Tujuan Dan Landasan Aturan Islam
Hukum-hukum dalam Agama Islam diciptakan untuk insan tidak secara kebetulan saja, melainkan ada maksud-maksud yang penting. Agama Islam membimbing insan ke arah kemaslahatan dan keselamatan manusia, baik di dunia maupun diakhirat.
Makara tiruana hukum-hukum dalam Agama Islam ialah adil, tiruananya mengandung nikmat, tiruananya mengandung rahmat dan tiruananya mengandung hikmat. Agama mensyari`atkan hukum-hukum tidak percuma dan sia-sia.
Tiap-tiap ketentuan aturan dalam syari`at Islam mengandung keadilan, kebenaran, rahmat dan hikmat. Segala soal yang membawa insan meninggalkan keadilan, kebenaran menuju kedhaliman dan kesalahan, meninggalkan maslahat menuju mafsadat ialah berperihalan dengan maksud syarat.
Agama Islam mensyari`atkan hukum-hukum Islam bertujuan dan memiliki maksud yang umum yang mencakup tiga pokok, yakni:
A. Memelihara Segala Yang Dharury (Yang Mesti Terwujud Bagi Manusia)
Yang dimaksudkan dengan hal-hal yang dharury ialah segala sesuatu yang sangat diharapkan untuk kehidupan insan yang jikalau tidak ada hal itu maka kehidupan insan menjadi berantakan, timbullah kekacauan dan berkembanglah kerusakan.
- Melindungi agama.
- Melindungi jiwa.
- Melindungi akal.
- Melindungi keturunan.
- Melindungi harta-benda.
Adanya aturan yang menjamin terwujudnya urusan yang dharury yang lima macam pokok itu termasuk kebutuhan yang dharury juga, artinya suatu kepastian yang wajib terwujudnya ialah adanya hukum-hukum yang menjamin terpeliharanya santunan kepada lima macam pokok tersebut di atas.
Kita perhatikan adanya hukum-hukum yang lengkap tentang peribadatan dan jihad (perang membela Agama) ialah untuk melindungi dan memelihara terwujudnya Agama Islam. Adanya hukum-hukum yang berafiliasi dengan qishas dan had, hukum-hukum yang mengancam dengan eksekusi yang berat atas penibunuhan dan penganiayaan ialah untuk memelihara jiwa manusia.
Adanya larangan minum-minuman keras ialah untuk melindungi dan memelihara nalar manusia. Adanya hukum-hukum pernikahan, perceraian, hadhanah, warisan dan sebagainya ialah untuk melindungi keturunan yang baik, suci membersihkan dan teratur. Adanya hukum-hukum tentang jual-beli, adanya eksekusi berat bagi pencuri, pembegal dan sebagainya ialah untuk melindungi harta benda manusia.
Melihat kepada urutan yang terdapat dalam hal-hal yang dharury yang dilindungi oleh hukum-hukum Agama tersebut diatas, ialah berdasarkan urutan kepentingan, artinya yang terpenting ialah melindungi Agama, kemudian jiwa, kemudian akal, kemudian keturunan yang terakhir ialah harta-benda, dilarang dibalik-balik.
Yang sepenting-penting maksud syara` ialah memelihara dan melindungi Agama, maka jikalau terdapat pihak manapun yang akan menghancurkan Agama Islam, maka setiap orang yang beragama Islam wajib mempertahankan dan menegakkan Agama, baik dengan harta-benda, nalar pikiran, ilmu dan sebagainya, dan jikalau terpaksa tidak ada jalan lain selain harus mengorbankan jiwa, maka setiap orang yang beragama Islam wajib mempertahankan Agama dengan segala jiwa-raganya sehingga jiwanya setiap dikala tersedia demi untuk mempertahankan Agama dari serangan dan penghancuran musuh yang hendak membinasakan Agama Islam.
Jangan hingga terbalik, yaitu untuk melindungi harta benda maka agama, jiwa, nalar dan keturunannya dipertaruhkan. Ini tidak sesuai dengan urutan yang semestinya.
Diperbolehkan kita minum arak di kala terpaksa yang apabila tidak minum membahayakan jiwa kita. Jiwa insan lebih dipentingkan dari akal, jikalau harus menentukan satu diantara keduanya. Demikian pulalah yang lain-lainnya.
B. Menyempurnakan Segala Yang Dihayati Manusia
Urusan yang dihajati insan ialah segala yang diharapkan oleh insan untuk megampangkan atau untuk meentengkan dalam menanggung kesukaran bebanan-bebanan hidup, tetapi jikalau kebutuhan yang dihajati itu tidak terwujud, maka tidak membawa kerusakan hidup insan dan tidak membawa kekacauan hidupnya. Adanya keentengan aturan bagi orang yang sakit, dalam perjalanan dan sebagainya ialah untuk menyempurnakan hajat manusia.
Urusan keindahan ialah urusan yang diharapkan oleh rasa-kemanusiaan, kesusilaan dan keseragaman hidup. Apabila keindahan ini tidak diwujudkan maka tidak hingga mengakibatkan kerusakari atau kekacauan dan tidak pula mengakibatkan kepicikan dan kesukaran hidup, tetapi spesialuntuklah mengakibatkan pandangan yang kurang pantas, kurang sopan dan sebagainya.
Urusan-urusan yang membawa keindahan pergaulan dan keindahan langsung ini kembali kepada soal-soal akhlaq dan budbahasa yang baik dan segala sesuatu yang dimaksud untuk mencapai keseragaman hidup melalui jalan-jalan yang utama.
D. Arti Hukum Dan Macam-Macamnya
Perkataan aturan ialah berasal dari bahasa Arab yang berdasarkan pengertian bahasa diartikan dengan: "Menetapkan sesuatu pada sesuatu", contohnya ada orang mengatakan: mencuri itu buruk maka dalam hal ini berarti menetrapkan sifat buruk pada pekerjaan mencuri.
Sumber Pustaka: PT. AL Ma'arif
Post a Comment for "Tujuan Dan Landasan Aturan Islam"