Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian Kebudayaan Dan Pedoman Menurut Aspek Sosial Budaya

Budaya atau kebudayaan dalam arti etimologis ialah segala sesuatu yang dihasilkan oleh kekuatan akal manusia. Karena insan tidak spesialuntuk bekerja dengan kekuatan budinya, melainkan juga dengan pe-rasaan, imajinasi, dan kehendaknya, menjadi lebih lengkap jikalau ke-budayaan diungkapkan sebagai cita, rasa, dan karsa (budi, perasaan, dan kehendak).

Sosial budaya, sebagai salah satu aspek kehidupan nasional di samping politik, ekonomi, serta pertahanan dan keamanan ialah faktor dinamik masyarakat yang terbentuk oleh keseluruhan contoh tingkah laris lahir batin yang memungkinkan berlangsungnya kekerabatan sosial di antara anggotanya.

Masyarakat Indonesia semenjak awal terbentuk dengan ciri kebudayaan yang sangat bermacam-macam yang muncul alasannya ialah efek ruang hidup berupa kepulauan di mana ciri alamiah tiap-tiap pulau tidak sama-beda. Bahkan perbedaan ciri alamiah antara pulau yang satu dengan lainnya bisa sangat besar sehingga perbedaan huruf masyarakatnya sangat mencolok.

Di samping perbedaan yang berkaitan dengan ruang hidup, masyarakat Indonesia juga mempunyai perbedaan dalam hal ras dan etnik. Faktor alamiah itu membentuk perbedaan khas kebudayaan masyarakat di tiap-tiap kawasan sekaligus perbedaan daya tanggap inderawi serta contoh kehidupan baik dalam kekerabatan vertikal maupun horisontal.

Secara universal, kebudayaan masyarakat yang heterogen tersebut sama-sama mempunyai unsur-unsur penting diberikut: pertama, sistem religi dan upacara keagamaan; kedua, sistem masyaralcat dan organisasi kemasyarakatan; ketiga, sistem pengetahuan; keempat, bahasa; kelima, keserasian (budaya dalam arti sempit); keenam, sistem mata pencarian; dan ketujuh, sistem teknologi dan peralatan.

Dari perbedaan ciri alaniiah dan unsur-unsur penting kebudayaan sebagaimana dijelaskan di atas, tampak perbedaan lahiriah antara orang Jawa dan orang Batak, atau antara orang Manado dan orang Irian (Papua ), baik dalam hal penampilan pribadi maupun dalam kekerabatan berkelompok (bermasyarakat).

Dari ciri ruang hidup yang menjadi asal permintaan suatu masyarakat, seseorang juga sanggup dengan praktis mengenali perbedaan umum antara masyarakat pantai (nelayan) yang berani menentang alam, dinamis, kasar serta terbuka dan masyarakat petani yang teratur mengikuti ritme alam, mementingkan keakraban, dan kurang terbuka; atau antara masyarakat desa yang masih memegang teguh religius, kekerabatan serta paguyuban dan masyarakat kota yang cenderung materialistis, individual, dari patembayan.

Kebudayaan ialah warisan yang bersifat memaksa bagi masyarakat yang bersangkutan. Artinya, setiap generasi yang lahir dari suatu masyarakat serta-merta mewarisi norma-norma budaya dari generasi sebelumnya yang sekaligus menangani dirinya dengan segala peraturan atau keharusan yang mesti dijalani dan yang dihentikan dilanggar. Warisan budaya diterima secara emosional dan bersifat meng-ikat secara berpengaruh ke dalam (cohesive). Karena itu, sanggup dipahami bila ikatan budaya yang emosional itu sangat sensitif sifatnya. 

Ketersinggungan budaya, walaupun secara rasional dianggap tidak berarti, sanggup meluapkan emosi masyarakat bahkan dengan praktis memicu terjadinya konflik antargolongan masyarakat secara meluas dan tidak rasional. Di samping itu, warisan budaya juga membentuk ikatan setiap individu atau masyarakat dengan kawasan asal budayanya.

melaluiataubersamaini demikian kebudayaan sanggup membentuk sentimen-sentimen kelompok, suku dengan kawasan asalnya (parochial). Bahkan sentimen-sentimen kelompok tersebut sering kali dijadikan perisai terhadap ketidakmampuan individu-individu yang menghadapi tantangan lingkungan yang dianggap mengancam eksistensi budayanya.

Berdasarkan ciri dan sifat kebudayaan serta kondisi dan konstelasi geografi negara Republik Indonesia, tampak secara terang betapa heterogen serta uniknya masyarakat Indonesia yang terdiri dari ratusan suku bangsa yang masing-masing mempunyai moral istiadat, bahasa daerah, agama dan kepercayaannya sendiri.

Karena itu, tata kehidupan nasional yang bekerjasama dengan interaksi antargolongan masyarakat mengandung potensi konflik yang sangat besar, terlebih lagi kesadaran nasional masyarakat relatif masih rendah dan jumlah masyarakat terdidik relatif masih terbatas. 

Bangsa Indonesia yang menegara pada tanggal 17 Agustus 1945 ialah hasil dari satu proses usaha panjang yang secara embrional muncul melalui akad moral dan politik semenjak pergerakan Budi Utomo tahun 1908.

Dalam perspektif budaya, kehendak bersatu membentuk persatuan bangsa tersebut ialah proses sosial yang didorong oleh kesadaran segenap kelompok masyarakat untuk bahu-membahu membangun satu tatanan kehidupan gres dengan tetap mengakui dan mendapatkan eksistensi budaya masyarakat asal yang tidak sama beda ciri dan sifatnya. Sebagai suatu proses sosial, kehendak mewujudkan persatuan bangsa dalam satu kesatuan wilayah negara Republik Indonesia tersebut mengandung unsur dinamika.

Artinya, nilai persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia tidak akan terwujud secara lengkap dan tepat spesialuntuk dengan sekali usaha bersama berupa ikrar bersama (Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928) atau secara politik (Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945). Proses sosial untuk menjaga dan memelihara nilai persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia harus terus-menerus dilakukan sejalan dengan dinamika lingkungan yang terus berkembang.

Besarnya potensi konflik antargolongan masyarakat yang setiap ketika membuka peluang terjadinya disintegrasi bangsa semakin mendorong perlunya dilakukan proses sosial yang akomodatif Proses sosial tersebut mengharuskan setiap kelompok masyarakat bu-daya untuk saling membuka diri, memahami eksistensi budaya masing-masing, serta mau mendapatkan dan memdiberi (take and give).

 Budaya atau kebudayaan dalam arti etimologis ialah segala sesuatu yang dihasilkan oleh k Pengertian Kebudayaan dan Pemikiran Berdasarkan Aspek Sosial Budaya

Karena itu, keteguhan setiap masyarakat atau kelompok masyarakat atau suku bangsa terhadap ikrar/kesepakatan bersama akan sangat memilih kelangsungan hidup negara dan bangsa Indonesia dalam mencapai tatanan masyarakat yang harmonis. 

Di samping itu, bangsa Indonesia harus selalu ingat akan apa ya'ng pernah dialaminya di mana bentrokan yang menelan korban terjadi di beberapa tempat, contohnya bentrokan alasannya ialah perbedaan agama, impian untuk merdeka atau memisahkan diri, perbedaan etnis, dan sebagainya.

Dari tinjauan sosial budaya tersebut, pada hasilnya dipahami bahwa proses sosial dalam keseluruhan upaya menjaga persatuan nasional sangat membutuhkan kesamaan persepsi di antara segenap masyarakat wacana eksistensi budaya yang sangat bermacam-macam namun mempunyai semangat untuk membina kehidupan bersama secara harmonis.

melaluiataubersamaini adanya kesamaan persepsi ini wawasan kebangsaan atau wawasan nasional Indonesia diwarhai oleh impian untuk menumbuh rindangkan fakto-faktor positif, mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa, dan mengurangi-atau kalau sanggup menghilangkan-pengaruh negatif dari faktor-faktor yang sanggup mengakibatkan disintegrasi bangsa.



Sumber: PT. Gramedia Pustaka Utama

Post a Comment for "Pengertian Kebudayaan Dan Pedoman Menurut Aspek Sosial Budaya"