Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pelaksanaan Ibadah Agama Dan Doktrin Terhadap Yang Kuasa Yang Maha Esa

Pelaksanaan Ibadah Agama Dan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa



Untuk lebih memantapkan perjuangan insan di dalam hidup Berketuhanan Yang Maha Esa. Kita harus memahami pengertian tentag Ketuhanan Yang Maha Esa. Selanjutnya kita memahami cara percaya dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta bagaimana mengamalkannya.

Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung pengertian dan keyakinan wacana adanya Tuhan Yang Maha Tunggal, pencipta alam semesta beserta isinya.



Keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa bukanlah suatu kepercayaan yang tidak sanggup dibuktikan kebenarannya melalui budi pikiran ,manusia, melainkan kepercayaan yang sanggup diuji melalui kaidah-kaidah logika dan aturan alasannya akibat. Suatu kebenaran adil sanggup dimengerti oleh manusia. Segala sesuatu yang ada di dunia niscaya ada yang mengadakan atau yang menciptakan. melaluiataubersamaini kata lain, setiap akhir atau hasil tentu disebabkan atau dihasilkan oleh sesuatu. Apabila budi insan menelusuri sebab-sebab itu, maka segala kejadian akan hingga pada kesimpulan, bahwa ada satu penyebab pertama yang tiada disebabkan oleh alasannya lain. Penyebab pertama yang tiada disebabkan mi disebut causa prima, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Karena itu insan mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa, sebagai pencipta segala yang ada termasuk manusia.

Dasar-dasar kepercayaan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dicantumkan dalam:

  1. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ketiga dan keempat
  2. Pasal 29 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa “Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa”.
  3. Ketetapan MPR RI No. II/MPR/1978 wacana Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Ekaprasetia Pancakarsa).
  4. Ketetapan MPR RI No. 11fMPR11993 wacana Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN). Di dalamnya ditetapkan sebagai diberikut.
    1). Asas keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yaitu sebagai nilai luhur yang menjadi landasan spiritual, moral, dan etik dalam rangka pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila.
    2). Modal rohaniah dan mental, yaitu keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa ialah tenaga pencetus yang tidak ternilai harganya bagi pengisi aspirasi bangsa. Juga kepercayaan dan keyakinan bangsa. atas kebenaran falsafah Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, meupakan modal perilaku mental yang membawa bangsa menuju cita-cita.
Dalam kehidupan beragama dan berkepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa negara kita mempersembahkan jaminan kebebasan untuk memeluk suatu agama atau kepercayaan sesuai dengan keyakinan masing-masing. mi berarti bahwa kita dilarang memaksa seseorang untuk memeluk agama yang kita anut atau memaksa seseorang pindah dan satu agama ke agama lain. Kebebasan beragama tidak berarti kita bebas tidak memeluk agama. Demikian juga dalam hal diberibadah, negara mempersembahkan jaminan seluas-luasnya kepada tiruana umat beragama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa untuk melakukan ibadat sesuai dengan agama dan keyakinannya masing-masing. Kebebasan memeluk agama dan diberibadah berdasarkan agama dan kepercayaannya ditegaskan dalam pasal 29 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi, “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan diberibadat berdasarkan agama dan kepercayaannya itu”.

Seluruh masyarakat negara Republik Indonesia bebas menganut dan mengamalkan agama dan kepercayaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan keyakinan masing-masing dengan saling menghormati serta toleransi.
Sumber Pustaka: PT. Pabelan

Post a Comment for "Pelaksanaan Ibadah Agama Dan Doktrin Terhadap Yang Kuasa Yang Maha Esa"