Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Nilai Guna Barang Pada Perusahaan Sebagai Pembuat Barang Dan Jasa

Nilai Guna Barang Pada Perusahaan Sebagai Pembuat Barang Dan Jasa


Semua acara produksi memuat acara menghasilkan dan menambah nilai guna. Alasannya, tiruana acara produksi intinya ialah acara mengolah suatu materi menjadi materi gres yang Iebih bernilai guna (bermanfaa). Dalam produksi mebel, termuat acara menghasilkan meja dan dingklik dan acara menambah nilai guna kayu (bahan dasar mebel) sebagai perabot keluarga. Dalam produksi jasa angkutan kota, termuat acara menghasilkan jasa layanan transportasi dan acara menambah nilai kenyamanan dan kecepatan bagi penumpang.

melaluiataubersamaini memahami unsur acara menghasilkan dan menambah nilai guna dalam produksi, kita sanggup merumuskan pengertian produksi sebagai acara man usia dalam rangka men ghasilkan dan menambah nilai guna barang ataujasa.



Selanjutnya, kita akan mengetahui produksi lebih mendalam dengan mengulas nilai guna barang, faktor produksi, dan biaya produksi.

Kepuasan yang diperoleh dan mengkonsumsi barang tertentu tidak selalu sama. Kepuasan yang engkau peroleh dan barang tertentu hari ini sanggup tidak sama dengan kepuasan yang engkau peroleh dan barang yang sama sebulan yang lalu.

Oleh alasannya ialah itu, barang mempunyai nilai gun yang tidak sama-beda. Perbedaan itu ditentukan oleh faktor bentuk, tempat, waktu, dan kepemilikan.

Nilai Guna Barang Karena Bentuk

Suatu barang akan mengalaini perubahan nilai guna setelah tidak sama bentuk. Kayu gelondongan mengalaini perubahan nilal guna setelah dibuat menjadi meja, kursi, dan daerah pulas. Deinikian pula, gulungan kain mengalaini perubahan nilai guna setelah dibuat menjadi taplak, seprai, dan pakaian.

Perubahannilai guna tampak dalam perbedaan harga dan manfaat. Harga serta manfaat meja, kursi, dan daerah pulas lebih bernilai dibandingkan kayu gelondongan. Deinikian pula dengan taplak, seprai, dan pakaian jikalau dibandingkan dengan kain gulungan. Bahannya tetap sama, namun alasannya ialah dibuat untuk tujuan tertentu, suatu barang bernilai guna lebih tinggi dibandingkan barang asal.

Nilai Guna Barang alasannya ialah Tempat (Place Utility)

Suatu barang akan mengalaini perubahan nilai guna setelah berada di daerah tidak sama. Pasir di sungai dan pasir di toko material berbahan dan berbentuk sama. Akan tetapi, pasir dan sungai akan mengalami perubahan nilai guna setelah ada di toko material. Pasir di sungai belum terang manfaatnya, sedangkan pasir di toko material bermanfaa sebagai materi bangunan. Perbedaan daerah (sungai dan toko material) menjadikan nilai guna pasir mengalami perubahan Hal yang sama sanggup berlaku pada barang lain, ibarat jaket tebal di wilayah tropis dan wilayah dingin. iaket tebal tidak diminati penduduk wilayah tropis. Mereka lebih meminati pakaian tipis. Sebaliknya, jaket tebal amat diminati penduduk wilayah hambar alasannya ialah cocok untuk iklim mereka. Akibatnya, jaket tebal lebih dirasakan bernilai guna di wilayah hambar daripada di wilayah tropis.

Nilai Guna Barang alasannya ialah Waktu (Time Utility)

Suatu barang akan mengalami perubahan nilai guna akhir perbedaan waktu. Trompet kertas ketika menjelang Tahun Baru dan trompet kertas pada ketika yang lain tetap ialah barang yang sama. Akan tetapi, khusus menjelang Tahun Baru, trompet kertas laku terjual. Sebaliknya, di ketika lain, barang itu kurang diminati. Keadaan itu menunjukkan bahwa nilai guna trompet kertas ketika menjelang Tahun Baru lebih besar dibandingkan nilai guna barang yang sama pada ketika yang lain.

Hal yang sama sanggup berlaku pada barang lain, ibarat komputer, Selama tahun 1980-an, komputer spesialuntuk diminati pihak tertentu. Bagi kebanyakan orang, komputer dirasakan sebagai benda ajaib yang tidak mempunyai nilai guna. Sejak tahun 1990-an, komputer menjadi barang yang dicari siapa saja, dan perkantoran, toko, hingga keluarga. Perbedaan waktu mengatakan adanya perubahan nilai guna komputer.

Nilai Guna Barang alasannya ialah Kepeinilikan (Ownership Utility)

Suatu barang mengalaini perubahan nilai guna akhir perbedaan kepeinilikan. Pakaian bekas bintang sinetron sanggup amat bernilai guna bagi penggemar beratnya. Kenyataan itulah yang dicermati oleh seorang pengusaha galeri. Ia mengumpulkan pakaian bekas dan sejumlah bintang sinetron; dibeli dengan harga murah. Pakaian itu kemudian dijual dengan harga tinggi. Peininatnya ternyata cukup banyak.

Bagi sang selebritis, pakalan bekas itu sudah tidak bernilai guna lagi. Meskipun masih elok dan layak pakai, pakaian itu sudah dirasakan ketinggalan mode. Namun, bagi penggemar beratnya, pakalan itu amat berharga sebagai kenang-kenangan. Perbedaan kepemilikan (selebritis dan penggemar) menjadikan pakaian bekas mengalaini perubahan nilai guna. Hal yang sama sanggup terjadi pada dasi. 

Bagi seorang buruh bangunan, nilai guna dasi amat kecil. Mungkin dasi ia kenakan pada peluang tertentu yang amat Iangka. Namun, bagi seorang wiraniaga (salesman), nilai guna dasi amatlah besar. Dasi memilih penampilannya. Perbedaan kepeinilikan (buruh bangunan dan wiraniaga) menjadikan dasi mengalaini perubahan nilai guna.
Sumber Pustaka: Erlangga

Post a Comment for "Nilai Guna Barang Pada Perusahaan Sebagai Pembuat Barang Dan Jasa"