Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Bentuk Usaha Kemerdekaan Indonesia

Perjuangan mencapai kemerdekaan dibedakan menjadi tiga bentuk, melalui Putera, gerakan ilegal, dan pemberontakan. Secara umum, usaha mencapai kemerdekaan Indonesia di masa pendudukan Jepang sanggup dibedakan menjadi tiga, yakni usaha melalui forum resmi, perlawanan ilegal (terselubung), dan pemberontakan.

Bentuk usaha pertama dilakukan oleh suatu forum bentukan pemerintah militer Jepang sendiri. Lembaga yang dimaksud yakni Pusat Tenaga Rakyat utera). Lembaga ini terdiri dari kaum nasionalis yang dirangkul Jepang untuk mempropagandakan politik Hakko-ichi-u-nya di antara seluruh rakyat Indonesia.

Dari antara yang dirangkul, ada empat tokoh yang punya wibawa di mata rakyat. Mereka ini dikenal dengan nama Empat Serangkai, yang terdiri dari Sukarno, Hatta, Ki Hajar Dewantara (Suwardi Suryaningrat), dan K.H. Mansyur.

Karena didiberi peluang berprupa-ganda, mereka memiliki peluang mengumpulkan massa, lebih besar dari semasa pemerintahan kolonial Belanda lampau. Dalam rapat-rapat raksasa dan melalui media komunikasi, mereka berempat ini memusatkan kegiatannya dalam upaya menyiapkan rakyat menyambut kemerdekaan nanti. 

Bukan propaganda politik Jepang yang mereka lakukan, melainkan kaderisasi politik nasional Indonesia. Lama-kelabuaan, pemerintah militer mengetahui usaha Putera tersebut, sehingga forum ini tidak lagi diperkenankan melaksanakan kegiatannya pada tahun 1944. 

Bentuk usaha ilegal terutama digerakkan oleh para tokoh pergerakan nasional di masa ko1onial Belanda dulu. Mereka ini terpaksa berjuang secara diam-diam, alasannya yakni semenjak berkuasa pemerintah militer Jepang melarang aktivitas organisasi kebangsaan dalam bentuk apapun. 

Kegiatan yang dilakukan antara lain melaksanakan kontak rahasia supaya semangat kebangsaan tetap bergelora, mengadakan persiapan yang perlu bagi penyambutan kemerdekaan, dan memantau keadaan perang di luar negeri, supaya sanggup memilih ketika yang sempurna untuk merdeka. 

 Perjuangan mencapai kemerdekaan dibedakan menjadi tiga bentuk Bentuk Perjuangan Kemerdekaan Indonesia

Para tokoh usaha ilega1 ini di antaranya yakni Syahrir, Ahmad Subarjo, Sukarni, A.A Maramis, Wikana, Chairul Saleh, dan Amir Syarifuddin. Mereka ini turut berperan serta dalam forum persiapan kemerdekaan di kemudian hari. 

Dari antara merekalah juga, muncul tekad revolusioner yang menyatakan bahwa kemerdekaan Indonesia bukanlah pemdiberian Jepang. Oleh alasannya yakni itu, kemerdekaan Indonesia harus diproklamasikan sesegera mungkin dan oleh bangsa Indonesia sendiri.

Bentuk usaha diberikutnya berupa perlawanan atau pemberontakan. Perjuangan ini memang tidak secara eksklusif terarah pada upaya mencapai kemerdekaan Indonesia. Perlawanan muncul sebagai reaksi terhadap kesewenang-wenangan Jepang, seperti pemaksaan membungkukkan tubuh menghormati matahari (menyinggung perasaan umat Islam) dan penindasan melalui romusha serta banyak sekali kewajiban lain. 

Perlawanan antara lain muncul dalam bentuk pem-berontakan di Aceh yang dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil (di Cot Plieng) dan Teuku Hamid (di Meureu); pemberontakan di Indramayu di bawah pimpinan Haji Madriyan; perlawanan di Tasikmalaya yang dipelopori K.H Zaenal Mustofa; dan pemerontakan tentara Peta di Blitar pimpinan Supriyadi. Semua perlawanan itu sanggup dipadamkan.


Daftar Pustaka: Erlangga

Post a Comment for "Bentuk Usaha Kemerdekaan Indonesia"