Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hubungan Sosial Dalam Bentuk Interaksi Sosial

Apa yang dilakukan individu atau kelompok dalam aktivitasnya sehari-hari? Dalam kehidupan sosial, kita sanggup menyaksikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan individu atau kelompok dalam banyak sekali interaksi. Kegiatan tersebut, contohnya bekerja, menuntut ilmu, ke pasar, atau sedang ada konflik. 

Proses Interaksi Sosial Asosiatif

Pada interaksi ini mengidentifikasikan adanya gerak pendekatan atau penyatuan. Proses interaksi sosial asosiatif cenderung membuat persatuan dan meningkatkan solidaritas di antaranya:

A. Kerja Sama atau Kooperasi

Kerja sama ialah bergabungnya individu-individu atau sekelompok individu untuk mencapai tujuan bersama. Oleh karenanya, .kerja sama timbul apabila orang atau individu rnenyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada dikala yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut. Sehubungan dengan pelaksanaan kerja sama, ada lima bentuk kerja sama, yaitu kerukunan, bargaining, kooptasi, koalisi, danjoint venture. 

  • Kerukunan
Kerukunan mencakup beberapa aspek gotong royong dan tolong menolong.
  • Bargaining
Bargaining, yaitu pelaksanaan perjanjian terkena pertukaran barang dan jasa antara dua organisasi atau lebih.
  • Kooptasi (Cooptation)
Kooptasi, yakni suatu proses peners imaan unsur-unsur gres dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi. Kooptasi ialah salah satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan terhadap stabilitas organisasi yang bersangkutan.
  • Koalisi (Coalition) 
Koalisi, yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan sama. Koalisi sanggup menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk sementara waktu. Hal itu terjadi alasannya ialah dua organisasi atau lebih tersebut kemungkinan mempunyai struktur yang tidak sama. Akan tetapi, alasannya ialah maksud utamanya ialah untuk mencapai tujuan bersama maka sifatnya ialah kooperatif.
  • Joint Venture
Joint venture, yaitu, kolaborasi .dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu. misal joint venture, yaitu pertambangan dan perhOtelan. Beberapa hal yang mengakibatkan bertambah kuatnya kerja sama, antara lain adalah:

1) adanya orientasi yang sama;
2) adanya ancaman atau ancaman dari luar;
3) ketersinggungan berkaitan dengan yang tertanam berpengaruh dalam kelompok,
4) mencari keuntungan;
5) semata-mata menolong.
 

B. Akomodasi (Accomodation)

Istilah fasilitas dipergunakan dalam dua arti, yaitu menunjuk pada suatu keadaan dan menunjuk pada suatu proses.
 
  • Menunjuk pada suatu keadaan
Akomodasi, artinya adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antara orang per-orang atau kelompok-kelompok insan dalam kaitannya dengan norma dan nilai sosial yang berlaku di dalam masyarakat.
 
  • Menunjuk pada suatu proses
Akomodasi, artinya perjuangan insan untuk meredakan perperihalan atau konflik guna mencapai kestabilan. Jadi, fasilitas ialah suatu interaksi ke arah terciptanya kesepakatan yang sanggup diterima kedua belah pihak yang tengah bersengketa.

Akomodasi ini terjadi pada orang atau kelompok yang harus bekerja sama sekalipun dalam kenyataannya mereka mempunyai paham yang tidak sama dan berperihalan. Tanpa fasilitas dan kesediaan berakomodasi, dua pihak yang berselisih paham tersebut tidak akan mungkin bekerja sama untuk selama-lamanya. 

Akomodasi bahwasanya ialah suatu cara untuk menyeIesaikan perperihalan tanpa menghancurkan pihak lawan. melaluiataubersamaini demikian, pihak lawan tidak kehilangan kepribadiannya. Tujuan fasilitas sanggup tidak sama-beda sesuai dengan situasi yang dihadapinya. Tujuan akomodasi, antara lain sebagai diberikut: 

a. thengurangi perperihalan antara orang per-orang atau kelompok akhir perbedaan paham;
b. mencegah meledaknya suatu perperihalan untuk sementara waktu atau secara temporer,
c. memungkinkan terjadinya kolaborasi antara kelompok-kelompok sosial yang hidupnya terpisah sebagai akhir faktor-faktor sosial psikologis,
d. mengupayakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah. 

Akomodasi sebagai suatu proses mempunyai beberapa bentuk, yaitu pemaksaan, kompromi, arbitrase, mediasi, konsiliasi, toleransi, ajudikasi, dan stalemate.

1) Pemaksaan (Coercion)

Pemaksaan ialah suatu bentuk fasilitas yang berlangsung dengan cara pemaksaan sepihak baik pribadi (fisik) maupun tidak pribadi (psikologis). Pemaksaan menyerupai itu spesialuntuk mungkin terjadi apabila kedua belah pihak yaiig tengah berakomodasi mempunyai kedudukan sosial dan kekuatan yang tidak seimbang sehingga .salah satu pihak berada dalam posisi lemah. misal pemaksaan, antara lain perbudakan. 

2) Kompromi (Compromise) 

Kompromi ialah suatu bentuk fasilitas di mana pihak-pihak yang terlibat perselisihan saling mengurangi tuntutannya semoga tercapai penyelesaian terhadap perselisihan yang ada. Sikap dasar untuk sanggup melaksanakan dan memaharni keadaan pihak lainnya dan begitu pula sebaliknya. 

3) Arbitrase (Arbitration)

Arbitrasi ialah suatu cara mencapai kompromi alasannya ialah pihak-pihak yang bertikai tidak sanggup menuntaskan sendiri perperihalan itu. Akhirnya, perperihalan diselesaikan oleh pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak. Pihak ketiga menuntaskan sengketa dengan membuat keputusan-keputusan penyelesaian atas dasar ketentuan yang ada. Keputusan yang disampaikan pihak ketiga tersebut bersifat mengikat. 

4) Mediasi (Mediation)

Mediasi ialah menuntaskan perperihalan (konflik) dengan mengundang pihak ketiga yang netral. Tugas utama pihak ketiga ialah mengusahakan suatu penyelesaian secara damai. Kedudukan pihak ketiga ialah sebagai penasihat. Pihak ketiga tidak mempunyai wewenang untuk memdiberi keputusan terhadap penyelesaian perperihalan tersebut).

5) Konsiliasi (Conciliation)

Konsiliasi ialah suatu perjuangan untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya persetujuan bersama. misalnya, forum tripat, yaitu panitia tetap yang khusus bertugas menuntaskan problem perburuhan, di dalamnya terdapat wakil perusahaan, wakil buruh, dan wakil departemen tenaga kerja. 

6) Toleransi (Toleration)

Toleransi juga sering dinamakan Tolerant-Participation. .Toleransi ialah suatu bentuk fasilitas tanpa persetujuan formal. Kadang-kadang toleransi timbul secara tidak sadar dan tanpa direncanakan.

7) Ajudikasi (Adjudication)

 Ajudikasi ialah penyelesaian kasus atau sengketa melalui pengadilan. 

8) Stalemate

Stalemate ialah suatu bentuk fasilitas dengan pihak-pihak yang berperihalan berhenti pada titik tertentu dalam melaksanakan perperihalannya. Hal itu alasannya ialah pihak-pihak yang berperihalan mempunyai kekuatan seimbang.

C. Asimilasi (Assimilation)

Asimilasi ialah proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan yang terdapat antara beberapa orang atau kelompok. Asimilasi juga mencakup usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindakan, sikap, dan proses-proses mental dengan memerhatikan kepentingan dan tujuan bersama. 

Apabila orang-orang melaksanakan asimilasi ke dalam suatu kelompok masyarakat, mereka tidak lagi membedakan dirinya dengan kelompok tersebut. Akibatnya, mereka tidak dianggap sebagai orang asing. Mereka mengidentifikasikan diri dengan kepentingan serta tujuan kelompok. 

  • Syarat Munculnya
Asimilasi Asimilasi timbul apabila syarat-syarat di bawah ini terpenuhi, yaitu:

a) adanya kelompok-kelompok insan yang tidak sama kebudayaan ;
b) orang perorangan sebagai masyarakat kelompok saling bergaul secara pribadi dan intensif untuk waktu yang lama; 
c) kebudayaan-kebudayaan dari kelompok saling menyesuaikan diri.

  • Interaksi Sosial yang Menyebabkan Asimilasi
Ada beberapa bentuk interaksi sosial yang memdiberis arah ke suatu proses asimilasi (interaksi yang asimilatif)
 
a) Interaksi sosial bersifat suatu pendekatan terhadap pihak lain. Dalam interaksi tersebut pihak lain juga melaksanakan tindakan yang sama. 

misal interaksi sosial yang bersifat suatu pendekatan, yaitu seorang siswa yang jujur, pandai, dan baik tidak akan mungkin sanggup bergaul bersama rekannya yang licik dan bandel di sekolah. Walaupun siswa yang jujur, pandai, dan baik tadi berusaha untuk bersikap toleran terhadap rekannya itu. Namun, tetap tidak akan terbentuk sebuah perteman dekatan alasannya ialah pihak lain itu bersikap sebagai musuh. 

b) Interaksi sosial tidak mengalami halangan-halangan atau pembatasan-pembatasaan. Halangan atau pem-batasan itu menyerupai halangan untuk melaksanakan perkawinan. campuran. Selain itu, halangan atau pembatasan untuk memasuki lembaga-lembaga pendidikan tertentu. 

c) Interaksi sosial bersifat pribadi dan primer. Interaksi sosial bersifat pribadi dan primer, contohnya upaya untuk membentuk sebuah organisasi multilateral atau bilateral akan terhalang oleh adanya kesukaran melaksanakan interaksi langsking dan primer antarnegara yang bersangkutan.

d) Frekuensi interaksi sosial tinggi dan tetap, serta ada keseimbangan antara pola-pola asimilasi tersebut. Frekuensi interaksi sosial tinggi dan tetap, artinya stimulans dan tanggapan-tanggapan dari pihak-pihak yang mengadakan asimilasi harus sering dilakukan dan suatu keseimbangan tertentu harus dicapai dan dikembangkan. Misalnya, perlunya pertemuan rutin antaranggota kelompok atau organisasi demi tercapainya suatu asimilasi khususnya antara anggota gres dan lama.

  • Faktor-Faktor Pendorong Terjadinya Asimilasi
Asimilasi sanggup terjadi apabila ada faktor-faktor pendorong sebagai diberikut:

a) Toleransi
Toleransi terhadap kelompok-kelompok insan yang mempunyai kebudayaan tidak sama dengan kebudayaan sendiri spesialuntuk mungkin tercapai dalam suatu akomodasi. Apabila toleransi bisa mendorong terjadinya komunikasi maka sanggup mempercepat asimilasi. 

b) Kesempatan
Kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi Adanya peluang yang seimbang di bidang ekonomi bagi banyak sekali golongan masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang tidak sama akan mempercepatproses asimilasi.

Di dalam sistem ekonomi yang demikian, masing-masing individu mendapat peluang yang sama untuk mencapai kedudukan tertentu atas dasar kemampuan dan jasa-jasanya. Proses asimilasi dipercepat oleh adanya kenyataan yang demikian sehingga sanggup menetralisir perbedaan-perbedaan dan peluang yang didiberikan sebagai peluang oleh kebudayaan-kebudayaan yang berlainan tersebut.

c) Sikap menghargai orang abnormal dan kebudayaannya
Sikap saling menghargai kebudayaan yang didukung oleh masyarakat yang masing-masing mengakui kelemahan dan kelebihannya, akan mendekatkan masyarakat-masyarakat yang menjadi pendukung kebudayaan-kebudayaan tersebut. Apabila ada prasangka maka hal demikianitu akan menjadi penghambat berlangsungnya proses asimilasi. 

d) Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa di dalam masyarakat juga mempercepat proses asimilasi. Hal ini, contohnya sanggup diwujudkan dengan mempersembahkan peluang yang sama bagi golongan minoritas untuk memperoleh pendidikan, pemeliharaan kesehatan, danpenerapan tempat-tempat rekreasi. 

e) Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
Pengetahuan akan persamaan-persamaan unsurpada kebudayaan-kebudayaan yang berlainan akan lebih mendekatkan masyarakat pendukung kebudayaan yang satu dengan lainnya. Pengenalan yang mendalam dan luas terhadap kebudayaan-kebudayaan khusus (subgroups) menjadi pendukung masing-masing kebudayaan tersebut.

f) Perkawinan campuran
Perkawinan adonan (amalgamation) ialah faktor yang paling menguntungkan bagi lancarnya proses asi-milasi. Hal itu terjadi apabila seorang masyarakat dari golongan tertentu berkeluarga dengan masyarakat golongan lain. 

g) Adanya musuh bersama dari luar
Adanya musuh bersarna dari luar cenderung memperkuat kesatuan masyarakat atau golongan masyarakat yang mengalami ancaman tersebut. Dalam keadaan demikian antara golongan minoritas dan dominan akan mencari kompromi semoga sanggup secara tolong-menolong menghadapi ancaman-ancaman luar yang membahayakan seluruh masyarakat. 

 Apa yang dilakukan individu atau kelompok dalam aktivitasnya sehari Hubungan Sosial dalam Bentuk Interaksi Sosial

  • Faktor-Faktor Penghambat Asimilasi
Faktor-faktor yang menghambat terjadinya asimilasi, antara lain:
  1. terisolasinya kebudayaan suatu golongan tertentu di dalam masyarakat,
  2. kurangnya pengetahuan suatu golongan tertentu terkena kebudayaan golongan lain di dalam masyarakat;c) perasaan takut kepada kekuatan kebudayaan kelompok lain yang dirasakan oleh masyarakat suatu kelompok tertentu;
  3. perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi daripada golongan atau kelompok lainnya; ) perbedaan ciri badaniah antarkelompok, misalnya. warna kulit. Hal itu membuktikan bahwa perbedaan antarkelompok yang ada tidak spesialuntuk bersifat kebudayaan, tetapi juga rasial;
  4. perasaan in group feeling yang kuat. Artinya, para masyarakat kelompok yang ada merasa sangat terikat kepada kelompok dan kebudayaan masing-masing,
  5. gangguan-gangguan diskriminatif yang dilancarkan oleh golongan yang berkuasa terhadap golongan minoritas;
  6. perbedaan kepentingan-kepentingan pribadi antarmasyarakat atau kelompok.

D. Akulturasi

Akulturasi ialah suatu proses di mana kelompok insan dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur kebudayaan abnormal yang tidak sama. Unsur-unsur kebudayaan abnormal itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa mengakibatkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.

Ada unsur kebudayaan yang praktis dan ada pula yang sukar diterima oleh masyarakat dalam proses akulturasi. ) 

1. Unsur-unsur kebudayaan yang praktis diterima Unsur-unsur kebudayaan yang praktis diterima dalam proses akulturasi, antara lain sebagai diberikut:

  • Unsur kebudayaan kebendaan, menyerupai peralatan yang sangat praktis digunakan dan dirasakan sangat bermanfaa bagi masyarakat yang menerimanya. Misalnya, traktor untuk membajak sawah, penggiling padi, blender, dan komputer;
  • Unsur-unsur yang terbukti membawa manfaat besar, contohnya televisi dan radio.
  • Unsur-unsur yang praktis diubahsuaikan dengan keadaan masyarakat yang mendapatkan unsur-unsur tersebut, contohnya kesenian dan pakaian.

2) Unsur-unsur kebudayaan yang susah diterima Unsur kebudayaan yang susah diterima dalam proses akulturasi, antara lain sebagai diberikut:

  • Unsur yang menyangkut sistem kepercayaaan, menyerupai ideologi dan falsafah hidup.
  • Unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi. Misalnya, kasus masakan pokok. 
Makanan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia ialah nasi. Hal ini akan sukar sekali diubah dengan masakan pokok yang lain, contohnya roti atau jagung.


Daftar Pustaka: Tiga Serangkai  Pustaka Mandiri

Post a Comment for "Hubungan Sosial Dalam Bentuk Interaksi Sosial"