yang menyimpang. Terhadap mereka itu adakala dibutuhkan suatu paksaan, biar tidak terjadi kegoncangan-kegoncangan pada ketenteraman yang sudah ada.

Untuk melaksanakan hal tersebut ada beberapa cara untuk pelaksanaan pengendalian sosial itu, antara lain diberikut ini.

Gosip atau Desas-desus


Gosip atau desas-desus yakni bentuk pengendalian atau Koreksi sosial yang dilontarkan secara tertutup oleh masyarakat terhadap masyarakat masyarakat yang menyimpang perilakunya. Gosip ini sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Apabila ada individu/ kelompok yang tindakannya menyimpang dan nilai-nilai dan norma- norma sosial yang berlaku, maka individu tersebut akan menjadi materi omongan anggota masyarakat lainnya.

Teguran


Teguran yakni Koreksi sosial yang dilontarkan secara terbuka oleh masyarakat terhadap masyarakat masyarakat yang berperilaku menyimpang. Teguran ini umumnya dilakukan oleh orang-orang dewasa, menyerupai para orang tua, guru, para tokoh masyarakat, dan para peinimpin masyarakat. Dalam pelaksanaannya teguran ini ada dua macam, yaitu teguran ekspresi dan teguran tertulis. Teguran ekspresi yakni teguran yang dilontarkan secara ekspresi kepada individu yang berperilaku menyimpang. Inisalnya, seorang ibu menegur anaknya yang sering membolos sekolah. Adapun teguran tertulis yakni bentuk teguran yang dilakukan secara tidak langsung, melainkan melalui surat. Inisalnya, teguran tertulis melalui surat dan guru terhadap anakdidik yang melanggar peraturan sekolah. Kritik sosial bentuk teguran ini sanggup berperan pula sebagai pengendalian sosial, lantaran mereka yang berperilaku menyimpang itu kalau ditegur cenderung untuk memperbaiki sikap dan tindakannya yang menyimpang tersebut.

Pendidikan


Pendidikan juga berperan sebagai alat pengendalian sosial Menurut pendapat para mahir sosiologi dan psikologi imbas pendidikan sangat memilih proses pembentukan kepribadian seseorang Individu yang berpendidikan baik cenderung berperilaku lebih baik daripada mdividu yang kurang berpendidikan Karena itu, tidaklah heran kalau sikap menyimpang itu umumnya dilakukai oleh mereka yang tingkat pendidikannya rendah Berdasarkan perkiraan tersebut, maka pendidikan sanggup berfungsi untuk mencegah dan mengatasi sikap menyimpang masyarakat.

Pendidikan Agama


Sama halnya dengan pendidikan, maka agama pun sanggup berperan sebagti alat pengendalian sosial, lantaran agama sanggup mensugesti sikap dan sikap para pemeluknya dalam pergaulan hidup bermasyarakat. Agama intinya mencakupkan perintah, larangan, dan tawaran kepada pemeluknya dalam menjalani hidup sebagai makhluk pribadi, makhluk Tuhan dan sekaligus sebagai makhluk sosial. Norma-norma agama tersebut tentunya membimbing dan mengarahkan kepada pemeluknya biar bersikap dan bertindak baik dalam pergaulan hidup di masyarakat.

Kepercayaan terhadap Hal-Hal yang Bersifat Supranatural


Dalam realita kehidupan yang ada di masyarakat seringkali kita jumpai pandangan. pandangan yang menyampaikan tabu terhadap sesuatu yang dianggap tidak pantas dilakukan. Kadang-kadang pandangan terkena sesuatu yang dianggap tabu spesialuntuk menurut kepercayaan saja dan susah untuk dibuktikan secara rasional, tetapi secara sosial pandangan ini sanggup diterima oleh kalangan masyarakat luas. melaluiataubersamaini demikian, kepercayaan ini akan menjadi masukana pengendalian sosial bahkan bersifat awet sepanjang masa. Ketika kepercayaan sekali terbentuk, tidak simpel berubah atau menghilangkannya sehingga kepercayaan itu vital bagi hubungan antarmanusia dan karenanya haruslah didasari atas fondasi yang sah.

Hukuman


Alat pengendalian sosial yang lebih tegas dan konkret sanksinya yaitu eksekusi yang sanggup berupa eksekusi fisik, menyerupai eksekusi mati, eksekusi penjara, eksekusi denda, atau pencabutan hak-hak oleh masyarakat/pemerintah. melaluiataubersamaini adanya hukuman eksekusi yang keras tersebut tentunya akan membuat jera bagi para pelanggar sehingga tidak berani mengulangmnya lagi. Akan tetapi, ketika ini eksekusi pun sering tidak membuat jera para pelaku kejahatan sehingga banyak perkara kita temui seorang narapidana harus berulang kali masuk rumah tahanan yang tak jarang dengan kesalahan yang sama.
Sumber Pustaka: Yudhistira

Post a Comment for "6 Cara Pengendalian Sosial Dan Penjelasannya"