Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kronologi Sejarah Dan Faktor Penyebab Perang Dunia Ii

Perang Dunia II mencakup hampir seturuh dunia, dilampaui oleh munculnya totalitarianisme dan persaingan imperialisme di banyak sekali kawasan. Perang Dunia II terjadi antara tahun 1939-1945. Perang ini lebih dahsyat dari perang dunia sebelumnya. Alasannya, selain lantaran melibatkan lebih banyak negara dan wilayah yang lebih luas, juga lantaran memakai mesin-mesin perang yang mengerikan. Secara umum, perang mengerikan ini disebabkan oleh hal diberikut:
 
1.Tampilnya Negara-negara Totaliter

Meluasnya totalitarianisme antara lain ditandai oleh kelahiran komunisme Uni Soviet, fascisme Italia, naziisme Jerman, dan militerisme Jepang. Gejala yang terjadi di tiga negara terakhir berkaitan pribadi dengan Perang Dunia II.

Italia ialah salah satu pemenang Perang Dunia I. Namun, negara ini mengalami krisis parah di bidang politik dan ekonomi akhir perang tersebut. Di tengah krisis tersebut, tampillah gerakan fascio de combattimento yang dipelopori oleh Benito Mussolini. Gerakan ini kemudian dikenal sebagai Partai Fascis.

Partai ini segera menerima pemberian dari rakyat Italia, lantaran kecewa terhadap ketidak mampuan pemerintah memulihkan keadaan. Rakyat berharap Partai Fascis akan sanggup membuat keadaan yang baik bagi mereka. Pada tahun 1922, Mussolini terpilih menjadi perdana menteri. Jabatan itu memdiberinya peluang untuk mengendalikan Italia dalam genggamannya. Satu demi satu lawan politiknya disingkirkan. Akhirnya, pada tahun 1926, Mussolini menjadi diktator Italia, dengan gelar il duce (sang pemimpin).

Kebijakan politik Partai Fascis ialah Italia la Prima atau Italia Raya. Mussolini ingin mengembalikan kejayaan Italia menyerupai masa Kekaimasukan Romawi lampau. Untuk itu, Italia melancarkan ekspansi wilayah ke negara-negara di sekitarnya, antara lain ke Libya dan Abessinia (Etiopia). Dalam bidang ekonomi, Partai Fascis membentuk sistem teratur yang pribadi dikendalikan oleh negara. Tujuannya ialah semoga keadaan ekonomi sanggup segera pulih sekaligus bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri dari hasil bumi sendiri.

Kondisi politik dan ekonomi di Jerman setelah Perang Dunia I lebih jelek dibandingkan Italia. Sebagai pihak yang kalah perang, Jerman harus mentaati Perjanjian Versailles, dengan akhir kehilangan daerah-daerah sentra trinya, seluruh armada niaga, dan daerah-daerah koloninya. 

Selain itu, negara ini diwajibkan membayar ganti rugi perang dalam jumlah amat besar. Beban ini membawa dampak inflasi yang luar biasa. Harga melambung tinggi, pengangguran meraj alela. Ketidaksanggupan pemerintah memperbaiki keadaan menyulut kekecewaan mendalam di kalangan rakyat Jerman. 

Saat Jerman berada di ambang kehancuran, tampillah Adolf Hitler. Ia mempelopori gerakan chauvinistis (cinta negara berlebihan) berjulukan National- Sozialistische Deutsche Arbeiter-Partei, atau yang dikenal dengan Nazi. Gerakan ini mempersembahkan cita-cita gres bagi rakyat Jerman sekaligus membangkitkan harga diri mereka. Muncullah pemberian di mana-mana terhadap Nazi. 

Pada tahun 1921, Hitler dan kelompoknya mencoba melaksanakan perebutan kekuasaan namun gagal. Sepuluh tahun kemudian, dengan pemberian makin meluas dari rakyat, Hitler berhasil mencapai puncak kekuasaan. Pada tahun 1933, Jerman sepenuhnya berada dalam genggamannya. Ia menjadi diktator dengan gelar der fuhrer (sang pemimpin). Dalam tempo singkat, kondisi ekonomi Jerman berhasil dipu1ihkan. Bidang industri dan pertanian memperlihatkan kemajuan mencolok. 

Keadaan ini sudah tentu mengundang fanatisme luar biasa rakyat Jerman terhadap Nazi. Fanatisme ini dipakai oleh Hitler untuk memperluas imbas politiknya. Ia mengkampanyekan pemurnian ras Arya. Rakyat Jerman sebagai orang Arya harus bersatu dan melepaskan dirinya dari unsur-unsur bukan Arya. Rasialisme ini menyulut pengejaran besar-bemasukan terhadap orang-orang Yahudi. 

Selain di Eropa, totalitarianisme juga melanda Asia. Sejak pembaruan yang dirintis oleh Tenno Meiji, Jepang segera tampil sebagai negara terkemuka di Asia. Modernisasi secara besar-bemasukan dilakukan di bidang militer, pemerintahan,dan industri. Secara khusus, pembaruan Jepang itu memdiberi peluang bagi kaum militer untuk tampil sebagai kalangan yang disegani. 

Kedudukan militer semakin diandalkan khususnya oleh kalangan usahawan, semenjak Jepang melancarkan imperialisme, antara lain dalam rangka memperoleh sumber materi mentah untuk keperluan industri. Dalam waktu singkat, Jepang meluaskan kekuasaan ke Korea dan Manchuria yang kaya akan sumber daya alam. Kedudukan militer semakin berpengaruh di mata rakyat Jepang, semenjak pemerintahan sipil tidak bisa mengatasi buruknya kondisi ekonomi akhir krisis ekonomi dunia (malaise) pada tahun 1929. 

Muncul pendapat ketika itu, Jepang akan sanggup kembali pulih oleh semangat patriotisme membangun serta mengangkat kejayaan negara. Semangat itu akan tumbuh jikalau Jepang dipimpin oleh suatu pemerintah-an militer. Pendapat ini turut menggugah para perwira militer untuk bergerak. Antara tahun 1930-1936, terjadi serangkai pergolakan yang digerakkan oleh kaum militer. 

Perdana menteri sipil dengan kabinetnya tidak bisa mengatasi keadaan ini. Akhirnya pada tahun 1941, kaum militer meraih puncak kekuasaan dengan Hideki Tojo sebagai perdana menteri. Naiknya kaum militer ke pucuk pemerintahan tidak terlepas dari pemberian pemimpin karismatik Jepang, yakni Kaisar Hirohito. Sejak dikala itu, Jepang semakin garang melancarkan serangan ke seantero Asia. 

2. Benturan Kepentingan Imperialisasi

Untuk membangun industrinya sekaligus meluaskan imbas politiknya, Hitler melancarkan politik imperialis yang dinamakan lebensraum. Wilayah yang diincarnya ialah Eropa Tengah. Kepen-tingan Jerman ini berbenturan dengan kepentingan imperialisasi Polandia (mem-pertahankan Danzig) dan Uni Soviet (menginginkan Rumania dan Ukraina). Hal yang sama terjadi pula pada Italia maupun Jepang. melaluiataubersamaini politik imperialis 

Itatia. Irredenta, Mussolini menginginkan Laut Tengah dan wilayah sepanjang Afrika Utara dan Tengah. Kepentingannya itu berbenturan dengan kepentingan impe-rialis Inggris dan Perancis yang sudah lebih dulu menguasai tempat itu. Lalu, Jepang dengan politik imperialis Hakko-ichieu menginginkan sumber daya alam di seantero Asia. Kepentingannya itu sudah tentu berbenturan dengan kepen-.tingan negara-negara Barat yang sudah menduduki wilayah itu, menyerupai Inggris (Myanmar, Singapura, Malaya, dan Hongkong), AS (Filipina), Perancis (Indo Cina), dan Belanda (Indonesia). 

3. Krisis Politik dan Ekonomi 

Masih terasanya akhir krisis ekonomi dunia ditambah tumbuhnya totalitarianisme memanaskan situasi dunia, khususnya di Eropa. Masing-masing negara berjaga-jaga terhadap kemungkinan aksi negara lain. Seperti sebelum Perang Dunia I lampau, keadaan itu mendorong terbentuknya aliansi-aliansi, menyerupai Blok Perancis, Blok Jerman, dan Blok Uni Soviet. Masing-masing blok membuatkan mesin-mesin perangnya. Perang sanggup muncul sewaktu-waktu. Kondisi yang tak terkendali itu turut dilatari juga oleh ketidakmampuan Liga Bangsa-bangsa menjalankan tugasnya. 

Secara khusus, Perang Dunia II disebabkan oleh dua bencana diberikut. Peristiwa pertama ialah serangan kilat Jerman ke Polandia pada tanggal 1 September 1939. Akibatnya, dua hari kemudian Inggris dan Perancis mengumumkan perang kepada Jerman. 

 dilampaui oleh munculnya totalitarianisme dan persaingan imperialisme di banyak sekali tempat Kronologi Sejarah dan  Faktor Penyebab Perang Dunia II

Peristiwa kedua ialah serbuan udara Jepang terhadap awalan Angkatan Laut AS di Pearl Harbor, Hawaii pada tanggal 7 Desember 1941. Satu hari kemudian, AS mengumumkan perang kepada Jepang. Pada tanggal 11 Desember 1941, Italia dan Jerman mengumumkan perang kepada AS. Akibatnya, Perang Dunia II meluas mencakup seluruh dunia. 

Tanda-tanda berakhirnya Perang Dunia II tampak semenjak Sekutu melancarkan serbuan besar-bemasukan ke Normandia, Perancis (6 Juni 1944), dan dikala pasukan marinir AS sanggup merebut Iwo Jima dan Okinawa dari tangan Jepang di tahun 1945. Pada bulan Mei, ibu kota Jerman, Berlin, jatuh ke tangan pasukan Uni Soviet. 

Pada bulan itu juga, Jerman mengalah kepada Sekutu. Lalu, setelah Hiroshima dan Nagasaki dibom atom, Jepang menyusul menyerah, pada tanggal 1 4 Agustus 1945. Berakhirlah sudah perang dahsyat yang tak terlupakan dalam sejarah umat insan Seperti perang sebelumny& Perang Dunia II membawa akhir besar' bagi dunia, di bidang politik, ekonomi, dan sosial. 

Dalam bidang politik, tampillah dua negara super power, yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet. Sebagai pemenang perang, masing-masing menjadi kutub politik dunia. AS mengumandangkan demokrasi liberal, Uni Soviet mempropagandakan komunisme. Persaingan antara keduanya berakibat munculnya The Colcl War, atau Perang Dingin. 

Dalam situasi itu, masing masing mencoba mengimbangi kekuatan lawan dengan membentuk aliansi. Aliansi bentukan AS antara lain ialah NATO (pakta pertahanan AS bersama negara-negara Eropa Barat), sedangkan aliansi bentukan Uni Soviet ialah Pakta Warsawa (pakta pertahanan Uni Soviet bersama negara-negara Eropa Timur). 

Selanjutnya, Perang Dunia II berakibat juga pada berakhirnya imperalisme dan kolonialisme, khususnya di Asia. Di wilayah ini, usaha nasionalisme semakin menghebat, antara lain ditandai dengan kemerdekaan Indonesia, Filipina, India, Pakistan, dan Srilanka. Perkembangan ini juga diikuti oleh penyusupan ideologi dua negara super power, yaitu demokrasi liberal dan komunisme. Penyusupan tersebut berakibat terpecah belahnya banyak negara di dunia, menyerupai Jerman Barat dan Jerman Timur, Eropa Barat dan Eropa Timur, Korea Utara dan Korea Selatan, Vietnam Utara dan Vietnam Selatan. 

Di bidang ekonomi, Perang Dunia II membawa kehancuran total di Eropa. Keadaan ekonomi yang parah ialah tempat rindang bagi komunisme untuk berkembang. Untuk mencegah meluasnya komunisme, Amerika Serikat muncul sebagai negara kreditor bagi seluruh dunia. Misalnya, melalui Marshall Plan, AS mempersembahkan menolongan ekonomi dan militer kepada negara-negara Eropa Barat, sehingga imbas komunis di wilayah ini sanggup dibendung. 

Dalam bidang social,kesengsaraan yang diakibatkan Perang Dunia II mendorong banyak negara untuk mengusahakan perdamaian abadi di muka bumi ini. Muncullah gerakan-gerakan sosial yang berupaya memulihkan keadaan rakyat yang menderita akhir perang. Dorongan ini lebih lanjut memunculkan gagasan didirikannya suatu forum dunia. 

Lembaga ini haruslah lebih berwibawa dari forum sebelumnya, yakni Liga Bangsa-bangsa, yang sudah gagal membuat perdamainan dunia. Keinginan mewujudkan perdamaian inilah yang mendorong didirikannya Perserikatan Bangsa-bangsa (United Nations Organization). Para tokoh yang berperan menggalang perdamaian ini antara lain Franklin Delano Roosevelt (AS), Winston Churchill (Inggris), dan Josef Stalin (Uni Soviet). 

Sebelum kita mengakhiri bahasan terkena perang dunia, marilah kita tinjau peta serbuan Jepang ke negara-negara Pasifik selama Perang Dunia II. Perhatikanlah bagaimana serangan Jepang ke Indonesia! Tinjauan peta ini penting untuk mempersiapkan kita memasuki bahasan terkena masa penja-jahan Jepang di Indonesia, yang kita bicarakan dalam Bab 8.


Daftar Pustaka: Erlangga

Post a Comment for "Kronologi Sejarah Dan Faktor Penyebab Perang Dunia Ii"