Pasar Barang Berjangka (Bursa Komuditi) Pada Pasar Abstrak

Pasar Barang Berjangka (Bursa Komuditi)

Pasar barang berjangka (bursa komoditi) ialah daerah diperjualbelikannya komoditi yang iaku di pamasukan dunia. melaluiataubersamaini kata lain, pasar barang berjangka ialah masukana perniagaan yang disediakan sebagai daerah pertemuan untuk mengadakan transaksi dagang antara pengusaha yang melaksanakan acara dalam perdagangan barang.

Berdasarkan pengertian di atas, kita sanggup menyimpulkan fungsi pasar barang berjangka sebagai diberikut.

Tempat untuk memperoleh gosip dan harga produk yang diperjualbelikan.
Tempat untuk mengadakan jual bell barang dengan mengadakan transaksi efektif maupun spekulatif.
Tempat dan alat untuk mengukur tingkat perniagaan atau perdagangan.

Kegiatan utama dalam pasar barang berjangka ialah transaksi. Transaksi yang terdapat dalam pasar barang berjangka sanggup bersifat efektif dan spekulatif. Transaksi efektif merujuk pada suatu transaksi jual beli di pasar yang diakhiri dengan penyerahan barang dagangan dan penjual kepada pembeli. Jadi, dalam transaksi efektif, transaksi benar-benar dilakukan secara faktual oleh pihak pembeli dan penjual.

Sedangkan transaksi spekulatif bukan ialah transaksi jual beli secara murni. Dalam transaksi mi, motif mencari u.ntung lebih dominan. Transaksi tidak diakhiri dengan penyerahan barang menyerupai halnya transaksi efektif, alasannya ialah tujuannya bukan menuntaskan persethjuan dagang dengan serah terima barang, melainkan pembayaran dan penerimaan perbedaan harga. Misalnya, terjadi persetujuan jual beli barang X pada tanggal 3 Januari 1994 disertai dengan penyerahan barang pada tanggal 8 Maret 1994. Pembeli bersedia membeli pada tanggal 3 Januari alasannya ialah ia sudah memperkirakan bahwa pada ketika itu harga barang tersebut akan lebih mahal. melaluiataubersamaini begitu, ia sanggup menjual kembali barang pada tingkat harga yang lebih tinggi.

Tidak tiruana barang dijual di Bursa Komoditi mi. Barang-barang yang ditransaksikan dalam pasar barang berjangka mempunyai ciri-ciri seperti:

Merupakan barang yang laris di pamasukan dunia,
Merupakan barang yang simpel diganti, dengan tidak mengubah mutuatau kualitas, sehingga sifat barang yang bersangkutan harus sanggup diperjualb elikan dalam partai besar (jumlah banyak) dan persediaan barang cukup serta pengadaannya sanggup dilakukan secara berkala,
Merupakan barang yang diputuskan untuk diperdagangkan di pasar sesuai dengan keputusan menteri yang bertanggung balasan di bidang perdagangan.

Di Indonesia, barang yang diperdagangkan di Bursa Komoditi Indonesia (BKI) ialah karet, kopi, dan tekstil. BKI mi dikelola oleh Badan Pelaksana Bursa Komoditi di bawah Pengawasan Departemen Perdagangan.

Secara umum, dampak dan adanya pasar barang berjangka terhadap kehidupan perekonomian ialah sebagai diberikut.

Kebutuhan akan barang di suatu negara sanggup dipenuhi.
Bagi produsen (negara), pasar barang ialah masukana untuk memperluas pasar, sehingga pabrik-pabrik sanggup bekerja dalam kapasitas penuh.
Kegiatan pabrik dengan kapasitas penuh memungkinkan diserapnya pelengkap tenaga kerja, sehingga perekonomian masyarakat pun semakin meningkat.

Sebagai sebuah sistem, pasar barang berjangka mempunyai kelemahan dan kelebihan terutama mengingat pasar barang berjangka ialah hal yang gres di Indonesia.

Kelebihan pasar barang berjangka ialah sebagai diberikut.

Harga di pasar barang berjangka sanggup mempunyai kegunaan sebagai acuan pihak yang membutuhkan.
Jika harga baik, petani sanggup memproteksi pendapatannya dengan cara menjual hasil pguannya di bursa komoditi sebelum pguan.
Bila industri memperoleh materi baku dengan harga stabil, konsumen juga sanggup menikmati harga barang yang stabil.
Perbankan sanggup menyalurkan kreditnya dengan rasa kondusif alasannya ialah adanya anggapan bahwa transaksi yang dilindungi kontrak berjangka (dalam bursa barang berjangka) lebih aman.
Muncul lapangan kerja gres menyerupai pialang, penasehat berjangka, akuntan, penasehat aturan dan lain-lain.

Kelemahan pasar barang berjangka adalah:

Ada kemungkinan terjadi barang yang diperjualbelikan tidak sesuai antara pola dengan kenyataan.

Sumber Pustaka: Erlangga