Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kerukunan Antarumat Beragama Dan Pemerintah

Kerukunan Antarumat Beragama Dan Pemerintah


Berhasilnya pembangunan nasional amat bergantung kepada adanya kontribusi dan kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah. Pemerintah berkewajiban untuk memdiberi pengarahan dan bimbingan bagi terciptanya iklim yang sanggup mendorong tugas serta masyarakat dalam pembangunan. Pengaruh tokoht okoh agama sangat besar dalam hal mi. Karena itu, kerukunan antarumat beragama dan pemerintah mutlak diperlukan. misal masalah mi sanggup dilihat dan keberhasilan jadwal keluarga berencana (KB) yang tidak terlepas dan tugas tokoh-tokoh keagamaan.
Nilai-nilai kerukunan hidup yang ber-Bhinneka Tunggal Ika sanggup dilihat dan dasar-dasar pedoman agama yang ada di dalam masyarakat Indonesia.


Agama Islam

Nilai-nilai Islam amat menekankan silaturahmi (sitaturrahim). Manusia seluruhnya berasal dan satu rahim, yaitu rahimnya ibu Hawa. Han besar umat Islam, yakni Idul Fitri merintis ke arah silaturahmi. Prinsip pergaulan antarumat beragama tercantum dalam Al quran Surat 1:256 yang berbunyi,” tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam)...” dan Surat 109: 6 “untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku”.

Agama Katolik Protestan

Perintahnya tercakup dalam sebuah firman, yaitu “Kasihilah sesama insan ibarat dirirnu sendiri.” (Gol. 5:14).

Agama Katholik

Toleransi dan kerukunan umat beragama ditetapkan: “Janganlab kita jemu-jemu berbuat baik alasannya yaitu apabila sudah hadir waktunya kita akan menemui jikalau kita tidak menjadi lemah. Karena itu selamanya masih ada peluang bagi kita berbuat baik kepada tiruana orang. “ (Galatia 6: 9 —10)

Agama Hindu

Penegasan kerukunan dan kesatuan dalam agama Hindu sanggup dilihat dan ungkapan diberikut, “sernoga bumi yang membeni daerah kepada penduduk yang berbicara tidak sama-beda bahasa, tidak sama-beda tata cara agama berdasarkan daerah tinggalnya, memperkaya hamba dengan ribuan pokok laksana lembu yang menyusui anaknya tidak pernah belum sempurnanya.” (A.XUU. 1.45)

Agama Buddha

Penegasan kerukunan dalam agama Buddha didasarkan atas prasasti Batu Kalingga No.XXII dan Raja Asoka (sekitar kurun ke-3 SM) yang berbunyi: “ ... tidakbolehlah kita spesialuntuk menghormati agama sendiri dan mencela agama orang lain tanpa suatu dasar yang kuat. Sebaliknya agama orang lain pun hendaknya dihormati atas dasar-dasar tertentu. melaluiataubersamaini demikian, kita sudah memmenolong agama kita sendiri untuk berkembang di samping menguntungkan pula orang lain.
Sumber Pustaka: Yudhistira

Post a Comment for "Kerukunan Antarumat Beragama Dan Pemerintah"