Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sosialisasi Di Banyak Sekali Kawasan Dalam Proses Pembentukan Kepribadian

Sosialisasi Di Berbagai Daerah Dalam Proses Pembentukan Kepribadian


Sehubungan dengan acara-acara yang ditayangkan media TV atau media massa lain, banyak masyarakat di banyak sekali kawasan atau di kampong-kampung merasa resah, alasannya program yang tersedia untuk orang remaja ditonton pula oleh anak, yang seharusnya tidak diperbolehkan untuk dihhatnya.

Acara-acara siaran yang memuat banyak adegan pembunuhan, perkosaan, penganiayaan serta bentuk kekerasan lainnya kuat negatif terhadap anak-anak. Adegan-adegan yang merangsang gairah seks membuat anaka nak lebih cepat dewasa. Banyak program film kartun yang disediakan untuk bawah umur memuat adegan kekerasan dan sadis menyerupai penganiayaan dan pembunuhan. Hal itu dikhawatirkan sanggup menghipnotis pola sikap anak Indonesia, khususnya di kota-kota besar.



Orang renta atau pendidik hendaknya memperhatikan dan ikut mempersembahkan klarifikasi terhadap impian bawah umur yang ingin menonton program televisi yang kurang layak ditonton. Demikianjuga waktu untuk berguru anak, hendaknya diatur sehingga tidak dihabiskan untuk menonton televisi. Jika diperlukan, di suatu lingkungan masyarakat diadakan jam berguru secara khusus bagi bawah umur usia sekolah. Namun, harus diakui juga bahwa televisi pun mempunyai imbas positif, menyerupai merangsang interaksi, merangsang eksperimen, dan memotivasi untuk berprestasi.

Berdasarkan penelitian para ahli, ada dua sosialisasi, yaitu sosialisasi primer (primary socialization) dan sosialisasi sekunder (secondary socialization).

Sosialisasi primer ialah sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dan menjadi pintu bagi seseorang memasuki keanggotaan masyarakat.
Sosialisasi sekunder yaitu proses diberikutnya yang memp erkenalkan kepada individu tersebut sektor-sektor gres dunia adil masyarakat.

Salah satu bentuk sosialisasi sekunder yang sering dijumpai dalam masyarakat ialah apa yang dinamakan proses resosialisasi. Dalam proses resosia1isas, seseorang didiberi suatu kepribadian baru. Proses resosialisasi mi sering dikaitkan dengan apa yang dinamakan sebagai pemasyarakatan total.

Rumah tahanan, rumah sakit, dan forum pendidikan militer, ialah pola dan pemasyarakatan total tersebut. Seseorang yang berubah status dan orang bebas, kemudian menjadi tahanan, dan hasilnya menjadi narapidana, akan mengalami kegoncangan sosialisasi. Ia harus menanggalkan kebebasannya dan menggantinya dengan hidup dalam tahanan. Berbuat kebebasan yang tiruanla dinikmatinya dicabut; banyak sekali milik pribadinya disita dan disimpan oleh pengadilan. Sesudah menjalani proses ini, kemudian ia menjalani resosialisasi. Ta dididik untuk mendapatkan hukum dan nilai baru. Ia dipaksa untuk mempunyai din sesuai dengan impian masyarakat. melaluiataubersamaini alasan inilab, di Indonesia pada tahun 60-an, nama penjara diubah menjadi “lembaga pemasyarakatan”.

Proses serupa dialami pula oleh seseorang yang dirawat di rumah sakitjiwa. Ta hams menanggalkan statusnya sebagai orang yang berjiwa sehat dan mendapatkan status gres sebagai seseorang yang sakit jiwa. Selanjutnya, ia menjalani proses resosialisasi yang bertujuan untuk mengubah mentalnya menjadi orang yang berjiwa sehat.

Dalam beberapa hal, proses resosialisasi yang berlangsung di forum pendidikan kemiliteran agak menyerupai dengan proses di rumah tahanan. Namun, dalam kasus forum pendidikan kemiliteran para siswa menjadi anggota secara sukarela dan dibina untuk menjalankan suatu profesi dengan tuntutan khusus, bukan dipaksa menjadi anggota untuk menjalani eksekusi sambil diubah mentalnya.

Untuk membentuk seseorang yang mempunyai kepribadian yang baik, maka semenjak ia bawah umur hams didiberikan pendidikan yang baik pula. Pendidikan itu ialah media sosialisasi yang mencakup pendidikan keluarga, mitra sepermainan, sekolah, lingkungan kerja dan media massa.
Sumber Pustaka: Bumi Aksara

Post a Comment for "Sosialisasi Di Banyak Sekali Kawasan Dalam Proses Pembentukan Kepribadian"