Pengertian Ekosistem Dan Komponennya
Tidak satupun makhluk yang bisa bertahan hidup secara sendiri, terpisah, dan terasing dengan makhluk hidup lainnya. Setiap makhluk hidup membutuhkan makhluk hidup lain dan lingkungan yang sesuai untuk kelangsungan hidupnya. Bagaimanakah bentuk kekerabatan makhluk hidup terhadap makhluk lainnya? Adakah imbas lingkungan terhadap kelangsungan hidup mereka?
Kalian tentu pernah mendengar atau membaca pemdiberitaan wacana tragedi kebakaran hutan di Kalimantan dan Sumatera yang terjadi pada tahun 2001 dan 2003. Peristiwa tersebut sudah menjadikan banyak sekali masalah. Asap yang berasal dari kebakaran hutan tersebut sanggup menimbulkan udara dipenuhi oleh gas-gas yang sanggup menganggu sistem pernapasan insan dan makhluk hidup lainnya.
Ratusan jenis flora dan binatang mati terbakar. Selain itu, banyak binatang lainnya yang terpaksa meninggalkan tempat hidupnya lantaran rusak atau sumber makanannya menghilang. Makhluk hidup dan lingkungan fisiknya selalu saling berkaitan dan tidak sanggup dipisahkan satu sama lainnya.
Masing-masing secara terus-menerus besar lengan berkuasa terhadap yang lain. Hubungan yang terus-menerus antara komunitas makhluk hidup dan lingkungan fisiknya sanggup menjadikan suatu kesatuan organisasi kehidupan yang disebut ekosistem.
Pengertian Ekosistem
Ekosistem ialah salah satu bidang kajian yang dipelajari dalam cabang biologi, yaitu ekologi. Ekologi (Yunani, oikos = rumah dan logy = "ilmu perihal" dari kata logikos = masuk akal) yaitu ilmu yang mempelajari interaksi antara makhluk hidup dengan makhluk hidup lain dan dengan lingkungan fisik. Hal tersebut diungkapkan andal zoologi Jerman, Ernst Haeckel (1866).
Komponen Ekosistem
Ekosistem terdiri atas dua komponen utama yaitu lingkungan biotik dan abiotik:
Lingkungan Biotik
Lingkungan biotik yaitu lingkungan yang terdiri atas komunitas makhluk hidup. Setiap makhluk hidup alam ekosistem menempati suatu tempat hidup yang spesifik. Tempat hidup tersebut antara lain sanggup di dasar perairan, bawah bebatuan, atau di dalam badan makhluk hidup lainnya.
Itulah sebabnya, pada tempat-tempat tertentu kita sanggup menemukan makhluk hidup yang khas dan tidak dijumpai di tempat lain. Tempat hidup yang spesifik tersebut dikenal dengan istilah habitat (Latin, habitare = bertempat tinggal). Setiap makhluk hidup mempunyai tugas khusus di dalam habitatnya. Peran atau cara hidup yang khusus dari setiap makhluk hidup di dalam habitatnya disebut relung ekologi atau nisia.
Lingkungan biotik terdiri atas bermacam jenis / spesies flora dan hewan. Sekelompok makhluk hidup dari spesies yang sama pada tempat dan waktu yang sama disebut populasi. Misalnya, rerumputan di halaman rumah (populasi rumput), sekawanan sapi di lapangan (populasi sapi), dan sejumlah siswa wanita dan pria di dalam kelas (populasi manusia).
Jika kita membicarakan suatu populasi, kita harus sebut jenis individunya dan memilih batas-batas waktu serta tempat. Misalnya, populasi banteng liar di Taman Nasional Baluran, Jawa Timur pada bulan Juli - Oktober 1996 sebanyak 2.000 ujung.
Populasi sanggup berubah setiap saat. Perubahan populasi dipengaruhi oleh faktor kelahiran, kematian, dan migrasi. Satu populasi sanggup meningkat jikalau angka kelahiran lebih besar daripada angka selesai hayat atau migrasi. Beberapa populasi yang tidak sama dari flora dan binatang yang hidup bersama di dalam lingkungan yang sama disebut komunitas. Ada beberapa macam komunitas. Misalnya, komunitas kolam, komunitas hutan, dan komunitas pantai.
Lingkungan Abiotik
Lingkungan abiotik yaitu lingkungan yang terdiri atas benda-benda tak hidup. Lingkungan abiotik mencakup cahaya, suhu, udara, air, tanah, mineral, dan kelembapan. Berikut ini akan dibahas referensi dari faktor abiotik:
- Cahaya
Tumbuhan hijau sanggup hidup jikalau memperoleh cukup cahaya matahari. Intensitas cahaya besar lengan berkuasa terhadap penyebaran flora dan hewan. Beberapa flora mengatakan pembiasaan untuk menjangkau cahaya, menyerupai flora pemanjat. Kebanyakan binatang memerlukan cahaya matahari, tetapi beberapa di antaranya melaksanakan pembiasaan khusus dalam lingkungan petang. Misalnya, kelelawar, binatang yang biasa melaksanakan kegiatan dalam keadaan petang.
- Suhu
Suhu mensugesti acara flora dan hewan. Pada batas tertentu, penurunan suhu menimbulkan acara metabolisme makhluk hidup menjadi menurun. Kebanyakan, makhluk hidup tidak tahan terhadap suhu ekstrem. Beberapa flora berbunga sanggup mengikuti keadaan terhadap perubahan demam isu dan tahan terhadap gerah, demam isu gerah atau demam isu hujan. Beberapa bentuk pembiasaan tersebut yaitu terdapatnya organ-organ penyimpanan di dalam tanah, kemampuan menggugurkan daun biar tidak kehilangan banyak air, atau kemampuan biji yang sanggup melaksanakan dormansi.
- Air
Distribusi air hujan setiap tahun, memilih jumlah ketersediaan air di dalam ekosistem. Air ialah faktor penting dalam kehidupan flora dan hewan. Tidak ada satu pun makhluk hidup yang sanggup hidup bertahan usang tanpa air. Meskipun demikian, ada beberapa makhluk hidup yang bisa hidup dalam keterbatasan persediaan air. Misalnya, unta dan flora serofit.
- Oksigen
Sebagian besar makhluk hidup, memerlukan oksigen dalam kehidupannya. Makhluk hidup tersebut tidak akan sanggup bertahan hidup jikalau lingkungannya belum sempurnanya oksigen. Akan tetapi pada beberapa spesies tertentu, justru kehadiran oksigen sanggup menimbulkan acara hidupnya menjadi terganggu.
- Topografi dan Tanah
Bentuk fisik suatu tempat (topografi) dan kondisi tanah memilih jenis flora dan binatang yang hidup di sana. Kerindangan flora sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah tempat tumbuhnya tumbuhan. Kondisi demikian, secara eksklusif ataupun tidak eksklusif akan besar lengan berkuasa terhadap penyebaran hewan.
Daftar Pustaka: Yudhistira
Post a Comment for "Pengertian Ekosistem Dan Komponennya"