Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Menyusun Kalimat Efektif Dan Contohnya

Menyusun Kalimat Efektif


Tahukah engkau apa yang dimaksud dengan kalimat efektif? Perhatikan kalimat diberikut ini!

Rabu. 26 januari 2005 sekitar pukul 10.00, saya melihat gelar operasi ketertiban kemudian lintas di Jalan Tentara Pelajar, Magelang.

Kalimat di atas ialah pola kalimat efektif. Kalimat efektif yakni kalimat yang memenuhi syarat-syarat sebagai diberikut:


  • secara tepat mewakili gagasan penulisnya;
  • menimbulkan gagasan yang sama tepatnya antara pikiran pembaca menyerupai yang dipikirkan penulis.
Kalimat efektif mempunyai ciri-ciri adanya kelengkapan unsur, ketepatan urutan kata, kesejajaran, dan penekanan.

Kalimat Lengkap



Kalimat lengkap yakni kalimat yang sedikitnya dibuat oleh fungsi subjek, predikat dan atau objek, serta keterangan.

Kelengkapan pada dua kalimat di atas ditunjukkan oleh kehadiran tiruana unsur inti kalimat. Unsur inti kalimat (a) ialah subjek dan predikat, sedangkan unsur inti kalimat (b) ialah subjek, predikat, objek, dan keterangan. Kehadiran objek dan keterangan pada kalimat (b) sifatnya manasuka.

Pelepasan salah satu unsur kalimat menimbulkan struktur kalimat tersebut menjadi tidak sempurna. Kalimat semacam inilah yang sering pula disebut kalimat elips atau kalimat minor. Kalimat elips umumnya muncul sebagai jawabanan atas suatu pertanyaan.

misal:
  1. Presiden (sebagai jawabanan atas pertanyaan, Siapa yang berpidato?)
  2. Membahas RUU (sebagai jawabanan atas pertanyaan, Apa yang dilakukan anggota DPR?)
Munculnya kalimat-kalimat elips atau kalimat minor sering dijumpai dalam ragam bahasa lisan. Seseorang menuturkannya dengan maksud efisiensi. Tidak demikian halnya dalam ragam tulisan, terutama untuk goresan pena yang bersifat ilmiah atau resmi.

Ketetapan Urutan Kata dalam Kalimat


Urutan kata dalam kalimat memilih makna kalimat itu sendiri.

Perhatikan kalimat-kalimat diberikut mi!
  1. Ibu memanggil ayah.
  2. Ayah memanggil ibu.
Dua kalimat di atas terang tidak sama maknanya alasannya urutan katanya tidak sama. Pada kalimat a, yang memanggil ialah ibu dan yang dipanggil ialah ayah, sedangkan pada kalimat b yang memanggil ayah dan yang dipanggil ibu.

Kesejajaran



Kesejajaran yang dimaksudkan ialah penerapan bentukan kata atau frasa imbuhan yan.g mempunyai kesamaan, baik dalam fungsi maupun bentuknya. Jika pecahan kalimat itu memakai kata kerja diberimbuhan di-, pecahan kalimat yang lainnya pun harus memakai di-.

misal:
  • Polisi menangkap penjahat itu, kemudian dibawanya ke rutan.
Kalimat di atas tidak efektif alasannya tidak mempunyai kesejajaran antara predikat-predikatnya. Predikat yang satu memakai predikat aktif, yakni memakai imbuhan ne(N)-(menangkap), sedangkan yang satu lagi memakai predikat pasif, yakni memakai imbuhan di- (dibawanya). Oleh alasannya itu, kalimat tersebut harus diubah menjadi:
  • Polisi menangkap penjahat itu, kemudian membawanya ke rutan.
  • Penjahat itu ditangkap polisi, kemudian dibawanya ke rutan.

Penekanan


Bagian kalimat yang dipentingkan perlu ditonjolkan dan unsur-unsur yang lain. Beberapa cara yang sanggup dilakukan untuk memdiberi pengutamaan itu ialah sebagai diberikut.
  • Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan pecahan yang penting di depan kalimat.
misal:
  1. Harapan kami yakni biar kasus mi sanggup kita bicarakan lagi pada peluang lain.
  2. Pada peluang lain, kami berharap sanggup membicarakan lagi kasus ini.
  3. Kita sanggup membicarakan lagi kasus mi pada peluang lain.
  • Menggunakan partikel —lah, —pun, dan —kah.
misal:
  1. Saudaralah yang harus bertanggung balasan dalam kasus itu.
  2. Kami pun turut dalam aktivitas itu.
  3. Bisakah beliau menuntaskan masalahnya?
  • Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang kata yang dianggap penting.
misal:

Dalam membina kekerabatan antara suami istri, antara guru dan anakdidik, antara orang bau tanah dan anak, antara pemerintah dan rakyat, dibutuhkan adanya komunikasi dan perilaku saling memahami antara satu dan lainnya.
  • Menggunakan perperihalan atau perlawanan maksudnya dalam pecahan kalimat yang ingin ditegaskan.
misal:
  1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
  2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.
Sumber Pustaka: Gguaca Exact

Post a Comment for "Menyusun Kalimat Efektif Dan Contohnya"