5 Proses Pembentukan Sikap Menyimpang Berdasarkan Para Ahli
Proses Pembentukan Perilaku Menyimpang
Berikut ini yaitu 5 proses dalam pembentukan prilaku yang menyimpang yang perlu kita kerahui.
Penyimpangan Sebagai Hasil Sosialisasi yang Tidak Sempurna
Menurut teori sosialisasi, sikap manusia, baik yang menyimpang maupun yang tidak. dikendalikan oleh norma dan nilai yang dihayati. Jika proses sosialisasi tidak tepat akan menghasilkan sikap yang menyimpang. Proses sosialisasi yang tidak tepat timbul alasannya nilai-nilai atau norma-norma yang dipelajari kurang sanggup dipahami dalam proses sosialisasi, sehingga seseorang bertindak tanpa memperhitungkan risiko yang akan terjadi. Hal itu disebut penyimpangan. misal, anak sulung perempuan, sanggup berperilaku menyerupai laki-laki sebagai akibatsosialisasi yang tidak tepat di lingkungan keluarganya.
Hal ini terjadi alasannya ia hams bertindak sebagai ayah, yang sudah meninggal, Perilaku menyimpang yang lebih parah juga sanggup timbul sebagai tanggapan tidak sempumanya proses sosialisasi dalam keluarga. Menurut pendapat Edwin H. Sutherland bawah umur yang melaksanakan kejahatan cenderung berasal dan keluarga yang retak (cerai, salah satu, atau kedua orang tuanya meninggal, tekanan ekonomi, dan orang bau tanah yang otoriter). melaluiataubersamaini demikian, sanggup disinipulkan bahwa penyimpangan sosial sanggup terjadi oleh alasannya lemahnya pengendalian dan norma-norma sosial yang berlaku.
Penyimpangin Sebagal Hash Sosialisasi dan Nilai-Nilai Subkebudayaan Menyimpang
Menurut Edwin H. Sutherland sikap menyimpang bersumber pada pergaulan-pergaulan yang tidak sama. Pergaulan dengan mitra tidak selalu positif. Hasil yang negatif sanggup menjadikan sikap menyimpang. Menurut Shaw dan Mc. Kay, daerah-daerah yang tidak teratur dan tidak ada organisasi yang baik. akan cenderung melahirkan tempat kejahatan. Di daerah-daerah yang demikian. sikap menyimpang (kejahatan) dianggap sebagai sesuatu yang masuk akal yang sudah tertanam dalam kepribadian masyarakat itu. melaluiataubersamaini demikian, proses sosialisasi tersebut ialah proses pembentukan nilai-nilai dan subkebudayaan yang menyimpang. misal. di tempat lingkungan perampok terdapat nilai dan norma yang menyimpang dan kebudayaan masyarakat setempat. Nilai dan norma sosial itu sudab dihayati oleh anggota kelompok, sebagai proses sosialisasi yang wajar.
Proses Belajar Perilaku yang Menyimpang
Seseorang sanggup berguru penilaku yang menyimpang melalui media buku-buku, majalah, koran, dan yang paling praktis yaitu melalui TV, alasannya hampir setiap han menayangkan program yang bernuansa kejahatan. Bergaul dengan orang-orang yang memakai narkoba, seseorang akan memperoleh pelajaran bagaimana cara mengkonsumsi narkoba dan di mana memperolehnya, bagaimana cara mencuni, menjambret dan sebagainya.
Ikatan Sosial yang Berlainan
Hidup di tengah masyarakat niscaya akan bertemu dengan kelompok-kelompok masyarakat yang berlainan. Ada kecenderungan individu menentukan kelompok yang disukai. Apabila kelompok yang disukai tersebut ternyata berperilaku menyimpang, maka individu tersebut juga akan berpenilaku menyimpang.
Ketegangan Antara Kebudayaan dan Struktur Sosial
Masyarakat mengikuti kebudayaan yang sudah ada di Iirigkungannya dengan cara-cara yang dianjurkan oleh kebiasaan watak istiadat, atau tata hukum yang muncul dan kebudayaan tersebut. Misalnya, pada kala ke- 19, perempuan di Indonesia dianggap sebagai masyarakat lapisan kedua, sementara lapisan pertama yaitu kaum lelaki, nasib kaum perempuan tergantung kaum lelaki. Maka pada final kala ke- 19, R.A. Kartini memelopori gerakan emansipasi perempuan yang berarti melawan arus kebudayaan yang berlaku ketika ini.
Sumber Pustaka: Bumi Aksara
Post a Comment for "5 Proses Pembentukan Sikap Menyimpang Berdasarkan Para Ahli"