Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Lempeng Tektonik Dan Kaitannya Dengan Gempa Bumi

Deformasi pada kerak bumi yakni perwujudan tenaga yang berasal dari gerakan lempeng dalam bentuk tenaga mekanik. Akibat deformasi tektonik yang sanggup dirasakan eksklusif oleh insan yakni gempa bumi. Gerakan deformasi pada kerak bumi sanggup menghasilkan bentuk struktur geologi, yaitu sebagai diberikut. 
  • Pada zona subduksi lempeng benua dengan lempeng samudera menghasilkan palung maritim (trench) dalam kondisi goyah dan akan terisi oleh sedimen marin yang dalam jangica waktu tertentu akan menghasilkan sedimen yang tebal. Daerah ini ialah kawasan yang rawan terjadinya gempa bumi. Sebagai contohnya yakni Palung Mariana di kepulauan Mariana Philipina, palung sepanjang pantai barat Sumatera dan selatan Jawa.
  • Apabila gerakan lempeng konvergen yang bersifat horizontal terjadi pada batuan yang bersifat lunak (elastis), maka akan terbentuk struktur lipatan (fold). Apabila gerakan melebihi daya elastisitas batuan akan terjadi deformasi tektonik yang menghasilican gempa bumi yang berkekuatan lemah. Bentuk orogenesis yang dihasilkannya yakni pegunungan lipatan (folded mountains).
  • Apabila gerakan lempeng konvergen terjadi pada batuan yang tegar dan kaku, akan terbentuk patahan atau sesar (fault), dan kawasan ini juga merupakaan kawasan yang rawan terjadinya gempa bumi. Bentuk pengangkatan yang menghasilkan pepegununganan akan menghasikan pegunungan patahan (faulted mountains). Sebagai teladan yakni pepegununganan bukit barisan di Sumatera dan pepegununganan Afrika timur. 
 

A. Jenis Gempa Bumi 

Gempa bumi yang terjadi sanggup dikelompoldcan sebagai diberikut:

  • Gempa Bumi Vulkanik
Gempa yang terjach pada waktu akan terjadi, sedang berlangsung dan setelah terjadi letusan pegunungan api. Getaran tersebut diakibatkan oleh persentuhan magma dengan dinding pipa kepundan, tekanan gas pada waktu peledakan yang kuat, dan perpindahan magma pada dapur magma secara mendadak. Pada umumnya, kekuatan gempa bersifat lemah sehingga tidak menimbulkan kerusakan yang andal pada sekitar episentrum.

  • Gempa Bumi Runtuhan
Gempa bumi ini terjadi akhir runtuhan di dalam tanah, ibarat pada kawasan pertambangan kerikil bara dalam tanah, yang mengakibatkan runtuhnya dinding gua. Pada kawasan kapur seringkali terjadi pengikisan sehingga menghasilkan gua-gua karst. Apabila dinding gua tidak bisa lagi menahan beban maka akan terjadi runtuhan yang mengakibatkan gempa. Gempa bumi tipe ini spesialuntuk mencapai 3% dari jumlah gempa yang ada.

  • Gempa Bumi Tektonik
Gempa ini diakibatkan ketegangan pada pecahan litosfer yang melebihi batas elastisitas, dan mengakibatkan perubahan litosfer secara tiba-tiba. Jenis gempa ini mencapai 90% dari gempa yang terjadi di seluruh dunia. Gintohnya, gempa bumi yang terjadi di Yogyakarta.

B. Beberapa Istilah yang Berhubungan dengan Gempa Bumi

Beberapa istilah yang bekerjasama dengan gempa bumi, antara lain sebagai diberikut:
  • Hiposentrum yakni sumber gempa yang terdapat di dalam litosfer yang ialah asal gelombang primer (longitudinal) dengan gerakan merapat dan meregang serta dirambatkan dengan kecepatan antara 7-14 km/detik. Sesudah itu diikuti oleh gelombang sekuni der dengan kecepatan antara 4-7 km/detik.
  • Episentrum yakni garis atau titik di permukaan bumi yang tegak lurus dengan hiposentrum. Tempat itu ialah awal gelombang permukaan dengan kecepatan antara 3,5-3,9 km/detik. Gelombang ini ialah gelombang yang mengakibatkan kerusakan.
  • Makroseista yakni kawasan di permukaan bumi di sekitar episentrum yang mengalami kerusakan.terhebat akhir getaran gelombang gempa.
  •  Mikroseista ialah getaran gempa yang sangat halus, spesialuntuk bisa dideteksi dengan seismograf (alat pencatat gempa).
  • Pleitoseista, yakni garis khayal pada peta yang menawarkan adanya kerusakan yang andal di sekitar episentrum.
  • Homoseista yakni garis di peta yang menghubungkan tempat-tempat dengan intensitas getaran gelombang gempa yang sama. 
 

C. Pengelompokan Gempa

Berdasarkan kedalaman sumber gempa (hiposentrum), gempa sanggup dikelompoldcan sebagai diberikut.
  • Gempa bumi dangkal, dengan kedalaman 50 km. Terjadi pada tiruana jalur gempa dengan persentase tragedi yang paling besar.
  • Gempa bumi sedang (intermedier), terjadi di kedalaman antara 50-300 km.
  • Gempa bumi dalam, terjadi pada kedalamam (jarak serius)  300 km. Jumlah dan penyebarannya terbatas dan biasanya terdapat pada zona lempeng konvergen (tunjam).
 
Adapun tingkat kerusakan akhir gempa bumi sangat tergantung pada beberapa hal diberikut:
  • Derajat kekompakan atau gerakan butiran-butiran batuan.
  • Amplitudo (jarak gerakan) yang ditempuh oleh butiran batuan itu yang dalam seismogram ditunjukkan dengan jarak tertinggi dan terendah getaran. 
  • Periode waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan satu gerakan atau ayunan oleh butiran batuan untuk kembali ke tempat asal.
 
 Deformasi pada kerak bumi yakni perwujudan tenaga yang berasal dari gerakan lempeng dala Lempeng Tektonik dan Kaitannya dengan Gempa Bumi

D. Alat Pencatat Gempa (Seismograf)

Seismograf berasal dari kata seismo yang berarti getaran gempa dan graphein yang berarti mencatat atau menulis. Seismograf ada dua macam, yaitu:
  • seismograf horizontal, yang mencatat arah getaran gempa mendatar;
  • seismograf vertikal, yang mencatat getaran gempa dengan arah tegak lurus.
Penempatan seismograf harus dilakukan secara sempurna semoga terhindar dari getaran yang bersifat lokal. Seismograf mencatat arah gelombang getaran gempa dan waktu getarannya. Melalui hasil dari pencatatan dalam bentuk seismogram sanggup diketahui sumber gempa di dalam bumi dan pusat gempa di permukaan bumi, jenis ataupun gelombang gempa yang terjadi.

E. Teknik Menentukan Letak Episentrum

Untuk mengetahui letak episentrum terhadap suatu tempat sanggup dipakai dengan cara-cara diberikut.
  • melaluiataubersamaini memakai tiga tempat yang terletak pada satu homo-seista.
  • melaluiataubersamaini memakai seismograf yang ditempatkan di sebuah stasiun gempa. 
  • melaluiataubersamaini memakai tiga tempat yang sudah dicatat jarak episentrumnya.
Pengukuran jarak episentrum dengan memakai rumus Laska:

J {[S — P} -1' } x 1000 km

Keterangan:

Jarak episentrum dari stasiun pencatat gempa Waktu yang menawarkan pukul berapa gelombang sekunder tercatat di stasiun itu. Waktu yang menawarkan pukul berapa gelombang primer tercatat di stasiun itu Satu menit yang ialah pengurang tetap 1.000 = Konstanta (1000 km = 1 megameter).

misal penerapan rumus Laska yakni sebagai diberikut. Stasiun BMG (Badan Meterreologi dan Geofisika) di Jakarta pada tanggal 25 Agustus 2004 mencatat terjadi gempa di suatu tempat. gelombang primer (P) tercatat pada jam 03.30'. Gelombang sekunder (S) tercatat pada jam 03.35'. Berapa jarak episentrum dari kota Jakarta? Penyelesaian: Diketahui: P = 03.30' 03.35' Ditanyakan: Jarak episentrum
 
Jawab:  
J {(S P) - 1} x 1000 km {(03.35' - 03.30') - 1} x 1000 km {5 - 1} x 1000 km = 4000 km

F. Menentukan Skala Gempa

Terdapat beberapa skala gempa yaitu Skala Richter, Skala Modified Mercally Intensity (MMI), dan Skala Omori yang akan dijelaskan sebagai diberikut. /) Skala Richter Skala Richter banyak dipakai untuk mengukur kekuatan gempa (magnitude = bemasukan).

Skala Richter terdapat pada pesawat pengukur kekuatan gempa, di antaranya pada pesawat Wood Anderson. melaluiataubersamaini pesawat ini akan lebih cepat diketahui kekuatan (magnitude) gempa, jarak episentrum dari pengamat (pesawat) dan besarnya amplitudo getaran gempa. Dalam skala Richter terdapat tiga macam garis yertikal yang sudah di bagi-bagi menjadi skala yang dihentikan diubah letak, jarak maupun angkanya, meliputi: 
  • skala di sebelah kiri mengambarkan jarak episentral;
  • skala di tengah menawarkan intensitas kekuatan gempa;
  • skala di sebelah kanan menawarkan amplitudo gelombang.
Untuk memilih intensitas kekuatan gempa dibutuhkan dua macam hasil perhitungan, yaitu sebagai diberikut.
  • Jarak episentral.
  • Amplitudo gelombang.
Misalnya: Jarak episentral yakni 220 km, tentukan titik pada sebelah kiri. Amplitudo gelombang 23 mm, tentukan titik pada sebelah kanan. Tarik garis antara kedua titik itu, angka perpotongan itulah yang ialah kekuatan gempa bumi yang dicari, yaitu 5 pada skala Richter.

Skala Modified Mercally Intensity (MMI)Intensitas gempa diukur dengan pengaruh yang ditimbulkan gempa terhadaf kerusakan bangunan,jembatan,bendungan,rumah,dan lain-lain.

G. Gempa Bumi di Indonesia 


Kepulauan Indonesia ialah kawasan seismik yang penting alasannya yakni 1/10 dari tanda-tanda gempa bumi di dunia terdapat di wilayah Indonesia. Pergerakan lempeng besar yang kuat terhadap struktur geologi Indonesia yakni sebagai diberikut:
  • Lempeng samudera hindia yang bergerak ke arah utara berkonvergensi dengan lempeng benua Erasia yang bergerak ke arah selatan serta lemperig Australia yang semakin mendekat ke wilayah Indonesia timur.
  • Lempeng samudera Pasifik bergerak ke arah barat sehingga berkonvergensi dengan lempeng benua Erasia.
  • Apabila lempeng benua berkonvergensi dengan lempeng samudera maka akan terjadi subduction (tunjam). 
  • Lempeng samudera akan berada di bawah lempeng benua dan mengakibatkan struktur litosfer terlipat sehingga membentuk garis patahan (sesar). Garis itulah yang ialah hiposentrum terjadinya gempa bumi. 
 
Wilayah kaki benua berada pada kedalaman 200 meter di dalam maritim dan ialah garis sesar yang cukup besar. Sehingga hiposentrum gempa maritim di Indonesia berada di samudera Hindia (sebelah barat Sumatera, selatan Jawa Bali, Nusa Tenggara Timur, maritim sekeliling Sulawesi, maritim Kalimantan Timur, sekeliling maritim Banda, dan lereng utara pepegununganan Papua). 
 
Gempa bumi di lepas pantai barat Sumatera dengan kekuatan 8,9 pada skala Richter yang mengakibatkan gelombang tsunami di Aceh, gempa di kepulauan Mentawai (pegunungan Sitoli) pada 8 skala Richter ialah data yang memperkuat bukti terjadinya pergerakan lempeng di Indonesia. Adapun gempa daratan terjadi di sepanjang patahan Semangko, Bukit Barisan Sumatera (misalnya gempa bumi di Tapanuli, Bukittinggi, dan Padang).
 
 Daftar Pustaka : PT. Bumi Aksara

Post a Comment for "Lempeng Tektonik Dan Kaitannya Dengan Gempa Bumi"