Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Antropologi Fisik (Ragawi) Dalam Bidang Kajian Antropologi

Antropologi Fisik (Ragawi) Dalam Bidang Kajian Antropologi


Dewasa ini antropologi mengalami perkembangan pesat di banyak sekali negara dengan banyak sekali tradisi. Tradisi mempelajari masyarakat pedesaan, dan masyarakat terasing tetap ada, tetapi juga mencakup masyarakat perkotaan. Di banyak sekali perguruan tinggi tinggi di dunia, antropologi diajarkan sebagal ilmu yang bangun sendiri.

Ada negara-negara tertentu dalam kurikulum nasionaln ya yang mencantumkan antropologi sebagai mata pelajaran di sekolah menengah termasuk Indonesia. Secaragaris besar objek kajian antropologai adalah
  1. asal seruan manusia;
  2. evolusi fisik manusia;
  3. keguakaragaman bentuk fisik insan atau ras;
  4. kebudayaan, termasuk unsur-unsur kebudayaan, perkembangan, dan penyebarannya;
  5. berbagai kemampuan insan menyesuaikan din dengan lingkungannya.
Melihat luasnya kajian antropologi menjadikan susahnya seseorang sanggup menuntaskan penelitian
antropologis terhadap aspek-aspek insan yang Gambar 2.2 begitu kompleksnya. Oleh alasannya yaitu itu, antropologj mempunyai cabang atau bagiagiannya (lihat denah diberikut ini).

Antropologi Fisik (Ragawi)

Antropologi fisik (ragawi) yaitu cabang antropologi yang khusus mempelajari insan dan sudut biologis atau jasmani, menyerupai asal seruan manusia, evolusi organ tubuh manusia, struktur tubuh manusia, dan kelompok-kelompok insan menurut perbedaan fisik atau ras.



Ahli antropologi fisik senantiasa bertanya, kapankah insan itu muncul? Bagaimanakah struktur tubuh insan itu? Bagaimana insan berevolusi? Dan mengapa timbul keguakaragaman biologis manusia? Untuk menjawaban pertanyaan tersebut, antropolog mengadakan penelitian terhadap insan melalui penggalian fosil. Apakah fosil itu? Fosil yaitu bekas insan yang sudah membatu dan tertimbun dalam lapisan bawah (tanah) bumi. Dan tebalnya timbunan lapisan bumi sanggup diketahui umur insan itu, dan dengan mengadakan rekonstruksi (penyusunan kembali) sanggup diperkirakan bentuknya, kecerdasan fungsi organ tubuh, khususnya tangan dan kaki. melaluiataubersamaini membandingkan fosil-fosil yang ditemukan di banyak sekali daerah, sanggup diketahui perubahan atau perkembangan bentuk fisik manusia.

Dalam kepustakaan, antropologi fisik terbagi lagi ke dalam 2 bagian, yaitu sebagai diberikut.
  1. PaleoAntropologi, yaitu cabang antropologi yang mengkaji asal seruan insan dan terjadinya evolusi manusia.
  2. Somatologi, yaitu cabang antropologi yang mencoba mencapai pengerti an tentang terj adinya keguakaragaman makhluk insan dipandang dan ciri-ciri fisiknya.
Dalam penelitiannya, antropologi selalu mengaitkan dengan kondisi iklim, lingkungan alam, tumbuhan, dan binatang pada dikala fosil itu masih hidup. melaluiataubersamaini demikian, perilaku, kebiasaan, dan mata pencahariannya sanggup diperkirakan.

Semua insan yang pernah hidup di permukaan bumi berasal dan satu spesies, yaitu Hoino sapiens.

Berdasarkan bidang kajiannya, Harsojo membagi antropologi fisik menjadi beberapa cabang yang Iebih khusus lagi, yaitu sebagai diberikut.
  1. Palaeontologiprimat, yaitu ilmu yang mempelajari keguakaragaman insan yang sudah musnah dan mempelajari makhluk hidup yang ada kaitannya dengan manusia.
  2. Evolusi manusia, yaitu ilmu yang mempelajari perkembangan fisik manusia, dan makhluk hidup yang bukan insan hingga insan sekarang.
  3. Antropometri, yaitu ilmu yang mempelajari tentang metode pengukuran tubuh manusia.
  4. Somatologi, yaitu ilmu yang mempelajari keanGkaragaman insan yang masih hidup, termasuk perbedaan fisik insan secara perorangan dan kelompok atau ras.
  5. Antropologi rasial, yaitu ilmu yang mempelajari pengelompokan insan menurut perbedaan fisik (ras), sejarah ras, dan percampu ran ras.
  6. Studi perbandingan tentang pertumbuhan organik dan antrop ologi konstitusional, yaitu ilmu yang mempelajari kecenderungan (predisposis) dan banyak sekali tipe tubuh insan terhadap suatu penyakit tertentu dan mempelajari tingkah laris khusus menyerupai tingkah laris kriminal.
  • Keguakaragaman Ras
Ras ialah ciri-ciribiologis, bukan didasarkan pada ciri -ciri kebudayaan menyerupai halnya suku bangsa (Bruce J. Cohen, 1982). Pada garis besarnya, gejala fisik yang dipakai untuk dukungan ras adalah:
  1. bentuk badan,
  2. bentuk kepala,
  3. bentuk muka dan tulang rahang bawah,
  4. bentuk hidung,
  5. warna kulit, warna mata, dan warna rambut, serta
  6. bentuk rambut.
Dalam mengklasifikasikan guaka ras insan di dunia, para andal melihatnya dan segi morfologi atau lahiriah. Ciri-ciri morfologi intinya ialah ciri-cirifenotzf(tampak), yang terdiri atas:
  1. Ciri-ciri kualitatif, yakni warna kulit, warna dan bentuk rambut, dan warna mata.
  2. Ciri-ciri kuaJgti , yakni bentuk badan, berat badan, indeks kepala, dan sebagainya.
Berdasarkan konsepsinya itu, Alfred Kroeber, seorang antropolog, mengemukakan dukungan ras insan sebagai diberikut.
  • Ras Kaukasoid terbagi atas:
  1. Nordic yang terdapat di Eropa Utara dan sekitar Laut Baltik.
  2. Alpin yang terdapat di Eropa Tengah dan Timur.
  3. Mediteranian yang terdapat di sekitar Laut Tengah, Afrika Utara, Armenia, Arabia, dan Iran.
  4. Indic yang terdapat di India, Pakistan, dan Srilanka.
  • Ras Mongoloid, terbagi atas:
  1. AsIäticMongolojd terdapat di Asia Utara, Tengah, dan Timur.
  2. Malayan Mongoloid terdapat di Asia Tenggara, Kepulauan Indonesia, Malaysia, dan Filipina.
  3. American Mongoloid terdapat di Amerika Utara (orang eskimo) dan penduduk Terra del Fuego di Amerika Selatan.
  • Ras Negroid, terbagi atas:
  1. African Negroid terdapat di Benua Afrika.
  2. Negrito terdapat di Afrika Tengah, Semenanjung Malaka, dan Filipina.
  3. Melguasia yang terdapat di Irian dan Kepulauan Melguasia.
  • Ras-ras khusus, terdiri atas:
  1. Bushmen terdapat di tempat Gurun Kalahari di Afrika Selatan.
  2. Weddoid terdapat di pedalaman Srilanka dan Sulawesi Selatan.
  3. Australoid, yaitu penduduk ash Australia yang populer dengan nama Aborigin.
  4. Ainu terdapat di Pulau Karafuto, Hokkaido di Jepang Utara.

Ciri-Ciri Fisik Orang Indonesia

Berdasarkan ciri-ciri fisik yang dikemukakan di atas, orang Indones ia sanggup dibagi atas 4 golongan.
  • Papua Melguasoid
Ciri-cirinya rambut keriting kecil, berbibir tebal, serta kulit hitam. Termasuk dalam golongan ini ialah penduduk Pulau Irian, Kai, dan Am.
  • Golongan Negroid
Dan namanya, sanggup diduga bahwa golongan mi mempunyai sifat luar negro, menyerupai yang terdapat di
Afrika, tetapi bukan berarti mereka mi keturunan negro. —) Ciri-cirinya rambut keriting, perawakan kecil, dan berkulit hitam.

misal: orang Semang di Semenanjung Malaka dan orang Mikopsi di Pulau Andaman.
  • GolonganWeddoid
Kata mi berasal dan bangsa Weda di Srilanka. Karena beberapa sifat luar golongan mi sama dengan bangsa Weda yang ada di Srilanka. ,Ciri-cirinya perawakan kecil, kulit sawo matang, dan rambut berombak. misal: orang Sakai (di Siak), orang Kubu (di Jaifibi), orang Enggano, Mentawai, Toala, Tokea, dan orang Tomuna (di Pulau Muna).
  • Golongan Melayu Mongoloid
Golonganini hadir ke Indonesia diduga pada zaman kerikil (neolithicum) atau pada zaman perunggu. Golongan mi yaitu golongan terbesar yang ditemukan di Indonesia dan dianggap sebagai nenek moyang bangsa Indonesia. Ciri-cirinya rambut keriting atau lurus dan muka agak bulat. Golongan ini di bagi atas:
  • Golongan Melayu Tua (Proto-Melayu)
misal: suku bangsa Batak, Toraja, Dan Dayak
  • Golongan Melayu Muda (Deutro-Melayu)
misal: Jawa, Bali, Madura, Banjar, dan sebagainya
Sumber Pustaka: Bumi Aksara

Post a Comment for "Antropologi Fisik (Ragawi) Dalam Bidang Kajian Antropologi"