Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Teori Tektonik Lempeng Dan Kaitannya Dengan Persebaran Gunung Api

Arus konveksi pada mantel bumi ialah sumber energi gerakan lempeng secara horizontal. Arah gerakan lempeng tersebut sanggup menjadi gerakan vertikal apabila lempeng mengalami konvergensi. Akibat dari gerakan tesebut sanggup bersifat kimiawi dan sanggup pula bersifat kinetik.

Jika bersifat kimiawi disebut dengan vulkanisme dan yang bersifat kinetik disebut deformasi kerak bumi yang menghasilkan gempa bumi. Vulkanisme bekerjasama akrab dengan pengeluaran magma menuju permukaan bumi. Magma yaitu substansi cair pijar yang terdapat di dalam bumi (dapur magma) sebagai akhir pencairan secara lokal oleh gerah interior bumi pada kerak bumi belahan bawah yang berbatasan dengan astenosfer.

Magma keluar melalui celah atau patahan pada kerak bumi. Celah dan retakan banyak terdapat pada tepian lempeng yang ialah tempat terjadinya aktiviths vulkanisme. Hubungan Tektonik lempeng dan kaitannya dengan persebaran pegunungan api sanggup dikelompokkan sebagai diberikut.

A. Vulkanisme pada Tepi Lempeng Divergen


Tepi lempeng divergen ialah celah memanjang mencapai ribuan kilometer dan umumnya terdapat di tengah-tengah samudera. Melalui celah inilah magma yang bersifat basalt dari astenosfer naik ke permukaan bumi pada dasar samudera yang disebut sub aquatic eruption.

Akibat magma bersentuhan dengan air, maka akan terbentuk lava bantal yang kalau mengalami penumpukan maka akan membentuk punggung tengah samudera (mid oceanic ridges). Keluarnya magma melalui celah daratan terdapat pada patahan Afrika Timur yang memanjang dari tepi barat sungai Yordan, bahari Merah, dataran tinggi Ethiopia, Tanzania, hingga ke Malawi. Magma yang keluar itu bersifat kental dengan tekanan rendah sehingga tidak terjadi erupsi.

B. Vulkanisme pada Tepi Lempeng Konvergen


Pada konvergensi lempeng benua dengan benua tidak mengakibatkan vulkanisme lantaran tidak ada zona subduksi sehingga tidak terjadi pelepasan gerah (partial melting). Vulkanisme spesialuntuk terjadi pada zona konvergensi antara lempeng samudera dengan lempeng samudera atau lempeng samudera dengan lempeng benua.

Keluarnya magma pada tepian lempeng konvergen menghasilkan magma dengan viskositas dan tekanan gas tinggi, sehingga menghasilkan daya erupsi yang bersifat eksplosif (ledakan). Adapun materi yang dihasilkan dalam bentuk piroklastika seperti; bom, lapili, watu apung, pasir, dan debu.

Sebagai pola yaitu pegunungan api yang terdapat dalam rangkaian Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediteran. Indonesia ialah belahan dari Sirkum Mediterania sehingga banyak mempunyai pegunungan api yang penyebarannya sanggup kalian lihat

C. Vulkanisme Intra Plate


Merupakan acara vulkanisme yang terjadi di tengah-tengah satu lempeng. Magma terbentuk akhir serius lokal materi radio aktif dengan membentuk dapur magma loical yang potensial (hot spot). misal vulkanisme tipe ini yaitu vulkanisme yang terjadi pada deretan pepegununganan di kepulauan Hawaii. Magma pada intra plate bersifat basalt sehingga keluar dengan tenang.

D. Bentuk Gunung 


Api Gunung api terbentuk akhir vulkanisme. Vulkanisme yaitu proses naiknya magma dari dalam bumi yang mendesak belahan litosfer hingga hingga di permukaan bumi. Magma yaitu silikat cair, liat, pijar yang sangat gerah terdiri dari larutan mineral, batuan dan gas yang terdapat di dalam bumi. Di dalam litosfer, magma membentuk serius sehingga menempati ruang yang disebut dapur magma, dengan volume dan kedalaman bervariasi, ada yang dangkal, dalam, dan sangat dalam. Perbedaan letak dapur magma ialah faktor yang besar lengan berkuasa terhadap daya erupsi pegunungan api.

Erupsi Kalau kita perhatikan peta tektonik, maka akan nampak keteraturan dari acara pegunungan api yang sanggup muncul di daratan maupun dasar laut, hal ini sanggup diidentifikasikan sebagai diberikut.
  • a) Sebagian besar kegiatan vulicanik bertepatan dengan zona-zona gempa aktif yang secara kasatmata berkaitan dengan tepian lempeng.
  • Tipe acara vulkanik tergantung pada tipe tepian lempeng. 

Jalur pegunungan api umumnya berada pada tepian lempeng divergen yang sebagian besar tersembunyi di dasar lautan, dengan tipe erupsi linier atau celah (efusif). Bahan-bahan yang dihasilkan dari erupsi pegunungan api sanggup berupa materi padat, antara lain sebagai diberikut:
  • Lava, yaitu magma yang sudah hingga di permukaan bumi dalam bentuk cairan gerah atau sudah membeku yang sudah kehilangan seluruh atau sebagian gasnya.
  • Lahar, yaitu lava yang bercampur dengan air. Bila lava dalam keadaan gerah bercampur dengan air, maka akan membentuk fatwa lahar gerah. Adapun apabila lava sudah mendingin, maka akan membentuk fatwa lahar dingin.
  • Bahan-bahan lepas yang disebut piroldastika (eflata), terdiri dari bom, lapili, pasir, abu vulkanik, dan sebagainya yang ialah bahan-bahan pembentuk tubuh pegunungan api.
  • Bahan gas yang keluar dari pegunungan api disebut elcsalasi, ialah motor pendorong untuk erupsi pegunungan api. 
 
sepertiyang sudah disebutkan bahwa acara erupsi pegunungan api sanggup melalui rekahan sesar pada belahan kerak bumi sekaligus menghasilkan lava basalt dengan tipe letusan efusif (erupsi linier), dan sanggup juga melalui diatrema atau pipa kepundan dengan jenis lava asam atau granit dengan tipe letusan secara eksplosif (erupsi sentral). Jenis-jenis erupsi, antara lain sebagai diberikut:

1. Erupsi linier (celah)
 
Merupakan proses keluarnya magma melalui celah atau rekahan dalam kerak bumi. Erupsi celah banyak ditemukan pada tepian lempeng divergen (di dasar samudera yang membentuk punggungan dasar samudera dengan struktur lava bantal) di atas permukaan bumi membentuk lava basalt yang luas (plato basalt). Beberapa pola ekstrusi basalt antara lain: Plato basalt di Sukadana Lampung, erupsi linier Laki di Eslandia sepanjang 30 km yang menghasilkan lava lebih dari 12 km menutupi permukaan bumi seluas 565 km persegi, dan genangan lava basalt yang sangat luas di Plato Columbia.

2. Erupsi sentral

Erupsi sentral terjadi apabila magma keluar melalui pipa kepundan (diatrema). Dilihat dari proses erupsinya sanggup dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai diberikut.
  • Erupsi efusif yaitu erupsi yang sebagian besar menghasilkan lava basalt yang encer (seperti yang terdapat di kepulauan Hawaii) dan bentuk kerucut pegunungan api tipe perisai (aspit).
  • Erupsi eksplosif (ledakan) yaitu erupsi yang sebagian besar menghasilkan bahan-bahan lepas atau eflata yang disebabkan adanya tekanan gas magma yang sangat kuat lantaran sifat magma yang viskus sehingga menghasilkan letusan yang sangat kuat (dahsyat). 
  • Erupsi adonan yaitu bentuk erupsi yang diakibatkan erupsi eksplosif yang menghasilkan eflata (bahan-bahan lepas), diselingi letusan yang bersifat efusif yang hening serta memuntahkan fatwa lava (riolit dan andesit). Erupsi ini menghasilkan 99% pegunungan api berlapis (strato) di dunia dan seluruh pegunungan api di Indonesia.

3. Erupsi Freatik

Erupsi Freatik Disebut juga erupsi semi vulkanik, yaitu suatu bentuk erupsi yang diakibatkan adanya pertemuan air tanah (air freatik) dengan magma yang menjadikan air berkembang menjadi uap. Untuk menghasilkan letusan yang besar harus tersedia air tanah dalam jumlah yang cukup. Aktivitas Post Vulkanik yaitu acara setelah berakhirnya erupsi pegunungan api (pasca istirahat) yang ditandai dengan pengeluaran gas menyerupai diberikut:
  • Fumarol, apabila yang dikeluarkan yaitu uap air, menyerupai yang terjadi di Kawah Kamojang Jawa Barat dan Kawah di Dataran Tinggi Dieng Jawa Tengah.
  • Solfatar, apabila yang dikeluarkan dalam bentuk senyawa belerang. Misalnya yang terjadi di Gunung Papandayan, Gunung Patuha, dan Gunung Tangkuban Perahu di Jawa Barat.
  • Mofet, apabila yang dikeluar-kan dalam bentuk karbon-dioksida (CO2). 
  • Gas magmatik, menghasilkan vulkan lumpur contohnya pada Kawah Manuk di Garut (Jawa Barat).
  • Mata air gerah, menyerupai yang terjadi di Cimelati, Ciater, Linggarjati Jawa Barat. 
  • Mata air makdani, yaitu mata air yang mengandung mineral, menyerupai terjadi di Baturaden Jawa Tengah dan Maribaya Jawa Barat.
  • Geyser, yaitu mata air gerah yang memancar secara periodik, menyerupai terjadi di Cisolok Suka-bumi, Jawa Barat. 
 
 Arus konveksi pada mantel bumi ialah sumber energi gerakan lempeng secara horizontal Teori Tektonik Lempeng dan Kaitannya dengan Persebaran Gunung Api
Terdapat beberapa faktor yang besar lengan berkuasa terhadap besar kecilnya erupsi pegunungan api. Escher membagi faktor-faktor tersebut menjadi sebagai diberikut:
  • Derajat kekentalan magma Magma andesitik lebih kaya akan silika sehingga lebih viskus (granitis) sebagai perangkap gas sehingga tidak praktis lepas. Apabila gas yang dimampatkan tersebut lepas akan menghasilkan letusan yang bersifat eksplosif (ledakan) dari pipa kepundan dan mengeluarkan eflata. Adapun lava yang kurang mengandung silika bersifat cair (basalt) dan akan menghasilkan letusan yang bersifat efusif (lelehan).
  • Volume dapur magma Semakin kecil dapur magma akan semakin cepat tekanan gas berkurang dan semakin cepat pula erupsi akan berhenti. Sebaliknya, semakin besar dapur magma, semakin usang erupsi sanggup berlangsung.
  • Tekanan gas dan volume gas Secara geologis, tekanan dan volume gas ialah fungsi dari kedalaman dapur magma. Dapur magma yang dangkal tidak menjadikan letusan yang dimulai dengan tekanan gas yang kuat, dan dapur magma yang kecil tidak akan mengakibatkan erupsi yang lama.
 
Berdasarkan faktor-faktor di atas, maka Escher mengklasifikasikan erupsi sentral atas 7 tipe erupsi sebagai diberikut.
  • Tipe Hawaii Lava encer dengan tekanan gas rendah dan dapur magma sangat dangkal serta menghasilkan kerucut tipe aspit. Banyak terdapat di pulau Hawaii, Samoa, Galapagos, dan Eslandia.
  • Tipe Stromboli Lava cair encer dengan tekanan gas rendah lantaran dapur magma yang dangkal. Letusan yang terjadi berupa ledakan pendek disertai eflata (bom, lapili, dan debu). Tipe ini terjadi pada letusan pegunungan Stromboli di Italia dan pegunungan Raung di Jawa Timur.
  • Tipe Vulkano. Ditandai dengan magma yang cair dan tekanan gas dari sedang hingga kuat dan kedalaman dapur magma dari sedang hingga dalam. Ciri khas dari erupsi ini ialah terbentuknya gumpalan awan abu dan semburan awan gas yang disertai eflata.
  • Tipe Merapi Dicirikan dengan lava yang cair liat, dengan tekanan gas dari rendah hingga sedang. Lava yang cair dikeluarkan melalui pipa kepundan dan mengalami pembekuan sehingga terbentuklah sumbat lava.
  • Tipe Pelee Dicirikan dengan tekanan gas tinggi dan viskositas lava cair liat, serta dapur magma yang dalam. contohnya yaitu Montagne Pelee di Amerika Tengah.
  • Tipe St. Vincent Ditandai dengan lava yang bersifat kental dan tekanan gas dari sedang hingga tinggi.
  • Tipe Perret atau Plinian Dicirikan dengan kekuatan gas yang sangat tinggi serta lava cair. Letusan tipe ini juga terjadi pada letusan pegunungan Krakatau pada tahun 1883 yang menjadikan sebagian kerucutnya terlempar ke bahari dan menghasilkan gelombang tsunami yang menghantam wilayah Lampung dan Banten serta terbentuknya Kaldera dasar lautan.
 

E. Penyebaran Gunung Api

 
Penyebaran pegunungan api di dunia meliputi:
  • Daerah lipatan pepegununganan muda Sirkum Pasifik; 
  • Daerah lipatan pepegununganan Mediterania; 
  • Daerah patahan Afrika timur; 
Daerah vulkanisme yang tersebar di Eslandia, Greenland, dan Hawaii. Adapun penyebaran pegunungan api di Indonesia sanggup kalian lihat pada uraian di bawah ini. Dari 300 pegunungan api di Indonesia terdapat 125 pegunungan api aktif. Penyebaran pegunungan api di Indonesia, sanggup dibagi menjadi sebagai diberikut:
  • Kumpulan Sunda Merupakan pegunungan api yang memanjang dari ujung Sumatera Utara melalui Jawa, Bali, Sumbawa, Flores hingga ke Alor. Panjang pegunungan api ini mencapai 3.800 km. Pada kumpulan pegunungan api ini terdapat pegunungan api yang masih aktif dan yang sudah padam. Gunung-pegunungan api ini terserius di Priangan, Flores, dan sekitar danau Toba.
  • Kumpulan Banda Kumpulan pegunungan api ini berada tidak lebih dari 1.000 meter di atas permukaan bahari lantaran muncul dari Cekungan Banda sebagai bahari dalam. Dua pegunungan api ini disebut Emperor of China dan Niuwerker.
  • Kumpulan Minahasa dan Sangihe Merupakan pegunungan api aktif dan sanggup ditelusuri hingga di kepulauan Mindanao. Gunung api yang cukup populer yaitu pegunungan api Soputan dan Lokon.
  • Kumpulan Halmahera Terletak pada garis lurus yang mengatakan pegunungan api Tidore dan Maitara tersebut berada pada garis patahan.
  • Kumpulan Sulawesi Selatan dan Kompleks Bontain Kumpulan ini ialah kumpulan pegunungan api besar yang sudah tidak aktif lagi. Peta penyebaran pegunungan api di Indonesia sanggup kalian lihat pada gambar 4.10 di halaman 81 yang sudah kalian pelajari sebelumnya. 
 

F. Kaldera


Merupakan kawah pegunungan api yang luasnya mencapai ribuan meter. Kaldera terbentuk akhir runtuhnya langit-langit dapur magma, yang diakibatkan oleh letusan tipe Perret (plinian). Selama letusan berlangsung, sejumlah material dikeluarkan dari dapur magma melalui pipa kepundan dan terjadi kekosongan pada dapur magma.

 Arus konveksi pada mantel bumi ialah sumber energi gerakan lempeng secara horizontal Teori Tektonik Lempeng dan Kaitannya dengan Persebaran Gunung Api

Sebagai akhir dari kekosongan itu maka dinding dapur magma tidak lagi kuat menahan beban sehingga terjadi retakan dan kemudian ambruk, maka terbentuklah kawah yang sangat besar yang disebut kaldera. Pada kaldera biasanya terbentuk kerucut gres menyerupai anak pegunungan Krakatau yang muncul di kaldera pegunungan Krakatau, Tangkuban Perahu yang muncul pada kaldera pegunungan Sunda Purba.

G. Pengaruh Vulkanisme terhadap Kehidupan Manusia


Erupsi pegunungan api sanggup mempersembahkan dampak yang menguntungkan maupun merugikan bagi kehidupan manusia. Pengaruh yang menguntungkan Pengaruh yang menguntungkan dari adanya erupsi pegunungan api di antaranya sebagai diberikut:
  • Sebagai sumber materi galian dan mineral Bahan yang dikeluarkan dari letusan pegunungan api dan yang membentuk intrusi sanggup berupa batuan dan mineral-mineral yang sangat berkhasiat untuk kepentingan manusia. Seperti batuan untuk kepentingan materi bangunan, mineral sulfur untuk obat-obatan, emas dan perak untuk perhiasan, dan besi, timah, juga nikel untuk kepentingan alat rumah tangga hingga pesawat terbang.
  • Sebagai daerah pertanian yang rindang Erupsi gunug api yang mengeluarkan abu vulkanik sangat baik untuk merehabilitasi tingkat hara tanah dalam meningkatkan kerindangan tanaman. Sehingga pepegununganan ialah tempat pertanian holtikultura yang rindang, menyerupai tumbuhan wortel, kubis, kacang-kacangan, tomat, dan sebagainya.
  • Sebagai sumber energi Tenaga panas bumi dipakai untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Geothermal (PLTG), menyerupai yang sudah beroperasi di Gunung Dieng Jawa Tengah dan Kawah Kamojang di Jawa Barat.
  • Sebagai fungsi hidrologis Ketinggian puncak pegunungan memengaruhi uap air yang naik ke atas pepegununganan untuk mempercepat pengembunan (kondensasi) sehingga membentuk hujan orografis. Air hujan yang jatuh di pepegununganan akan masuk ke dalam tubuh pegunungan menjadi cadangan air yang keluar sebagai mata air pepegununganan.
  • Sebagai objek wisata Ditunjang oleh ildim pepegununganan yang sejuk, pohon yang rindang, lembah hijau, panorama alam yang indah, sumber air gerah, air sungai yang bebas polusi, dan sebagainya.
 Pengaruh yang merugikan Pengaruh yang merugikan dari erupsi pegunungan api yaitu sebagai diberikut:
  • Bahan-bahan padat yang dikeluarkan pada ketika erupsi pegunungan api menjadikan hujan watu dan pasir, sehingga sanggup menimbun daerah di sekitarnya.
  • Bila terjadi awan gerah akan berakibat selesai hidup bagi manusia, binatang dan tumbuhan yang ada di sekitarnya.
  • Bila terjadi pengeluaran gas beracun yang terhirup oleh insan sanggup menjadikan kematian.
  • Guguran lava gerah yang bercampur dengan air sanggup menjadikan . banjir lahar gerah, yang sangat berbahaya bagi manusia, hewan, dan tumbuhan.
  • Lava yang sudah hambar yang bercampur dengan air sanggup menjadikan banjir lahar hambar yang sanggup menimbun daerah yang dilaluinya.
  • Debu vulkanis yang masih beterbangan di angkasa sanggup mengganggu acara jalur penerbangan.
 
 Daftar Pustaka : PT. Bumi Aksara

Post a Comment for "Teori Tektonik Lempeng Dan Kaitannya Dengan Persebaran Gunung Api"