Cara Menghitung Persediaan Barang Dengan Metode Average
In counting the stock of goods using the average method, the selling price is determined from the average price of each purchase of goods. It is different from both FIFO and LIFO methods in which the selling price is determined from the earlier (FIFO) or later cost price (LIFO). The unit price in the average method is determined later by dividing the balance of stock price by the balance of stock units.
Dalam menghitung persediaan barang dagang dengan metode rata-rata, harga jualnya ditentukan dengan harga yang di rata-rata setiap terjadi pembelian barang dagang. Berbeda dengan metode FIFO dan LIFO yang harga pokok jualnya ditentukan dari harga beli yang lebih awal (FIFO) ataupun yang belakangan (LIFO). Harga satuan dalam metode rata-rata ditentukan belakangan dengan membagi saldo harga persediaan dengan saldo unit persediaan.
Dalam menghitung persediaan barang dagang dengan metode rata-rata, harga jualnya ditentukan dengan harga yang di rata-rata setiap terjadi pembelian barang dagang. Berbeda dengan metode FIFO dan LIFO yang harga pokok jualnya ditentukan dari harga beli yang lebih awal (FIFO) ataupun yang belakangan (LIFO). Harga satuan dalam metode rata-rata ditentukan belakangan dengan membagi saldo harga persediaan dengan saldo unit persediaan.
Please study the illustrative table above. After a purchase of goods is recorded, the calculation of stock as a whole and the balance per unit is made, then the unit price should be determined, that is by dividing the worth of stock of goods in rupiah by the number of units. Meanwhile, the selling price is determined frorn the average price after a purchase.
Coba Anda perhatikan tabel ilustrasi tersebut. Sesudah ada pembelian barang clagang, perhitungan saldo persediaan barang dagang, baik secara keseluruhan maupun saldo secara jumlah per unit, maka akan pula dicari harga per satuannya, yaitu dari jumlah persediaan barang dagang yang sudah dihitung dalam rupiah dibagi dengan jumlah satuan unit. Sedangkan harga pokok penjualannya ditentukan dari harga per satuan hasil bagi setelah terjadi pentelian.
It should be kept in mind that when rounding the average unit price, there may be a difference between the total and the result of multiplication of quantity by the rounded unit price. For example, on 6 March the average unit price is to be determined, and then it is set at Rp 1,086 (rounded up from Rp 1, 085. 7143).
When there is a sale at the rounded unit price (Rp 1, 086) and the balance is found, then the total is calculated by multiplying Rp 1.086 by 1,300 (balance afier, a purchase on 7 March, 08) and we obtain Rp 1,086 x 1,300 = Rp 1,411,800. Meanwhile, the balance of stock which has been converted into rupiah is Rp 3,800,000 - 2,389,200 = Rp 1,410,800. There-, fore, there is a difference of Rp 1,000.
Perlu diperhatikan bahwa saat memakai angka pembulatan pada harga satuan rata-rata, maka ada selisih antara jumlah dengan hasil kali kuantitas dan harga satuan yang dibulatkan tersebut. Sebagai contoh, pada tanggal 6 akan dicari harga satuan rata-rata dan diketahui sebesar Rp 1.086,00 (hasil pembulatan dari 1.085, 7143).
Saat terjadi penjualan yang jumlah satuannya dikalikan dengan harga rata-rata yang dibulatkan (1.086) tersebut dan kemudian diketahui saldonya, maka saat kita kembalikan dengan mengalikan Rp 1.086 dengan 1.300 (saldo setelah ada penjualan tanggal. 7/3,08) maka akan diperoleh Rp 1.086 x 1.300 = Rp 1.411.800. Sedangkan saldo persediaan yang sudah dikonversi dalam rupiah yaitu Rp 3.800.000 2.389.200 = Rp 1.410.800,00. melaluiataubersamaini demikian terjadi selisih Rp 1.000,00.
System of Periodic Physical Counting of Stock of Goods - Sistem Penghitungan Fisik Persediaan Secara Periodik
In this ksystem the stock of goods does not need to be counted and determined every time there is a transaction, but it is counted periodically only, such as every month, every three months, and so on. For example, in the previous illustration, it was found that the final stock was 800 units, so when it was counted using the FIFO method, the 800 units were multiplied by Rp 1,300 because the latest price was Rp 1.300 and we obtained Rp 1,040,000.
In the LIFO method, the 800 units were multiplied by Rp 1,000 (as the earliest price of the stock goods to be sold the last) and we obtained Rp 800,000. In the average method, either using physical or periodic system, the 800 units are multiplied by the average unit price which is calculated every time there is a different price.
Dalam sistem ini, persediaan barang dagang tidak perlu dihitung dan ditentukan setiap ada transaksi, namun spesialuntuk dihitung secara periodik saja, contohnya minimum bulanan, triwulan, dan lain sebagainya. Misalnya pada ilustrasi sebelumnya saat diketahui saldo persediaan jadinya 800 unit, maka saat dihitung dengan metode FIFO, 800 unit akan dikalikan dengan Rp 1.300,00, sebab harga yang paling tamat yaitu Rp 1.300,00 dan diperoleh Rp 1.040.000,00.
Dalam sistem ini, persediaan barang dagang tidak perlu dihitung dan ditentukan setiap ada transaksi, namun spesialuntuk dihitung secara periodik saja, contohnya minimum bulanan, triwulan, dan lain sebagainya. Misalnya pada ilustrasi sebelumnya saat diketahui saldo persediaan jadinya 800 unit, maka saat dihitung dengan metode FIFO, 800 unit akan dikalikan dengan Rp 1.300,00, sebab harga yang paling tamat yaitu Rp 1.300,00 dan diperoleh Rp 1.040.000,00.
Jika dengan metode LIFO, 800 unit tersebut akan dikalikan dengan Rp 1.000 (sebagai harga persediaan dagangan yang paling awal dan akan dijual paling akhir) dan diperoleh hasil Rp 800.000,00. melaluiataubersamaini metode rata-rata, penghitungan secara fisik atau secara periodik ini saldo 800 unit akan dikalikan dengan harga satuan rata-rata yang dicari setiap ada harga yang tidak sama. melaluiataubersamaini metode rata-rata diperoleh hasil Rp. 1.165.600 dari harga satuan.
Sumber Pustaka: CV. Yrama Widya
Post a Comment for "Cara Menghitung Persediaan Barang Dengan Metode Average"