Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Gagasan Sebagai Dasar Berkarya Dalam Menciptakan Konsep Kreasi Tari Nusantara

Gagasan Sebagai Dasar Berkarya Dalam Membuat Konsep Kreasi Tari Nusantara



Seperti sudah diuraikan di awal bahwa sebdurn berkarva, seorang koreografer terlebih dulu menciptakan abstraksi melalui gagasan. Apabila kita mencermati gagasan komponis lagu keroncong, Gesang dalam berkarya, ia sanggup mendapatkan inspirasi atau ide dan alam. insiden (fenomena) hidup, dan intuisi batin dengan perilaku (pandangan) subjektif. Sikap (pandangani subjektif yaitu kemampuan ‘berkhayal’ seorang seniman atau pencipta. Terkadang pencipta menyerupai Gesang mi lebih mementingkan imajinasi daripada teori saat mencipta lagu. Akan tetapi, ada pula seniman atau pencipta (tari, musik, atau seni rupa) yang menjadi Iebih krearifketika sedang dirundung kesedihan atau penistiwa tertentu.



Ada pula seorang koreografer yang selalu melaksanakan studi literatur (sejarah, budaya, seni, kepercavaan. Adati stiadat, bahasa, makanan, dan sebagainva) tenlebih dulu sebelum berkarya. Tujuan studi pustaka ini yaitu untuk melengkapi pengetahuan atau wawasan sebelum proses penciptaan dimulai semoga wujud karya tidak jauh menyimpang dan dongeng aslinya. Demikian juga yang dilakukan Bambang Suryono (Besur) saat membuat karya tari kerja sama dengan koreografer Gina yang terinspirasi dengan sejarah pelaut Gheng Ho. Cheng Ho yaitu laksamana kapal Gina dan dinasti Ming masa ke-14. Cheng Ho sudah mengelilingi hampir seluruh lautari Asia dan karya tari tersebut didiberi judul Bedhaya Layar Cheng Ho. Gagasan mi diwujudkan ke dalam bentuk tari Bedhaya dengan musik ienteng sindhenan bedhaya gres Jawa, tetapi dengan cengkok (rasa) Gina (Mandarin). Setting panggung tetap memakai pendapa (Prangwedanan Mangkunegaran Surakarta).

Busana yang dipakai dalam Bedhaya Layar Cheng Ho berwarna serba kuning dengan ciri-ciri Cina menyerupai kuku yang diperpanjang, rias model mata sipit, aksesoris gemerlap di dahi, dan gerak kaku menyerupai wayang potehi. Gagasan itu tertuang ke dalam bentuk koreografi yang sanggup diterima tiruana pihak taripa merusak hubungan dan rasa estetis dan kedua belah pihak (Jawa dan Cina). Dalam istilah seni (tar, mekanisme yang ditempuh Bambang Suryono (Besur) mi disebut sebagai kajian interteks. Kajian interteks yaitu suatu pendekatari pada suatu hal yang sama, tetapi dikaji (dianalisis) sesuai kebutuhan etnik (bangsa) yang bersangkutari (Jawa Indonesia).

Dalam beberapa dekade terakhir, kerja seni lintas budaya yang melibatkan seniman atau banyak sekali unsur seni dan wilayah budaya yang tidak sama-beda terasa terus meningkat. Belakangan semakin banyak seniman di tariah air yang membuat karya seni pertunjukan dengan melaksanakan kerja sama atau memadukan unsur-unsur seni dan banyak sekali daerah, termasuk unsur-unsur seni budaya asing. Semakin sering pula kim saksikan menu karya seni hasil kerja sama bertaraf internasional yang memadukan unsur-unsur seni dan budaya Indonesia.
Sumber Pustaka: Yudhistira

Post a Comment for "Gagasan Sebagai Dasar Berkarya Dalam Menciptakan Konsep Kreasi Tari Nusantara"