Adaptasi Fisiologi Pada Binatang Dan Tumbuhan
Adaptasi Fisiologi
Seperti halnya bentuk morfologi. organ tubuh, proses fisiologi di dalam badan makhluk hidup juga diadaptasi dengan lingkungannya. Kemampuan menyesuaikan din tersebut ialah hasil perubahan perlahan-lahan dalam waktu yang lama. Proses penyesuaian diri itu sendiri sanggup berlangsung secara cepat. Berikut ini ialah beberapa tumpuan pembiasaan fisiologi yang terjadi pada makhluk hidup.
Penyesuaian terhadap intensitas cahaya
Jika kita berada di ruang yang petang atau remang-remang, maka pupil mata kita akan terbuka lebar. Sebaliknya, bila kita berada di ruang yang terang, maka pupil kita akan menyempit. Melebar atau menyempitnya pupil mata ialah upaya untuk mengatur jumlah sinar yang masuk. Sinar yang kekuatannya (intensitas) tinggi sanggup mengganggu atau merusak sistem kerja mata. Sebaliknya, bila sinar yang masuk terlalu Iemah atau kurang, maka kita susah untuk melihat.
Seperti sudah kalian pelajari di kelas II, proses melihat melibatkan banyak proses fisiologi. Artinya, upayamata kita mengatur jumlah sinar yang masuk melalui pupil ialah proses pembiasaan fisiologi. Adaptasi fisiologi semacam ini ialah tumpuan pembiasaan yang sifatnya reversibel atau sanggup balik.
Penyesuaian terhadap kadar oksigen
Jika seseorang yang biasa hidup di kawasan pantai berpindah ke kawasan pepegununganan yang tinggi (inisalnya dengan ketinggian di atas 2.000 meter di atas permukaan laut), maka akan terjadi perubahan fisiologi di badan orang tersebut. Mula-mula pernapasan orang tersebut menjadi lebih cepat. Hal ini ialah upaya badan untuk mencukupi kebutuhan oksigen lantaran kadar oksigen di udara pepegununganan lebih rendah bila dibandingkan kadar oksigen di kawasan pantai. Dalam jangka waktu yang lebih lama, kondisi ini akan teratasi dengan meningkatnya jumlah butir-butir sel darah merah (eritrosit) di dalam darah. Eritrosit ialah penggalan darah yang beruna untuk mengangkut oksigen. Semakin banyak jumlah entrosit, semakin banyak oksigen yang sanggup diangkut ke janingan tubuh. Adaptasi semacam ini ialah pembiasaan fisiologi yang bersifat reversibel. Artinya, bila orang tersebut kembali ke dataran rendah, maka secara perlahan jurnlah eritrosit akan turunE atau normal menyerupai tiruanla.
Penyesuaian terhadap kadar garam
Ikan air bahari menghasilkan urin lebih pekat dibandingkan ikan air tawar. ini disebabkan kadar garam air bahari lebih tinggi daripada kadar garam air tawar. Tingginya kadar garam air bahari mengakibatkan ikan air bahari belum sempurnanya air. Air dan dalam sel badan ikan bahari keluar melalui proses osmosis.
Karena belum sempurnanya air, ikan harus banyak ininum air laut. Akibatnya, kadar garam dalam darahnya menjadi tinggi (pekat). Untuk mengurangi kepekatan cairan tubuhnya, ikan mengeluarkan urin yang pekat pula. Untuk mengimbagi banyaknya jumlah air yang keluar dan tubuhnya, ikan air bahari spesialuntuk mengeluarkan sedikit urin.
Hal sebaliknya terjadi pada ikan air tawar. Karena cairan di lingkungan lebih encer daripada cairan di dalam badan ikan, air dan lingkungan masuk ke badan ikan secara osmosis. Untuk mengatur keseimbangan osmotik dan ion, insang menyerap garam (NaCI). Untuk memmembuang kelebihan air, ikan air tawar mengeluarkan urin yang encer. Peristiwa semacam ini ialah pembiasaan fisiologi ikan terhadap lingkungannya.
Sumber Pustaka: Erlangga
Post a Comment for "Adaptasi Fisiologi Pada Binatang Dan Tumbuhan"