Contoh Bentuk Usaha Organisasi Di Masa Pergerakan Nasional
Selama melaksanakan acara peduangannya, ada organisasi kebangsaan yang menempuh cara nonkooperatif, ada pula yang menempuh cara kooperatif. Kita sudah membicarakan beberapa organisasi kebangsaan di masa pergerakan nasional. Kali ini kita akan membicarakan bagaimanakah bentuk usaha yang ditempuh oleh organisasi-organisasi tersebut.
Perlu diketahui, materi omongan kita kini bukanlah tindakan-tindakan yang dilakukan masing-masing organisasi, melainkan perilaku menyerupai apakah yang dimiliki organisasi kebangsaan pada umumnya dalam rangka memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Secara umum ada dua macam bentuk usaha yang ditempuh oleh organisasi kebangsaan, yakni usaha kooperatif dan usaha nonkooperatif. Organisasi kebangsaan kooperatif menganggap kemerdekaan ekonomi ialah syarat tercapainya kemerdekaan politik
Untuk mencapai kemerdekaan politik, harus digapai terlebih lampau kemerdekaan ekonomi. Oleh alasannya menitikberatkan kegiatannya pada perbaikan di bidang ekonomi (dan juga sosial), organisasi kebangsaan yang menganutnya cenderung lunak dan terbuka untuk bekerja sama dengan pemerintah kolonial.
Sebaliknya, organisasi kebangsaan beraliran nonkooperatif menganggap kolaborasi dalam bentuk apapun dengan pemerintah kolonial akan memperkuat kedudukan penjajah. Bagi organisasi macam ini, kemerdekaan bukan ialah pemdiberian dari penjajah.
Hal itu malahan mustahil! Kemerdekaan harus dicapai dengan jerih payah sendiri. Titik berat acara organisasi beraliran ini yakni politik, baik berupa pendidikan politik (nasionalisme) maupun pembentukan organisasi massa. Organisasi kebangsaan macam ini cenderung radikal.
Pada masa awal pergerakan nasional, yakni ketika berdirinya Boedi Oetomo dan Sarekat Islam, belum kentara apakah organisasi kebangsaan tersebut mengailut kooperasi ataukah nonkooperasi. Sikap tegas gres kasatmata sehabis Indische Partij berdiri.
Baik tujuan maupun acara usaha yang dilakukan memperlihatkan bahwa organisasi kebangsaan itu menganut nonkooperasi. Teknik usaha ini diikuti oleh organisasi kebangsaan lainnya, bahkan menjurus ke arah radikal.
Artinya, usaha kemerdekaan diupayakan dengan mengusir penjajah sesegera mungkin. Radikalisme ini diawali ole.h Perhimpunan Indonesia. Puncak dari tindakan radikal itu antara lain terlihat dari pemberontakan PKI pada tahun 1926 serta pembentukan organisasi massa yang digalang oleh PNI.
Sesudah PNI bubar, usaha masih menganut cara nonkooperasi, sebagai-mana terlihat dari acara Partindo dan PNI-Baru. Sesudah kedua organisasi tersebut dibubarkan oleh pemerintah kolonial, usaha pergerakan nasional menempuh cara baru, yakni kooperasi.
Namun perlu dicatat, bukan berarti tidak ada lagi organisasi kebangsaan yang tetap menempuh cara nonkooperasi. Ditempuhnya cara usaha kooperasi turut ditentukan oleh semakin konservatifnya pemerintah kolonial, yakni semenjak De Jonge menjabat gubernur jenderal. Perjuangan kooperasi ditempuh dalam Dewan Rakyat (Volksraad, dibuat tahun 1917) atau di luar forum tersebut. Organisasi kebangsaan yang menempuh cara ini antara lain PBI, Parindra, dan GAPI (Gabungan Politik Indonesia).
misal paling kentara usaha kooperasi tersebut yakni tuntutan Indonesia berparlemen, pada tahun 1939*). Tuntutan ini dilontarkan oleh GAPI, yang ialah fusi dari beberapa organisasi kebangsaan. Selama dua tahun diberikutnya, tuntutan tersebut makin digencarkan melalui terbentuknya Kongres Rakyat Indonesia, yang kemudian diubah namanya menjadi Majelis Rakyat Indonesia. Akan tetapi, tuntutan yang semakin gencar itu berhenti, ketika pasukan Jepang menyerbu Indonesia pada tahun 1942.
Daftar Pustaka: Erlangga
Post a Comment for "Contoh Bentuk Usaha Organisasi Di Masa Pergerakan Nasional"