Tanggung Jawab Terhadap Keluarga
Tanggung Jawab Terhadap Keluarga
Walaupun tidak sedikit kaum laki-laki yang kecerdasannya kalah dibandingkan dengan wanita, tetapi secara kodrat laki-laki lebih cakap memimpin wanita. Dalam beberapa hal kaum laki-laki mempunyai kelebihan, contohnya sabar, lapang dada, dan bijaksana sebagaimana firman Allah swt. diberikut.
Artinya: “Kaum laki-laki itu yaitu pernimpin bagi kaum wanita, oleh lantaran Allah sudah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita) dan lantaran mereka (laki-laki) sudah menafkahkan sebagian dan harta mereka. Sebab itu maka perempuan yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri saat suaminya tidak ada oleh lantaran Allah sudah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang engkau khawatirkan nusyuznya, maka nasihatilah mereka dan pisahlah mereka di daerah pulas mereka dan pukullah mereka. Kemudian, bila inereka menaatimu inaka tidakbolehlah engkau mencarikan jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Mahatinggi lagi Mahabesar “ (Q.S. An Nisa:34)
Pada kaum wanita, emosi lebih mendominasi, cepat tertawa bila menerima kabar bangga dan cepat menangis bila menerima kabar sedih. Oleh lantaran itu, pantaslah secara kodrat kaum laki-laki memimpin, mengatur, dan melindungi wanita. Tanggungjawaban terhadap keluarga diwajibkan bagi orang yang sudah bakir balig cukup akal atau orang yang sudah berkeluarga. Tanggung tanggapan tersebut antara lain diuraikan diberikut ini.
Kewajiban Memdiberikan Naflah Lahir
Kebutuhan sehari-hari insan mencakup makanan, daerah tinggal, dan pakaian. Dalam sebuah hadis dikatakan bahwa kemampuan (memiliki harta) menjadi persyaratan untuk berkeluarga alasannya yaitu sehabis berkeluarga suami dibebani kewajiban-kewajiban di atas, bila belum bisa tidakboleh dulu berkeluarga, tetapi banyak-banyaklah berpuasa. Jika pasangan suami istri sudah mempunyai anak tentunya beban itu bertambah, bukan spesialuntuk anak, tetapi mungkin punya pemmenolong, kerabat, atau keponakan yang ikut jadi anggota keluarga.
Kewajiban Memdiberikan Pendidikan
Orang bau tanah tidak spesialuntuk berkewajiban memenuhi kebutuhan lahir, tetapi juga kebutuhan pendidikan lantaran hal itu menyangkut tanggung tanggapan dan masa depan anak. Pendidikan salat, menpenghasilan, tata krama, dan sebagainya bila dilaksanakan lebih awal akan lebih baik, umpamanya dimulai pada anak bemsia tiga tahun. Selain itu, pendidikan yang secara pribadi dilakukan dan didiberikan oleh orang bau tanah akan lebih bermanfaa lantaran anak sanggup pribadi diawasi.
Menurut psikologi, anak pada usia dini sangat simpel mendapatkan dampak dan luar. Bapak dan ibu diperlukan tidak terlambat memanfaatkan usia-usia ini sebagaimana sabda Rasulullah saw. diberikut.
Artinya: “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, lantaran orang tuanyalah yang menyebabkan anak itu Yahudi, Nasrani, alau Majusi. “ (H.R. Muslim)
Kewajiban Bersikap Halus dan Sayang terhadap Keluarga
Sebenamya nafkah batin lebih dibutuhkan istri atau keluarga dibanding nafkah lahir. Walaupun nafkah lahir sangat berkecukupan, tetapi apa gunanyajika suami bersikap berangasan dan selalu bermuka masam pada istrinya. Sejak 14 kurun yang lalu, Islam sudah mengajarkan bagaimana perilaku bapak kepada anak, suami kepada istri, atau sebaliknya sebagaimana fit-man Alllah swt. diberikut mi.
Artinya: “... Dan bergaullah dengan mereka secara patut... “ (Q.S. An Nisa: 19)
Kewajiban Bersenda Gurau dengan Istri
Seorang suami wajib membuat istrinya bahagia, salah satunya dengan cara bersenda gurau menyerupai yang dicontohkan Rasulullah saw. Nabi pernah bersenda gurau dengan istrinya, yaitu berlomba lan. Rasulullah saw. yaitu orang yang banyak berkelakar dan lemah lembut kepada istri sebagaimana sabda Rasulullah saw. diberikut.
Artinya: “Orang mukmin yang lebih tepat imannya ialah mereka yang berbudi lebih baik dan lebih berlemah lembut kepada keluarganya.” (H.R. At Turmudzi)
Sumber Pustaka: Yudhistira
Post a Comment for "Tanggung Jawab Terhadap Keluarga"