Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pelapukan Bentuk Muka Bumi Sebagai Akhir Proses Eksogen

Pelapukan Bentuk Muka Bumi Sebagai Akibat Proses Eksogen


Sesudah mempelajari herb agai tenaga pembentuk muka bumi yang berasal dan dalam bumi (tenaga endogen), diberikut mi akan dipelajari tenaga yang ikut memengaruhi terbentuknva muka bumi kita, yaitu tenaga eksogen. Di televisi atau koran kita sering melihat atau membaca terjadinya tanah longsor, pegunungan api meletus, dan gempa bumi di suatu wilayah. Gunung api meletus dan gempa bumi ialahperistiwa yang disebabkan oleh adanya tenaga endogen. Bagaimana dengan tragedi tanah longsor? Tenaga apa yang menyebabkannya? Jawaban dan pertanyaan tersebut ialah tenaga eksogen.

Pada ketika engkau di pantai, akan engkau jumpai insiden pasir yang beterbangan dan berpindah tempat. Hal itu terjadi lantaran adanya tenaga eksogen. Apa yang dimaksud dengan tenaga eksogen? Tenaga eksogen ialah tenaga yang herasal dan luar bumi yang menimbulkan perusakan atau perombakan muka bumi. Perwujudan akhir tenaga eksogen ialah pelapukan, pengikisan (erosi), sedimentasi, dan denudasi. Unsur-unsur yang berperan dalam prosesnya ialah sinar matahari, temperatur, udara, air, angin, dan makhluk hidup. Unsur yang paling lebih banyak didominasi ialah manusia.


Coba perhatikan gambar di samping! pada siang han suhu udara tinggi menimbulkan batuan memuai (mengembang). Pada malam han, pada ketika suhu udara rendah, batuan akan mengerut (menyusut). Peristiwa mengembang dan menyusut yang terjadi silih berganti akan menimbulkan tekanan terhadap batuan. Tekanan yang terjadi secara terus menerus menimbulkan batuan retak. Lama-kelabuaan lapisan batuan serpihan luar akan mengelupas. Proses hancurnya batuan lantaran suhu udara ialah serpihan dan pelapukan. Selain lantaran suhu udara, pelapukan juga sanggup terjadi lantaran air dan organisme.

Pelapukan ialah suatu proses perusakan atau penghancuran batuan yang disebabkan oleh imbas cuaca (temperatur), air, atau organisme. Batuan yang mengalami pelapukan spesialuntuk pada lapisan luarnya. Tebalnya ditentulçan oleh besarnya imbas peristiwa-peristiwa penyebabnya. Misalnya, di tempat tropis tebalnya sanggup mencapai 100 m, sedangkan di tempat lintang sedang spesialuntuk beberapa meter saja. Menurut proses terjadinya diketahui tiga macam pelapukan yaitu pelapukan mekanik (fisis), pelapukan kimiawi (khemis), dan pelapukan organik (biologis).

Pelapukan Mekanik (Fisis)

Pelapukan mekanik ialah proses pecahnya batuan menjadi pecahan-pecahan hatuan yang lebth kecil tanpa mengalami perubahan komposisi kimia. Pelapukan mekanik teijadi lantaran adanya perubahan suhu yang sangat mencolok antara siang dan malam han, umumnya di tempat gurun pasir. Bayangkan, suhu udara di tempat gurun sanggup mencapai 70° C pada siang han, dan turun menjadi 20° C pada malam hari. Perubahan suhu yang sangat mencolok menimbulkan teijadinya pemuaian (pengembangan) dan penyusutan (pengerutan) dengan cepat sehingga serpihan luar dan batu-batuan lama-kelabuaan akan pecah. Pelapukan mekanik juga sanggup terjadi lantaran kekuatan membeku air yang ada dalam pori-pori dan celah-celah batuan, erosi air maritim (abrasi pantai), dan oleh akar-akar pohon yang masuk ke celah-celah batuan. Pelapukan mi banvak terjadi di tempat iklim gurun, stepa, dan tempat bersaiju.

Pelapukan Kimiawi (Khemis)


Pelapukan kimiawi ialah proses penghancuran atau proses rusaknya batuan lantaran perubahan susunan kimiawi suatu batuan. Pelapukan mi terjadi dengan cepat di tempat kapur yang beniklim tropis. Pelapukan kimiawi benlangsung lantaran adanya air dan suhu udara yang tinggi. misalnva pelapukan kimiawi di tempat pegunungan kapur di Gunung Kidul, Yogvakarta. Air hujan yang banyak mengandung zat asam arang (CO,) dan diikuti oleh suhu yang tinggi akan memper-cepat pelarutan mineral-mineral dalam batuan. Ciri-ciri yang sanggup dijumpai akhir proses pelapukan kimiawi yang sangat cepat di tempat kapur dikenal dengan gej ala karst. Berikut mi yang termasuk tanda-tanda karst.
  1. Stalaktit (menggantung pada atap-atap gua kapur) dan stalakmit (terdapat pada dasar gua kapur) ialah endapan batuan kapur di tempat gua kapur.
  2. Dolin ialah lubang berbentuk corong di tempat gua kapur.
  3. Uvala, yaitu lubang-lubang dolin yang banyak dan lama-kelabuaan menjadi satu.
  4. Polye, yaitu formasi dolin-dolin atau deretan-deretan uvala besar.
  5. Karren ialah lubang-lubang kecil vangterdapat pada perpotongan celah-celah akhir larutan kapur oleh air hujan yang banyak mengandung CO2
  6. Gua dan sungai di dalam tanah. Retakan batuan kapur akhir proses pelarutan menjadi semakin besar dan membentuk lubang-lubang atau gua-gua.
Jika lubang-lubang itu berafiliasi satu sama lain, terbentuk sungai-sungai di dalam tanah.

Pelapukan Organik (Biologis)

  1. Pelapukar organik ialah pelapukan yang disebabkan oleh organisme, baik hewan, flora maupun kegiatan manusia. Pelapukan yang disebabkan oleh imbas insan melalui inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Misalnya, pembangunan jalan yang melalui tempat perbukitan dan kegiatan penambangan.
  2. Pelapukan yang disebabkan oleh tumbuht umbuhan yang membusuk (humus), akar yang tumbuh menembus batuan dan lumut yang melekat pada batuan juga sanggup mempercepat pelapukan batuan.
  3. Pelapukan yang disebabkan oleh binatang-binatang (hewan) kecil, menyerupai cacing, tiruant, dan bakteri. Hewan-hewan tersebut membuat rumah dan tinggal di dalam batuan akan mempercepat lapuknya batuan.
Sumber Pustaka: Gguaca Exact

Post a Comment for "Pelapukan Bentuk Muka Bumi Sebagai Akhir Proses Eksogen"