Kronologi Sejarah Revolusi Perancis
Revolusi Perancis menunjuk pada insiden runtuhnya pemerintahan monarki (kerajaan) di Perancis pada era 18. Peristiwa ini amat memilih perubahan demi perubahan yang terjadi sesudahnya di negara tersebut. Perubahan ini bersifat menyeluruh, yakni menyangkut tiruana bidang kehidupan; ideologi, sosial, ekonomi, dan politik.
Meskipun ialah revolusi (perubahan menyeluruh yang terjadi dalam tempo singkat), Revolusi Perancis tidak meletus begitu saja. Perubahan tersebut di1atari oleh keadaan yang sebelumnya berlangsung di Perancis. Di samping itu, peristiwa-peristiwa yang terjadi di Eropa dan Amerika pun turut memilih meletusnya revolusi ini.
Suasana Perancis merijelang revolusi ditandai oleh pemerintahan yang monarki otoriter serta pembedaan hak dan kewajiban dalam hidup bermasyarakat. Keadaan Perancis sebelum revolusi amatlah memprihatikan. Di mana-mana terasa suasana ketidakadilan dan penindasan. Pihak yang paling merasakannya ialah rakyat. Suasana memprihatinkan tersebut antara lain dilatari oleh sistem pemerintahan dan keadaan masyarakat yang ada pada era 18 itu.
A. Pemerintahan Perancis Menjelang Revolusi
Sebelum revolusi, Perancis ialah negara monarki. Tampuk pemerintahan dipegang oleh raja. Raja yang memerintah Perancis ketika itu ialah Louis XVI. Kekuasaan yang dimiliki raja bersifat tanpa batas, mutlak atau absolut. Itulah sebabnya, sistem pemerintahan Perancis bersifat monarki absolut.
Kekuasaan raja yang mutlak ini dimungkinkan oleh tiadanya undang-undang. Da1am memerintah raja tidak bertanggung jawaban kepada undang-undang, melainkan kepada dirinya sendiri. Dulu di Perancis pernah ada suatu dewan perwaki1an, namun lantaran dianggap menjadi hambatan kekuasaan raja, dewan itu tidak difungsikan sejak tahun 1614.
Walaupun berkuasa mutlak, jikalau seorang raja berwibawa dan cakap dalam memerintah, negara akan sanggup dikendalikan. Perancis pernah mengalaminya dikala diperintah oleh Louis XIV. Akan tetapi, Louis XVI ialah raja yang lemah, yang tidak bisa menangani pemerintahan. Kelemahan raja ini dimanfaatkan oleh para pegawanegeri pemerintah, yang terdiri dari para bangsawan.
Para pejabat itu bukannya melakukan tanggung jawaban mereka, melainkan berlomba-lomba memperkaya diri sendiri. Tanpa sepengetahuan raja, misalnya, mereka memberlakukan pajak-pajak baru. Uang negara pun mereka gunakan untuk kepentingan sendiri. Diperkirakan seperenam pendapatan negara setiap tahun habis di-korupsi oleh para bangsawan.
Dalam suasana manajemen negara yang serba kacau tersebut, rakyat semakin menderita. Suasana Perancis ketika itu betul-betul tidak adil. Raja dan para pejabat pemerintahan bergelimang dengan harta benda, apalagi mereka ini tidak perlu membayar pajak. Sedangkan rakyat yang harus membanting tulang setiap hari dibebani kewajiban berat membayar pajak. Dalam keadaan ibarat ini sudah tentu bertumpuklah kebencian rakyat terhadap raja beserta kaum bangsawan.
B. Masyarakat Perancis Menjelang Revolusi
Lama sebelum revolusi, masyarakat Perancis terbagi atas beberapa golongan yang dibedakan hak serta kewajibannya. Golongan pertama terdiri dari para pemuka gereja atau rohaniwan. Golongan ini mempunyai privilese, berupa hak milik atas tanah, hak atas sepersepuluh hasil bumi rakyat atau petani, serta bebas dari pajak.
Golongan kedua terdiri dari kaum ningrat atau bangsawan. Seperti golongan pertama, golongan ini mempunyai hak milik atas tanah. Mereka j uga mempunyai aneka macam privilese tertentu berupa hak untuk mengambil macam-macam pajak di tanah miliknya, ibarat pajak penggilingan gandum, pajak anggur, pajak penangkapan ikan, dan segala macam pajak tak masuk nalar lainnya. Kedua golongan ini bergaya hidup yang sama, yakni hidup mewah, berfoya-foya, dan terus menerus menuntut jerih payah rakyat.
Golongan ketiga terdiri dari para usahawan, atau kerap kali dinamakan golongan borjuis. Pada mulanya mereka ialah kelompok pedagang, yang banyak tampil dikala kota-kota dagang bermunculan di Eropa. Pada masa selanjutnya, selain pedagang, kebanyakan kalangan borjuis ialah para pemilik modal. Mereka ini bermunculan setelah revolusi industri melanda Perancis.
Raja dan kaum darah biru sudah tentu terpikat oleh kekuatan keuangan kaum borjuis itu. Oleh karenanya, mereka cenderung membebani kaum borjuis dengan pajak yang berat. Tuntutan pajak ini terpaksa dipenuhi, mengingat raja dan kaum bangsawanlah yang menduduki posisi pemerintahan. Dalam perkembangan diberikutnya, golongan ketiga ini diisi juga oleh para cendekiawan.
Sebetulnya masih ada golongan lain, yakni kalangan rakyat jelata, yang kebanyakan terdiri dari para petani yang tidak mempunyai tanah. Pekerjaan mereka ialah menggarap tanah milik golongan pertama dan kedua. Yang menyedihkan, rakyat jelata ini tidak dianggap termasuk golongan ketiga, apalagi dua golongan lainnya. Tidak adanya ratifikasi ini berakibat rakyat tidak mempunyai hak apapun.
Kita lihat, keadaan masyarakat Perancis menjelang revolusi pun diwarnai oleh ketidakadilan. Tampak adanya jurang amat lebar yang memisahkan kaum kaya dan kaum miskin. Raja dan darah biru sebagai pihak penguasa hidup bermewah-mewah di atas penderitaan rakyat. Keadaan ini sudah tentu mengundang kebencian rakyat.
Pemerintah bukannya mengayomi melainkan menindas rakyat. Kebencian pun muncul di kalangan borjuis. Mereka merasa diperlakukan tidak adil tanggapan beban pajak yang tidak masuk akal. Apalagi, pajak itu bukan dipakai untuk kepentingan negara, melainkan untuk kehidupan pribadi para pegawanegeri pemerintahan. Kebencian yang semakin bertumpuk-tumpuk inilah yang di lalu hari meletup menjadi pemberontakan untuk menggulingkan kekuasaan.
Daftar Pustaka: Erlangga
Post a Comment for "Kronologi Sejarah Revolusi Perancis"