Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kronologi, Sejarah Dan Perkembangan Munculnya Kaum Terpelajar

Kebijakan pemerintah kolonial dalam pendidikan bagi kaum pribumi bahwasanya sudah diawali semenjak tahun 1848. Kebijakan itu dimaksudkan untuk menghasilkan pegawai manajemen Belanda yang murah tapi terampil dan terdidik. Sejak tahun 1863, perkembangan pendidikan untuk bumiputra berkembang cepat. Tercatat hingga tahun 1866, jumlah anakdidik bumiputra mencapai 16.805 dan bertambah lebih dua kali lipatnya pada tahun 1882. 

Meskipun secara statistik menggambarkan peningkatan secara kuantitas, namun kualitasnya masih dibedakan dengan pendidikan untuk kaum Eropa. Hal demikian sanggup terlihat dengan ciri-ciri penerapan pendidikan untuk bumiputra, antara lain sebagai diberikut. 

  1. Menerapkan perkembangan yang berangsur-angsur dan lambat.
  2. Menerapkan sistem dualisme dan terdapat perbedaan golongan rasial dan sosial.
  3. Tujuannya spesialuntuk terbatas pada menghasilkan pegawai manajemen Belanda.
  4. Pelaksanaan prinsip konkoordinasi (kesesuaian) dengan sistem pendidikan di Belanda.
  5. Tidak ada perencanaan pendidikan yang sistematis. 

Sejak politik etis mulai diperbincangkan di negeri Belanda, perubahan ke arah kemajuan pribumi pun mulai terbuka, termasuk bidang pendidikan. Beberapa tokoh liberal menyerupai van Deventer, mulai memikirkan arah gres pendidikan Indonesia. Pendidikan bagi bumiputra mulai diarahkan pada kemandirian dalam segala bidang. Upaya untuk benar-benar mempersembahkan kecerdasan bagi pribumi, sudah dimulai dikala itu. 

Kebutuhan akan tenaga-tenaga terdidik dan ahli, sudah mendorong pemerintah Hindia Belanda untuk mendirikan sekolah-sekolah secara berjenjang. Mulai dari pendidikan rendah setingkat SD hingga sekolah tinggi setaraf sekolah tinggi atau universitas. 

Berikut ini ialah rincian dari tingkat pendidikan disertai dengan contoh-contohnya sebagaimana sudah kalian pelajari di kelas VII.

Pendidikan Rendah

Dalam jenjang ini, jenis pendidikan sanggup dibedakan menurut bahasa pengantar yang dipergunakan, yaitu bahasa Belanda dan bahasa Daerah. Perbedaan tersebut digolongkan lagi menurut status sosial dan rasialnya. Untuk sekolah yang berbahasa Belanda, ada sekolah khusus untuk keturunan Eropa, keturunan Timur Asing, atau pribumi dari kalangan bangsawan.

Jenis-jenis sekolah tersebut misalnya yakni ELS (Euroupesche Lagere School), HCS (Holandsch-Chineseche School), dan HIS (Holandsch Inlandsche School). Sementara itu, jenis sekolah dengan bahasa tempat sebagai bahasa pengantarnya, dibedakan menurut usang belajarnya

Misalnya: Tweede Classe School dengan usang berguru lima tahun, Volksschool (sekolah desa) usang berguru tiga tahun, dan sekolah sambungan (Vervolgschool) sebagai kelanjutan dari sekolah desa dengan usang berguru dua tahun. Selain itu, terdapat juga sekolah peralihan (Schakel School) bagi siswa yang ingin melanjutkan ke jenjang lanjutan menyerupai MULO.
 
Pendidikan Menengah Umum

Jenjang pendidikan ini ialah lanjutan dari pendidikan rendah maupun pendidikan menengah setingkat SMP. Sebagian besar sekolah pada jenjang pendidikan ini berbahasa pengantar bahasa Belanda. Meskipun tidak sespesifik sekolah-sekolah rendah, namun pembedaan menurut status sosial tetap saja terlihat. 

Misalnya MULO (Meer Lutgebreid Lager Onderwijs: Pendidikan Rendah yang Diperluas) dan AMS (Algemeene Middlebare School: Sekolah Menengah Umum) yang diperuntukkan khusus untuk kaum pribumi dan Timur Asing.

 Kebijakan pemerintah kolonial dalam pendidikan bagi kaum pribumi bahwasanya sudah diawali Kronologi, Sejarah dan Perkembangan Munculnya Kaum Terpelajar

Orang Eropa dan golongan darah biru pribumi sendiri biasanya ditempatkan di HBS (Hoogere Burger School: Sekolah Tinggi Warga Masyarakat) dengan kualitas pendidikan Barat. Selain itu, OSVIA (Sekolah Pendidikan Pegawai Pribumi) dan STOVIA (Sekolah untuk mendidik dokter pribumi) juga masuk dalam kategori jenjang dan jenis pendidikan menengah lanjutan.

Pendidikan Menengah Kejuruan  

Jenjang dan jenis pendidikan ini didirikan untuk mencetak ahli-ahli dalam n:)iclang yang lebih khusus. Di antaranya yakni pendidikan dalam bidang Dertukangan, metode, dagang, pertanian, dan kewanitaan. Selain itu, sekolah untuk mencetak para guru pengajar pun didirikan, yaitu Kweeksschool (sekolah keguruan) yang juga ialah forum pendidikan tertua yang bangun pada :ahun 1851. 

Pendidikan Tinggi  

Pendidikan tinggi bagi golongan pribumi mulai didirikan pada dasawarsa ke dua kala ke-20. Beberapa di antaranya yang cukup terkenal, yaitu sebagai diberikut;

  1. Sekolah Tinggi Kedokteran (Geneeskundige Hooge School: GHS). Didirikan di Jakarta pada tahun 1972, sekolah ini mendapatkan lulusan AMS dan HBS dengan usang berguru enam tahun.
  2. Sekolah Tinggi Hukum (Rechts-kundige Hooge School: RHS) yang didirikan tahun 1924. Sekolah ini mendapatkan lulusan AMS dan HBS dengan usang berguru enam tahun.
  3. Sekolah Tinggi Teknik (Technische Hooge School: THS) di Bandung. Sekolah tinggi yang didirikan tahun 1920 ini cukup terkenal, bahkan berhasil meluluskan salah satu putra terbaik bangsa, Ir. Soekarno.

Dalam perkembangannya sekolah ini dikenal dengan nama Institut Teknologi Bandung (ITB). Hingga awal kala ke-20, pemerintah kolonial memang gencar mendirikan sekolah-sekolah. Meskipun demikian, peluang pendidikan tetap tidak merata di kalangan rakyat pribumi.

Kesempatan untuk mengenyam pendidikan, spesialuntuk dinikmati oleh sebagian kecil bawah umur pribumi. Mereka yang mempunyai motivasi, kecerdasan, dan yang paling utama keuangan cukup yang sanggup mengenyam pendidikan. Namun, justru dengan peluang yang kecil itulah, lahir para pemikir-pemikir bagi kemajuan pribumi.

Daftar Pustaka: Yudhistira

Post a Comment for "Kronologi, Sejarah Dan Perkembangan Munculnya Kaum Terpelajar"