Dampak Modernisasi Dan Globalisasi Dalam Kesenjangan Sosial Ekonomi
Kesentidakboleh Sosial Ekonomi
Secara etimologis, kesentidakboleh berarti tidak seimbang. tidak simetris, atau tidak sama. Kesentidakboleh sosial ekonomi sanggup diartikan sebagai tingkat pertumbuhan sosial ekonomi yang tidak sama yang terjadi pada masyarakat yang melakukan pembangunan atau modernisasi. Hal ini terjadi lantaran kurang adanya peluang untuk memperoleh sumber pendapatan, peluang kerja, peluang berusaha. dan peluang berpartisipasi dalam pembangunan. Semakin besar perbedaan mendapat peluang-peluang in semakin besar pua tingkat kesentidakboleh sosial ekonomi pada masyarakat. Sebaliknva. seniakin kecil perbedaan peluang-peluang tersebut, semakin kecil pula tingkat kesentidakboleh sosial ekonomi pada masvarakat itu. Kesentidakboleh sosial ekonomi ialah akhir dan tidak meratanya kontribusi hasil pembangunan.
Faktor-faktor yang mengakibatkan kesenj angan ekonomi antara lain sebagai diberikut.
- Menurunnya pendapatan per kapita sebagai akhir pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi tanpa diimbangi peningkatan produktivitas.
- Inflasi di mana pendapatan bertambah tetapi tidak diikuti dengan pertambahan produksi barang-barang secara proporsional.
- Ketidakmerataan pembangunan antardaerah sebagai akhir kebijakan politik dan kekurangsiapan SDM.
- Investasi yang sangat banvak pada proyek-proyek yang padat modal (capital intensive), sehingga prosentase pendapatan modal dan harta pelengkap lebih besar dibandingkan dengan prosentase pendapatan kerja.
- Rendahnya mobilitas sosial sebagai akhir perilaku mental tradisional yang kurang menyukai persaingan dan kurang usaha.
- Hancurnya industri kerajinan rakvat sebagai akhir monopoli para pengusaha bermodal besar.
Pada tahun 1990, kemiskinan di Indonesia mencapai 15 % dan jumlah populasi penduduk pada ketika itu. Namun akhir krisis ekonomi yang berkepantidakboleh mi, kemiskinan di Indonesia diperkirakan mengalami peningkatan yang sangat tajam.
Grafik Persentase Penduduk Miskin di Indonesia Tahun 1998-2003
Menurut Andre Bayo Ala (1981), kemiskinan itu bersifat multidimensional. Artinya, lantaran kebutuhan insan itu bermacam-macam, maka kemiskinan mempunyai banvak aspek. Dilihat dan kebijakan umum, kemiskinan mencakup aspek primer dan sekunder. Aspek primer berupa miskin aset, organisasi sosial politik. pengetahuan, dan keterampilan. Aspek sekunder berupa miskin jaenteng sosial, sumber-sumber keuangan dan informasi. Dimensi kemiskinan tersebut termanifestasikan dálam bentuk belum sempurnanya gizi, air. perumahan yang sehat, perawatan kesehatan, dan pendidikan. Selain itu. kemiskinan juga sanggup diamati dan belum ikut berpartisipasinya anggota masyarakat dalam pembangunan.
Secara umum, kemiskinan dibedakan atas dua bentuk.
- Kemiskinan yang bersifat kultural (alamiah).
- Kemiskinan yang bersifat struktural sebagai akhir miskinnya seni administrasi pembangunan yang ada.
Kemiskinan alamiah atau kultural disebabkan oleh kondisi negara yang memang intinya miskin, yaitu miskin modal, keterampilan, dan sumber alam. Kemiskinan sruktural, berdasarkan Prof. Selo Soemardjan, yakni kemiskinan yang diderita oleh suatu golongan masvarakat lantaran struktur sosial masyarakat tersebut tidak sanggup ikut memakai sumber-sumber pendapatan yang bekerjsama tersedia. melaluiataubersamaini kata lain, sudah terjadi kekurangmampuan dalam merencanakan dan mengelola pembangunan.
Sumber Pustaka: ESIS
Post a Comment for "Dampak Modernisasi Dan Globalisasi Dalam Kesenjangan Sosial Ekonomi"