Pengeksploitasian Sumber Daya Alam Dan Tenaga Kerja Indonesia Oleh Jepang
Pemerintah pendudukan Jepang ialah pemerintahan militer. Oleh alasannya yakni itu, sesuai dengan keadaan perang pada dikala itu, tiruana jenis aktivitas diarahkan untuk kepentingan perang. Pemerintah pendudukan Jepang sudah melaksanakan eksploitasi secara besar-bemasukan terhadap sumber daya alam Indonesia serta tenaga insan yang ada. Pengisapan sumber daya alam dan tenaga insan ini dilakukan Jepang demi memenangkan perang melawan Sekutu.
Mobilisasi dan kontrol pemerintah militer Jepang untuk mendukung keperluan perang dan kebutuhan para prajuritnya diusahakan dengan cara sebagai diberikut:
1. Penyerahan wajib atas materi masakan pokok, ibarat padi, gaplek, dan jagung. Untuk meningkatkan produksi pertanian yang akan diserahkan, Jepang memerintahkan rakyat Indonesia membuka hutan secara besar-bemasukan untuk memperluas lahan pertanian.
2. Penanaman wajib atas tanaman yang sanggup mendukung perang, yaitu tanaman jarak dan kapas. Tanaman jarak dipakai untuk materi bakar pesawat terbang dan pelumas senapan, sedangkan kapas untuk materi pakaian.
Akibat pemerasan sumber daya alam tersebut, rakyat Indonesia menderita kemiskinan, kelaparan, dan kesengsaraan. Penyerahan wajib sampai 80% atas hasil pertanian mengakibatkan rakyat sangat belum sempurnanya materi makanan. Selain itu, tanah pertanian berkurang produktivitasnya alasannya yakni terus-menerus ditanami tanaman homogen saja, yaitu jarak dan kapas.
Selain melaksanakan eksploitasi sumber daya alam Indonesia, pemerintah pendudukan Jepang juga melaksanakan eksploitasi sumber daya insan Indonesia dalam bentuk aktivitas sebagai diberikut:
1. Romusa
Rakyat desa yang hartanya diperas oleh tentara pendudukan Jepang masih dibebani kewajiban kerja paksa (romusa) tanpa upah. Mereka diperintahkan mengerjakan masukana militer untuk kepentingan Jepang. Para romusa dipaksa bekerja keras sepanjang hari tanpa upah, makan pun sangat terbatas sehingga kelaparan dan banyak yang meninggal di daerah kerja. Banyak pula romusa yang dikirim ke luar negeri, ibarat ke Malaya (Malaysia), Burma (Myanmar), Thailand, dan Vietnam. Pengerahan romusa ditangani oleh Panitia Pengerah Romusa atau Romukyokai.
2. Kinrohosi
Bentuk lain dari romusa yakni kinrohosi. Kinrohosi yaitu wajib kerja tanpa upah bagi tokoh masyarakat, ibarat para pamong desa dan para pegawai rendahan.
3. Wajib Militer
Seluruh lapisan masyarakat Indonesia harus memmenolong Jepang dalam peperangan. Oleh alasannya yakni itu, Jepang mempersiapkan tenaga rakyat Indonesia dalam perang menghadapi Sekutu dengan banyak sekali tes militer. Bentuk tes militer tersebut, antara lain sebagai diberikut:
a. Seinendan atau Barisan Pemuda
Seinendan dibuat pada tanggal 9 Maret 1943. Anggotanya terdiri atas para cowok berumur 14-22 tahun. Mereka dididik militer semoga sanggup mempertahankan Tanah Air dengan kekuatan sendiri. Akan tetapi, tujuan bekerjsama yakni mempersiapkan para cowok Indonesia untuk memmenolong tentara Jepang menghadapi tentara Sekutu dalam Perang Asia Pasifik.
b. Keibodan atau Barisan Pemmenolong Polisi
Keanggotaan Keibodan terdiri atas cowok berusia 23-25 tahun. Keibodan dibentuk- pada tanggal 29 April 1943. Barisan Keibodan di Sumatera disebut Bogodan dan di Kalimantan disebut Borne Hokiku dan disana memperoleh pendidikan untuk memmenolong kiprah Polisi Jepang. Organisasi Keibodan berada di bawah pengawasan Polisi Jepang secara ketat semoga tidak terpengaruh oleh golongan nasionalis.
c. Fujinkai atau Barisan Wanita
Fujinkai dibuat pada bulan Agustus 1943. Anggotanya yakni kaum perempuan berusia 15 tahun ke atas. Tujuan Fujinkai yakni memmenolong Jepang dalam perang menghadapi Sekutu.
d. Jawa Hokokai atau Perhimpunan Kebaktian Rakyat Jawa
Perhimpunan ini dibuat untuk mengerahkan rakyat guna berbakti sepenuhnya kepada Jepang dalam memenangkan Perang Asia Pasifik melawan Sekutu. Jawa Hokokai ialah organisasi resmi pemerintah dan eksklusif di bawah pengawasan pejabat Jepang. Organisasi ini diresmikan pada tanggal 1 Maret 1944. Pimpinan tertinggi Jawa Hokokai dipegang oleh Gunseikan (kepala pemerintahan militer yang dijabat oleh kepala staf tentara), sedangkan Ir. Sukarno spesialuntuk menjabat sebagai penasihat.
Anggota Jawa Hokokai yakni para cowok yang berusia di atas 14 tahun. Perhimpunan ini bertugas mengerahkan rakyat semoga mengumpulkan padi, permata, besi-besi tua, dan barang berharga lainnya demi kepentingan perang Jepang.
e. Suishintai atau Barisan Pelopor
Organisasi Suishintai dibuat pada tanggal 14 September 1944 dan diresmikan pada tanggal 25 September 1944. Pemimpin organisasi Suishintai yakni Ir. Sukamo dimenolong Otto Iskandardinata, R.P. Suroso, dan Dr. Buntaran Martoatmojo.
f. Heiho atau Pemmenolong Prajurit Jepang
Heiho dibuat pada bulan April 1945. Anggotanya yakni cowok yang berusia 18-25 tahun. Heiho yakni wadah yang disediakan Jepang untuk cowok Indonesia sebagai barisan pemmenolong kesatuan angkatan perang dan ialah bab dari ketentaraan Jepang. Oleh alasannya yakni itu, anggota Heiho dijadikan tentara pekerja yang melayani unit-unit ketentaraan tertentu. Walaupun spesialuntuk sebagai pemmenolong prajurit Jepang, Heiho dimasukkan dalam komando militer Jepang. Jadi, Heiho ialah militer resmi. Prajurit Heiho tidak spesialuntuk menghadapi peperangan di Indonesia, tetapi juga dikirim ke luar negeri, antara lain ke Malaya (Malaysia) dan Burma (Myanmar) untuk menghadapi pasukan Sekutu.
g. Bui Giyugun atau Peta (Pembela Tanah Air)
Pembela Tanah Air (Peta) dibuat pada tanggal 3 Oktober 1943. Ada keterangan yang sebut bahwa pembentukan Peta ialah seruan bangsa Indonesia kepada Jepang atas usul R. Gatot Mangkupraja. Ia meminta Jepang supaya bangsa Indonesia diperkenankan memmenolong pemerintah militer Jepang tidak spesialuntuk di belakang garis perang, tetapi juga di medan perang. Jadi, pembentukan Peta ini tidak sama dengan organisasi lain bentukan Jepang.
Anggota Peta terdiri atas orang Indonesia yang menerima pendidikan militer Jepang. Peta memiliki kiprah mempertahankan tanah air Indonesia. Tokoh Peta yang terkenal, antara lain Supriyadi, Jenderal Sudirman, dan Jenderal Gatot Subroto.
Daftar Pustaka : Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Post a Comment for "Pengeksploitasian Sumber Daya Alam Dan Tenaga Kerja Indonesia Oleh Jepang"